Genggaman tangan Akmal mengendur, matanya terus fokus padaku, dia mencoba membaca semua sakit hati yang aku rasakan.
Aku mundur beberapa langkah, dan tanpa peduli lagi apa yang Akmal lakukan, aku melangkah ke kamar ku, mengunci diri di sana, membiarkan Akmal tetap berdiri sendiri.
Aku tidak keluar lagi untuk beberapa saat, baru ketika satu jam kemudian, aku mendengar suara mobil Akmal menjauh.
Aku sudah cukup lelah, benar-benar lelah. Aku ingin segera melupakan Akmal, Gilang, Amanda dan semua masa laluku.
YOU ARE READING
Informed Consent
General Fiction"Setiap hal yang terjadi atas persetujuan kita, ada andil kita di dalamnya. Jangan mudah menyalahkan takdir jika ada yang tidak sesuai keinginan, jangan buru-buru menyebutnya ujian, karena bisa saja yang sedang terjadi adalah ganjaran dari apa yang...