(6) Question and Answer

426 116 11
                                    

Beliau yang kami sapa 'Kang Rasyiq' menaiki panggung kecil yang sudah disiapkan panitia, di bawah tatapan seluruh warga pesantren yang sejak awal sudah menanti-nantinya. Kulihat sosok yang katanya 'mempesona' itu berjalan sopan seperti biasa.

Apa-apaan teriakan heboh itu? Apa istimewanya pria itu hingga berjalan santai saja semua histeris? Bahkan Aini disampingku ikut berseru-seru sambil bertepuk tangan.

Beliau memulai acara dengan memberikan penghormatan untuk Kiai dan ibu Nyai.

"Wah.."

"MasyaAllah.."

"SubhanAllah.."

"Allahu Akbar.."

Terdengar suara lirih dari Santri Putri di sekitar saat Kang Rasyiq sempurna menghadap audiens, kulihat mata mereka berbinar-binar melihat sosok itu- sirat akan kekaguman. Refleks aku terkekeh pelan, melihat wajah Pria tampan saja mereka berzikir... Santri memang bukan main!

Selanjutnya di lanjutkan dengan acara inti, materi keAl-Qur'anan. Kang Rasyiq berbicara dengan bahasa yang sangat baik melalui Microphone yang ada. Suaranya menggema diseluruh lingkungan Masjid dan halaman Pesantren. Semua menyimak pembicaraannya antusias.

Kuakui memang, ketenaran dan kemampuannya tidak abal-abal. Dia salah satu santri hebat Pesantren ini. Kudengar juga ia mengabdi disini sejak Mts. Ketelatenan dan keistiqomahan membuatnya sangat wajar diandalkan Abah. Banyak santri yang mengatakan jika Kang Rasyiq itu santri multi talent, Santri badass-nya Pesantren ini.

Beliau masih berbicara di depan. Kepalaku menunduk dengan buku yang sedari tadi kubawa dipangkuan, seraya menyimak dan mencatat beberapa hal dan ilmu yang sekiranya penting untuk dicatat.

Al-Qur'an..

Al-Qur'an..

Al-Qur'an..

Aku teringat sebuah momen forum di saat Mts kelas 7 semester 2, bapak guru memberi kami pertanyaan 'Apakah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW?' seluruh siswa menjawab berbagai jenis, ada yang menyebut dakwah, menerima wahyu, kemenangan perang, dan lain-lain. Sedangkan aku, karena sering di ajak bapak mengikuti pengajian di luar kota, pikiranku hanya terlintas Isra Mi'raj. Namun nyatanya, bapak guru membenarkan lagi jika mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur'an.

Bayangkan saja? Sudah berapa puluh bahkan ratusan tahun kita berpisah dengan Nabi Akhir zaman? Berapa abad-kah Al-Qur'an estafet dari masa ke masa? Dari tangan ke tangan umat manusia? Secara logika, nyaris tidak mungkin Kitabullah ini tetap suci dan murni mengingat ada miliaran tangan nakal yang ingin merusaknya? Bagaimana bisa Al-Qur'an tetap terjaga dengan baik hingga saat ini?

Ya. Itulah Mukjizat Nabi. Mukjizat adalah peristiwa ajaib yang sungkar dijangkau oleh kemampuan akal manusia.

Seperti pada umumnya dalam pelajaran agama, disebutkan bahwa membaca Al-Qur'an tanpa memahami maknanya saja tetap akan dicatat sebagai pahala. Nabi Muhammad SAW memang memerintahkan demikian, misalnya dengan menganalogikan rumah yang penghuninya tidak pernah dibacakan Al-Qur'an itu bagaikan kuburan. Maklum jika kemudian orang-orang menjadikan ibadah membaca ayat-ayat Qur'an ini sebagai kegiatan rutin dimanapun- bahkan sampai muncul gerakan membaca bersama-sama, seperti One Day One Juz.

Wajahku menoleh ke Aini. Seketika itu pula aku melotot. Bukannya mencatat, malah perempuan itu tak hentinya memandang Kang Rasyiq dengan binar mata kagumnya.

"Tak apa jika diniatkan memandang wajah guru, Ra.." Alasan Aini beraksi. Aku hanya menepuk dahi tak menyangka dirinya juga salah satu fanatik garis keras Kang itu.

Setelah 30 menit berlalu, beliau undur diri karena waktu pembicaraannya sudah habis. Santri putra maupun putri hanya berseru-seru meminta tambahan waktu. Memang benar, bersama orang mengagumkan sekaligus menyenangkan, waktu terasa berjalan cepat.

NAYANIKA ZARA✅Where stories live. Discover now