Rasa Yang Terpendam

77 16 5
                                    

"Terkadang kita berada di pilihan. Lebih memilih mengejar orang yang kita cintai, atau menoleh kebelakang menerima orang yang mencintai kita".

#bagaimana?

..

.

.

..

"Hacyuhh..."badan Aliya panas, dan sepanjang hari kemarin hanya berbaring di tempat tidur.

Kemarin Aliya membeli banyak es krim dengan Nia. Hal itu jadi berdampak dengan kesehatannya sekarang. Demamnya muncul hidung Aliya pilek, dan ia bersin-bersin terus.

Fahri kemarin terkejut saat melihat Aliya minta di jemput dengan keadaan nangis, dan baju acak-acakan. Setibanya dirumah kemarin Aliya hanya murung di dalam kamar, bahkan nenek juga ikut khawatir.

Fahri tidak mau terlalu menuntut penjelasan, ia ingin Aliya mengatakannya saat sudah tenang. Nenek hari ini berada dirumah dengan Aliya. Jadi, Fahri yang membantu mengelola butik lagi.

Fahri sudah menghubungi sekolah, bahwa hari ini Aliya tidak bisa mengikuti pembelajaran.

..

.

.

..

"WOII!!!" teriak Ahkam dari arah pintu masuk kelas. Tangannya mengepal dingin.

Kemarin, Azmi mendengar cerita tentang Aliya yang pergi dengan tingkah aneh setelah bertemu dengan gurunya dulu. Dan terlebih fakta bahwa Aliya yang tidak masuk hari ini. Azmi menebak itu semua karena Ahkam.

"Lo apain Aliya kemarin hah?!"ucap Azmi kemudian membuat semua orang dikelas kini tertuju pada mereka berdua.

Ahkam hanya diam, dia tidak bisa berkata-kata. Ia hanya ingin berbicara dengan Aliya saja bukan orang lain. Tapi, Ahkam berfikir apa Aliya tidak masuk hari ini karena tidak ingin bertemu dengannya.

Azki tambah geram dengan diamnya Ahkam. Semua murid disana sudah mengambil ancang-ancang kabur jika ada perkelahian pada akhirnya.

Irsyad, Aban, dan Nia datang kemudian. Mereka juga penasaran dengan apa yang terjadi antara Ahkam, dan Aliya.

"Ada apa kemarin?" Tanya Aban kepada Ahkam juga tapi tidak dibalas juga.

Deni yang duduk disamping Ahkam mulai merasakan suasana nggak enak. Semua orang tahu kelima sahabat itu nggakakan tinggal diam jika salah satu diantara mereka terjebak masalah.

"Songong banget sih, Lo pasti nyakitin Aliyakan? Setelah apa yang terjadi sama dia gara-gara Lo" to angan Azmi mengepal lagi. Entah dorongan kekesalan atau apa, Azmi melayangkan pukulannya mengenai pipi Ahkam.

"Bukk " suara hantaman tangan Azmi terdengar nyaring membuat semua orang terkejut. Pipi Ahkam berwarna merah lebam.

Irsyad, dan Aban yang mengerti situasi akan semakin parah memegang Azmi dengan erat.

"Bro gak usah gitu juga kali, kita cuman nanya gakada baku hantam segala" Irsyad memegangi tangan Azmi dengan erat.

Nia yang hanya diam mulai turun tangan, ia berjalan mendekati Azmi. Aban yang tidak kuat memegang tangan Azmi akhirnya melepaskannya.

DIAKAH DO'AKU (Hafidzul Ahkam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang