Teror

89 12 6
                                    

"Kenapa orang sangat suka membenci orang lain, dan saling menjatuhkan. Padahal bukannya lebih baik jika bisa bersaing secara sehat"

#bagaimanainginmaju

..

.

Aliya pov~

Keterkejutan ku mendengar hubungan Olivia dengan Irsyad tidak bisa hilang dari pikiranku. Aneh banget sih dengan Olivia yang emndadak pindah haluan. Padahal setahuku itu anak sulit dibantah.

Tapi, dari pada aku memikirkan itu lebih baik sekarang aku fokus untuk membuat perencanaan untuk wawancara pas lomba nanti. Aku akan mengajak Nia untuk ikut menjadi jurnalisnya.

Tangku menarik Nia yang hendak berjalan cepat. Sedangkan Nia yang aku tarik malah mengernyit kebingungan.

"Apaan sih tarik-tarik? Risih tau ntar kalau bajuku robek gimana? Situ yang robekin sini yang malu setengah mati" gerutu Nia sambil mengernyitkan dahinya menatap aku.

"Maaf-maaf cuman mau ngomong buat ikut meliput pas Aban lomba nanti, ehm- maksudnya kelompoknya"jelasku langsung diikuti anggukan oleh Nia.

"Yaampun, kamu sama aku temenan apa baru kemarin yak? Masa perihal gitu aja pakek ngomong. Yajelas bakal aku temeninlah Bambang" balas Nia sambil menahan tawa yang akan membludak.

"Ya siapa tau ntar kucing kamu mati, trus kamu gak bisa nemenin aku buat acara itu. Lebih baik kan memastikan"Aku membalas Nia dengan senyuman.

"Kok jadi kucing aku yang jadi sasaran, amit-amit jangan sampai Bob (nama kucing Nia) Sampek mati" geram Nia ingin menjitak kepalaku tapi aku keburu lari.

"Nggak kena wlekkk-Bruukkkkkk" aku terjungkal kebelakang. Kepalaku terasa eoning kayak abis nerjang batu-bata. Tapi, gak ada bintang atau burung yang berterbangan gitu disekitar kepalaku.

"Ya ya kamu gak gagar otakkan?" Tanya Nia yang terus menggoyangkan pundakku.

"Gak usah do'ain gitulah, ntar balik Lo"balasku sambil memegangi kepalaku yang sakit.

"Lah, kena azabkan"Nia membantuku berdiri.

"Lo gak papakan, makanya kalau lari liat-liat ini sekolah bukan punya Lo ya" ucap Regan kakak kelas sekaligus ketua OSIS sambil memandangku sinis.

"Iya iya maaf aku yang salah" balasku mengalah karena memang betul juga aku yang salah.

"Ya terserah" balas Regan hendak berjalan pergi tapi ditahan oleh Aliya.

"Kak"ucap Aliya menggantung.

"Apaan lepasin tangan gue jijay"balas Refan menoleh, dan menepis tangan Aliya.

"Yaelah sewot amat, aku cuman mau bilang. Kalau banyak salah minta maaf ya, aku gak mau ada dendam-dendaman diantara kita. Toh kan dendam itu gak-" Aku berniat menjelaskan tapi langsung dipotong.

"Siapa juga yang dendam sama Lo, ke Gr-an banget. Udah gue sibuk " balas Refan kemudian ngacir pergi.

"Tahan-tahan jangan baku hantam" ucap Nia memengelus dadanya sambil mengatur nafasnya.

DIAKAH DO'AKU (Hafidzul Ahkam)Where stories live. Discover now