"Ralin ajak Hardy ke tempat favoritnya di atap.... Kami mengobrol di sana, Sumpah hanya itu," Jelas Hardy.

"Di atap?" Tante Citra bingung.

"Iya, Ralin punya tempat favoritnya di atap," Hardy tak bohong ke Mamahnya.

Papah dan Mamahku super canggung mengaku hal itu benar, tempat favoritku memang di Atap.

"Putriku beraroma parfum anakmu.... Aku makin yakin, sekarang,"

"Dan di sini.... Aku juga cium parfum Ralin, Dan noda apa yang ada di bajumu itu?"

Warna abu yang lebih gelap itu bekas air mataku di ruang wardrobe. Kenapa juga Hardy tidak sempat mengganti bajunya dan malah rebahan mainan hp, Maksudku kenapa.

"Ralin menangis sesenggukan tadi...., Dia memelukku hanya itu Om," Hardy tak tak bohong Aku menangis sesenggukan waktu itu.

Aku tak tuliskan itu, biar Hardy yang katakan. Takutnya kalian tidak percaya, buat baju dia super basah.

"Sudahlah jauhi putriku dulu sementara ini, Dan Kau Hendra. Aku minta kontak ponselmu, Aku ingin bicarakan sesuatu antar Bapak," Hardy bilang Papahku katakan itu ramah.

"Tentu," Om Hendra berikan nomornya ke papahku.

Setelah Mamah dan Papahku pulang. Hardy bilang kekacauan itu dimulai.

Hardy mendapat tamparan keras dan makian dari mulut Om Hendra, sebenarnya tak perlu katakan kejadian itu kalau tak perlu. Tapi Aku perlu katakan itu juga pada kalian.

Lebih baik kalian mengerti bahkan memburuk setelah makian dan tamparan itu. Om Hendra sebut kata yang paling buat Hardy sakit hati.

'Lihat kelakuan anak Harto tuh!' Aku mengerti kenapa Hardy membencinya sekarang, Itu cukup mengguncang siapa pun.

Bawa-bawa orang yang sudah meninggal dan katakan hal yang cukup mengguncang tadi, Buatku gemetaran setiap baca pesanan dari Hardy.

Kami berpesanan makin intens.

Hardy sempat berkelahi dengan Om Hendra sebelum akhirnya cacian juga saling tunjuk keluar dan meluap-luap, Mereka dilerai tante Citra.

Papahnya yang dibela, Karena Hardy memang salah. Meski itu salah paham.

Aku bukan 'victim-minded people' tapi memang benar kan, Sekali lagi itu salahku telah mengajaknya ke atap. Tempat favoritku, untuk menjawabnya di sana.

Hardy pergi ke kamarnya.

Hardy sempat tidur sebentar juga bangun lebih awal yang resah sama sepertiku, Dia terbangun ceritakan semua kejadian tadi padaku.

Yang sekarang kalian sudah tahu.

Kami janji bertemu disekolah, Papah tentu mengantarku ke sekolah. Astrid kali ini tidak bersama kami, Dia memang begitu, kalau dia sudah punya pacar, Sahabatnya dilupakan.

Astrid berangkat sekolah dengan Aaron. Buatku berpikir bagaimana rasanya berangkat bareng pacar.... Sedangkan Aku, Diantar Papah.

Untuk pertama kalinya Aku benci diantar Papah. Ini bukan karena iri atau Aku tak bersyukur, entahlah.

Papah tak sadar.

Sulit dijelaskan, Aku ingin sedikit bebas seperti Anak Remaja lainnya, Aku manusia Aku tak pernah puas dan itu manusiawi.

Kenapa?

Bukan soal Papah tak sadar Aku pakai jaket siapa, tentu Aku memakai Jaket Hardy yang semalam tertinggal dan tertidur bersamaku anyway, Aku bersumpah bukan soal itu kok.

Exist Season2Where stories live. Discover now