Episode 6: The Night to forget

2 1 0
                                    

Aku simpan foto itu.

Foto Subana mengusap-usap bahu Selma itu.

Aku tak sabar mau pulang ke rumah.

"Kalian kenapa lama sekali?"

Papah hanya bertanya, tidak marah.

Aku ingin jawab tapi Astrid yang menjawabnya.

"Om maaf— kami lama.... Tapi itu tadi sayang sekali untuk dilewatkan, Om tahu.... Di sekolah kita ini ada anak yang dibenci satu sekolah dan Dia sering bertindak semaunya,"

"Astrid....," kataku.

Kenapa malah bahas Atan.

Aku ingin cepat-cepat sampai rumah.

Astrid malah bercerita buat papah tak langsung menjalankan mobilnya.

"Ih tak penting bicarakan itu, Pah Ayo jalan,"

"Iyaa-iyaa," Papah menoleh ke arahku dan dia senyum.

"Ralin, Kau sedang dekat dengan seseorang ya?" kata Papah.

"Iya Astrid Dia seseorang dan dekat disebelahku...."

"Duh... Om harus to the point kalau bicara pada Ralin, Ralin kau punya pacar ya?" Astrid marah-marah.

"Belum," jawabku.

"Jangan bohong, bagaimana anak laki-laki yang datang kemarin yang Mamah ceritakan itu, dan kau buru-buru ke kamar juga semalam," Papah katakan itu.

Buat Astrid menganga tak menyangka dan bangga menatapku.

"Ih Papah,"

Rasanya Aku ingin cubit Papah sama sepertiku mencubit Hardy di motor.

Oh iya ada dimana ya si Hardy itu?

Hardy lagi— Hardy lagi.

Dia terus yang terpikirkan, Atau menganggu kepalaku.

Tunggu, kenapa Aku memikirkan orang itu.

Diakan bukan siapa-siapaku.

Aku ingin Papah paham kalau Aku ini bukan kekasihnya siapa-siapa.

"Ih papah sok tahu!"

Terpaksa jelaskan ini sambil marah-marah.

"Pertama Hardy itu bukan kekasihku,"
"Kedua, Aku buru-buru ke kamar karena Selma.... Aku ada kerja kelompok dengan Selma jadi Aku teleponan dengan dia,"

"Bohong Om, pokoknya Ralin ini sudah pandai berbohong.... Dia tak pernah satu kelas dengan si selma itu,"

"Ih memangnya kerjasama dalam mengerjakan tugas meski tak pernah sekelas..... tidak boleh?"

"Boleh kok," kata Papahku.

"Tuh dengar Strid Papahku tak melarangnya, kau saja yang ribet,"

"Kerjasama dalam tugas apa, Om Alfarizi jangan senang dulu...., suruh Ralin cerita.... Asal Om tahu Ralin itu dimanfaatkan Om— oleh si Selma itu,"

"Ih Astrid iya deh Iyaa, untung  kau mengusirnya tadi di teater, terima kasih banyak yaa," kataku coba buat Astrid berhenti bicarakan si Selma itu.

Pertama, Astrid sahabatku niat dia sebenarnya baik, melindungiku.

Karena hey, Itu alasan Aku satu sekolah dengan Astrid, hanya dia pelindungku.

Kedua Aku mau Astrid berhenti bahas Selma, karena Aku tak akan berhenti bantu Selma.

Aku juga ingin benar-benar bantu Selma bukan bantu yang setengah-setengah.

Aku seperti Selma kelas 10 dulu....

Exist Season2Where stories live. Discover now