📓[28] Always Love

Beginne am Anfang
                                    

Tatapan mata cowok berponi itu terasa kosong, itu yang Raka lihat. Dengan helaan napas kasar, Raka ikut nimbrung duduk bersandar di dekat Kevin.

Ia mengerti betul keadaan hati dan jiwa Kevin saat ini. Meskipun mereka baru kenal sekitar kurang lebih dua tahunan ini, tetapi mereka sudah cukup saling mengenal lebih dalam.

Perlahan, sebelah tangan cowok es itu menepuk pelan pundak Kevin. Ia hanya bisa bereaksi demikian, karena dirinya sangat malas berbicara. Karena itu menurutnya hanya membuang-buang suara.

"Gue harus apa, Ka?" gumam Kevin pelan. Tatapannya masih sama, kosong.

Gumaman Kevin terasa sangat putus asa yang Raka dengar. Baru kali ini ia melihat Kevin tak bersemangat. Baru kali ini ia mendengar omongan Kevin yang terdengar sudah tak punya tujuan. Dan Raka jelas-jelas tahu, ini semua hanya karena seorang cewek yang telah menjadi istri sah Kevin.

Kevin memejamkan matanya, ia memijat pelipisnya yang terasa pening. "Mending lo pulang." Kevin melirik Raka sejenak. Bola matanya memutar malas mendengar omongan Raka yang seakan-akan tak menginginkan lagi dirinya berada di sana.

"Lo ngusir gue?" tanya Kevin ketus.

Raka mendengkus sebal. Ia meruntuki dirinya dalam hati. Sudah terbuang sia-sia suaranya itu. Padahal itu pun ia paksa untuk bersuara, dia hanya merasa kasihan dengan sahabatnya itu.

Keheningan melanda selama beberapa puluhan menit. Keduanya hanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Raka tentunya sudah terbiasa akan hal itu, tetapi Kevin? Bukan Kevin namanya jikalau mulutnya hanya terkatup tanpa bersuara.

"Lo gak kasian sama gue?" Sudah dijelaskan, bahwa Kevin itu tak bisa diam. Walaupun sedang galau, ia tak akan membuat dirinya seperti orang bisu.

"Salah banget gue dateng ke sini. Lo aja gak bisa kasih solusi!" seru Kevin. Kedua lututnya ia tekuk, lalu menelungkupkan wajahnya di sana.

Raka memutar bola matanya, dengan sangat terpaksa ia kembali membuka suara. "Gak kasian Kayra sendiri."

Kevin memutar kepalanya menghadap Raka. Tatapannya datar melihat cowok itu. Ia sedikit tak mengerti dengan omongan Raka. Seandainya ada Dirga di sana, mungkin cowok itu bisa sedikit membantunya. Tetapi cowok lalot itu tak mengerti apa-apa persoalan hidupnya. Jadi, ia hanya bisa berpasrah bahwa hanya Raka lah yang akan menjadi sandarannya saat ini.

"Yaudah gue pulang," ujar Kevin ketus. Ia segera bangkit lalu meninggalkan Raka sendirian di sana.

*

Suara deru motor sport berhenti di pelataran rumah mewah bercat putih. Kevin memasukkan motor hijau milik Raka di garasinya. Kenapa motor cowok es itu? Karena saat dirinya pergi tadi, Raka menjemputnya atas perintahnya juga.

Suasana hening menjemput kehadiraan Kevin. Sekarang sudah dini hari, ia sangat menyakini istrinya sudah tertidur. Langkah kakinya mengantarkan Kevin memasuki kamar Kayra.

Ujung bibirnya tertarik menciptakan senyuman kecil. Ia melihat istrinya itu sudah terlelap di bawah kungkungan selimut tebal berwarna abu-abu.

Ia mendekat, lalu duduk di samping tubuh Kayra. Tangannya terangkat mengelus lembut kepala gadisnya itu. Ia sangat merindukan istrinya, ia tak bisa bohong akan hal itu.

"Gue kangen, By."

"Tapi gue juga marah."

Terjadi hening beberapa saat. "Lo gak pernah jujur sama perasaan lo yang sebenarnya ke gue."

"Lo terima sentuhan gue, sementara hati lo milik cowok lain. Gue gak habis pikir, By." Kevin menghela napas gusar. Matanya terpejam beberapa saat, hingga bibir basahnya itu telah menempel di kening Kayra.

Freak Couple : Nikah SMA [TAMAT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt