Chapter 37

670 38 5
                                    

Happy Reading!!!

***

"Samuel, berapa kali Mama bilang, akhiri hubungan kamu dengan Lyta, karena sampai kapan pun Mama tidak akan merestui kalian!!"

Samuel mengacak rambutnya frustasi. Awalnya ia mengira bahwa untuk meluluhkan hati Mamanya tidak akan sulit, tapi ternyata ini semua tidak sesuai dengan bayangannya. Arini terlalu keras kepala meskipun Samsul membantu membujuk istrinya itu, tapi tak juga membuahkan hasil.

"Sam akan tetap menikahi Lyta, ada atau tidaknya restu dari Mama!" Putus Samuel akhirnya.

Arini yang hendak menaiki tangga langsung menghentikan langkahnya. Berbalik menatap tajam Samuel dan berjalan kembali menghampiri anak laki-laki satu-satunya itu.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Samuel. Arini yang melakukan itu terdiam sejenak menatap telapak tangannya yang kebas, bergantian pada pipi Samuel yang sedikit memerah.

"Stop, Arini! Apa alasan kamu melarang Sam berhubungan dengan Lyta? Mereka sudah mengenal sejak kecil, bukankah seharusnya dengan mereka menikah, Lyta akan benar-benar menjadi anak kita?" Samsul yang mulai kesal menatap tajam istrinya yang diam mematung.

"Jawab Arini! Jelaskan pada Sam dan aku apa alasan kamu menolak Lyta sebagai menantu. Apa ini ada hubungannya dengan masa lalu kamu dan Sammy?" Arini gelagapan mendengar tebakan Suaminya itu, sedangkan Samuel menatap bingung kedua orang tuanya, ia belum mengerti dengan apa yang sang ayah ucapkan.

"Masa lalu Mama dan Papa-nya Lyta? Maksud Papa?"

"Ya, dulu Mama kamu mencintai Sammy, Papanya Lyta. Tapi Sammy malah mencintai Lina, yang tak lain adalah Mamanya Lyta." Jelas Samsul singkat, membuat Samuel terkejut dengan kenyataan yang baru dirinya dengar.

"Aku gak tahu bahwa sampai saat ini kamu masih menyimpan rasa itu untuknya meskipun dia sudah tidak ada di dunia. Jika kamu memang masih belum bisa rela, tolong jangan jadikan anak kita sebagai ajang kemarahanmu. Sam mencintai Lyta begitupun sebaliknya. Jangan hancurkan kebahagian anak-anakku, Rin!" Samsul menatap istrinya itu dengan kecewa juga memohon. Lalu setelah itu pergi, meninggalkan Arini yang masih diam mematung juga Samuel yang masih belum bisa mempercayai kenyataan ini.

"Mama, apa itu benar?"

"Iya, semua yang di ucapkan Papa-mu itu benar! Maka dari itu Mama tidak merestui hubungan kamu dan Lyta." Arini pergi begitu saja menuju kamar tanpa memberikan kejelasan lebih lanjut.

Samuel mengerang frustrasi. Sulit mempercayai. Ia tidak menyangka hubungannya dengan Sherlyta akan sesulit ini. Terhalang masa lalu orang tuanya.

Di lelahnya sepulang bekerja Samuel malah di hadapkan dengan masalah baru yang membuat kepalanya pusing dan terasa ingin pecah.

Getaran ponsel di saku celananya mengalihkan Samuel. Senyumnya terbit saat melihat siapa yang telah menghubunginya. Samuel berjalan menaiki tangga sambil menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

"Hallo sayang," ucap Samuel girang.

"..."

"Aku baru sampai."

"..."

"Aku kangen. Maaf beberapa hari ini aku gak jengukin kamu, kemarin-kemarin sibuk banget di kantor dan juga lapangan. Tapi aku janji besok akan nemuin kamu sepulang kerja."

"..."

"Bisa dong, apa sih yang gak buat kamu. Ya udah, aku mandi dulu ya. Kamu jangan tidur terlalu malam. Bye. Love you."

SherlytaWhere stories live. Discover now