Chapter 14

914 71 5
                                    

Happy Reading!!!

***

Sudah dua hari ini Sherlyta mengurung diri di kamar. Membuat Gita cemas bukan main karena sahabatnya itu tidak menyentuh sedikitpun makanan yang ia sediakan di meja makan.

Setiap kali mengetuk pintu pun Sherlyta selalu menjawab bahwa dia ingin sendiri dan tidak mau diganggu oleh siapa pun. Membuat Gita mau tak mau membiarkan meskipun cemas tak tertahankan.

Ponsel Sherlyta tidak hentinya berbunyi dari kemarin, pesan dan juga panggilan tak terjawab dipenuhi oleh Samuel, Arini dan juga Samsul, ada beberapa juga pesan dari Alvian yang menanyakan kesiapan Sherlyta, juga pesan yang dikirimkan Cesil hanya untuk sekedar menanyakan kabarnya. Namun tidak ada satu pun yang Sherlyta respons.

Tok ... tok ... tok.

“Lyt, buka pintunya!” teriakan itu terus Sherlyta abaikan sejak tadi karena jujur saja ia enggan bertemu sosok itu. Sosok yang dirinya cintai sekaligus benci.

"Lyta, please, buka pintunya. Gue mau bicara, Lyt." Lagi dan lagi, Sherlyta mengabaikannya. Membuat ketukan juga panggilan Samuel semakin tak terkendali.

“Oke, kalau emang lo gak mau buka juga. Gue masih kuat untuk mendobrak pintu ini, Lyt!” teriaknya mengancam yang kali ini terdengar serius.

“Satu ...”

“Dua ...”

“Ti--”

Akhirnya Sherlyta menyerah dan memilih membukakan pintu untuk Samuel, meski dengan gugup yang sekuat mungkin di sembunyikan dalam wajah datarnya.

Sherlyta berjalan melewati Samuel, berlalu menuruni tangga tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dan Samuel mengekor di belakang, hingga mereka tiba di ruang tengah dan mengambil duduk bersampingan.

“Ada apa?” tanya Sherlyta datar, tidak sama sekali menoleh pada Samuel yang menghantui pikirannya dua hari ini.

Terdengar helaan napas Samuel yang panjang dan juga lelah, membuat Sherlyta merasa kasihan pada sahabat kecil sekaligus laki-laki yang sangat ia cintai itu. Tapi Sherlyta tetap mengeraskan hatinya, tidak ingin luluh pada pria tampan itu.

“Lyt, bersedia atau tidaknya pun lo, gue akan tetap membatalkan pernikahan gue dengan Cesil,” ucap Samuel terdengar yakin. Yang langsung saja menarik perhatian Sherlyta.

“Lo jangan gila, Sam! Pikirkan bagaimana sakit juga kecewanya Cesil dan keluarganya dengan tindakan lo ini,” ujar Sherlyta marah.

“Gue tahu, Lyt. Tapi maaf, gue gak bisa melanjutkan pernikahan ini. Gue gak bisa nikahin dia, karena yang gue mau cuma, lo.”

Sherlyta tertawa mengejek, menatap laki-laki yang juga tengah menatapnya itu dengan delikan sinis. “Lo bilang, lo cuma mau gue?" Sherlyta menggeleng. "Jangan ngarang lo, Sam! Selama ini lo lupa sama janji lo sendiri dengan hadirnya Cesil dalam hidup lo. Dan sekarang saat pernikahan sudah di depan mata, lo bilang cuma mau gue?” Sherlyta bertanya tak habis pikir.

Sorry Sam, tapi gue sudah tidak lagi mencintai lo. Perasaan itu sudah gue buang jauh-jauh sejak gue tahu lo dan Cesil akan menikah,” ucap Sherlyta memalingkan matanya dari Samuel.

Laki-laki tampan dengan rambut yang berantakan itu menggeleng tidak percaya. "Gue tahu, Lyt, perasaan itu masih ada. Gue bisa lihat semuanya dari mata lo. Lo bicara seperti itu hanya agar gue gak berharap lagi sama lo, kan? Lo takut Cesil marah gara-gara tahu kalau alasan gue membatalkan pernikahan adalah lo. Lo takut sahabat lo itu kecewa, iya 'kan?" tebak Samuel tepat sasaran.

“Terus apa lo mau membiarkan sahabat lo menderita jika pernikahan ini tetap terlaksana sedangkan hati gue menginginkan lo? Bukankah itu akan lebih menyakitinya?”

Sherlyta terdiam mendengar ucapan Samuel. Membayangkan apa yang akan terjadi membuat Sherlyta meringis lalu menggeleng diam-diam.

“Gak, lo gak akan melakukan itu! Lo cinta sama Cesil, buktinya lo bisa lupain janji lo sama gue dengan adanya Cesil. Jadi lo gak mungkin menyakiti Cesil," ujar Sherlyta sedikit tak yakin.

Samuel tersenyum tipis, bukan senyuman melainkan itu adalah sebuah seringai licik yang baru pertama kali Sherlyta lihat dari Samuel.

“Gue bisa melakukannya, jika itu untuk lo."

Sherlyta kembali menggeleng tak percaya, melihat keegoisan di mata sahabat kecilnya yang ia kenal penuh kasih sayang.

“Tapi gue udah gak cinta sama lo, Sam. Perasaan itu sudah gue kubur dalam-dalam!” elak Sherlyta merasa frustrasi.

“Coba bilang sekali lagi, kalau lo emang benar-benar udah gak cinta sama gue,” tuntut Samuel.

“Gue--”

“Kalau ngomong itu tatap orang yang ngajak bicara,” ucap Samuel dengan seringainya. "Bilang kalau lo gak cinta lagi sama gue,” tantang Samuel dengan wajah meremehkan, menambah kekesalan Sherlyta.

“Gue udah gak cinta lagi sama lo, Samuel. Gak sama sekali!” tekan Sherlyta disetiap katanya.

Rahang Samuel mengeras dan wajahnya memerah, menahan amarah. Tanpa aba-aba laki-laki itu menarik tengkuk Sherlyta dan mendaratkan bibirnya ke bibir tipis perempuan itu, hanya menempel tanpa melumat.

Sherlyta diam meskipun matanya terbelalak kaget, hingga kemudian Samuel mulai melumat bibir tipis beraroma Strawberry itu dengan lembut. Membuat Sherlyta terbuai dan perlahan memejamkan matanya, mulai mengikuti permainan bibir tipis milik Samuel pada bibirnya.

Lembut dan hangat Samuel mencecap bibir yang terasa nikmat dan candu itu, mengabsen satu per satu gigi yang ada pada rongga perempuan yang dicintainya.

Samuel tersenyum penuh kemenangan saat perempuan yang baru saja mengatakan bahwa dia sudah tidak lagi mencintainya, kini malah membalas bahkan menikmati ciumannya.

Samuel menggigit kecil bibir Sherlyta pelan agar perempuan itu membuka mulut dan memberi akses lebih, dan ya, berhasil, Sherlyta membuka mulutnya dengan erangan kecil yang lolos dari bibirnya.

Tanpa membuang-buang kesempatan, Samuel langsung memainkan lidahnya dengan lidah Sherlyta yang bergerak kaku. Membuat Samuel menebak dengan mudah bahwa ini adalah ciuman pertama perempuan cantik itu, tapi Samuel tetap menikmati dan menuntun Sherlyta agar mengimbanginya.

“Lo gak bisa bohong, Lyt. Karena nyatanya, lo emang masih memiliki perasaan itu untuk gue,” ucap Samuel sedetik setelah melepaskan ciumannya. Laki-laki itu tersenyum menang, sedangkan Sherlyta kini wajahnya sudah memerah menahan malu.

"Gue kalah,  benar-benar kalah!" rutuk Sherlyta dalam hati.

***
Tbc ...

SherlytaWhere stories live. Discover now