Chapter 26

698 40 2
                                    

Happy Reading!!!

***

Sudah dua hari tidak pergi ke butik karena memang sedang menikmati cutinya, Sherlyta dengan terpaksa pergi hari ini karena Gita yang memaksa untuknya datang dengan mengatakan bahwa ada seorang pelanggan yang kukuh ingin baju yang khusus di rancang olehnya. Meski enggan akhirnya Sherlyta tetap bersiap-siap untuk pergi.

Berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya, mematut diri lebih dulu dengan memoleskan make up tipis di wajah cantiknya, setelah itu barulah pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri. Namun di tengah jalan Sherlyta menghentikan mobilnya dekat rumah besar yang beberapa kali pernah ia singgahi. Di depan gerbang itu terlihat si pemilik rumah sedang berdiri mengenakan pakaian santai, kaos polos putih dengan dipadukan celana hitam selutut.

“Selamat pagi menjelang siang Mas Alvian,” sapa Sherlyta ramah sambil tersenyum.

“Selamat pagi juga Lyta.” Balas Alvian tak kalah ramah.

“Lagi ngapain, Mas, berdiri sendirian disini?”

“Gak lagi ngapa-ngapain kok. Tadi habis dari depan terus liat mobil kamu menuju sini jadi Mas diam disini nunggu kamu.” Sambil tersenyum Alvian menjawab. Membuat Sherlyta menganggukkan kepalanya singkat. Lalu sunyi untuk beberapa saat sampai akhirnya Sherlyta kembali membuka suara, menanyakan keberadaan Bintang

“Ada di dalam, lagi sama Neneknya. Kamu mau ke mana?” balik Alvian bertanya. Melihat bagaimana cantik dan rapinya Sherlyta, meyakinkan bahwa perempuan itu bukan sengaja menghampirinya.

“Mau ke butik, Mas. Ada panggilan mendadak," jawabnya, membuat Alvian mengangguk paham.

“Gimana keadaan kamu sekarang?”

Sherlyta menghela pelan napasnya lebih dulu, lalu menatap sendu pria di depannya. “Beberapa waktu ini aku merasakan apa yang sempat Mas bilang waktu itu. Tubuh aku lebih cepat lelah dan kadang rasa sakit di kepalaku datang lebih parah dari sebelumnya. Tapi aku masih rutin minum obat yang waktu itu Mas kasih, kok," jelas Sherlyta singkat.

“Kita harus segera bertindak, Lyt, sebelum penyakit kamu semakin parah dan berubah jadi ganas. Mas mohon dengarkan omongan Mas kali ini! Demi kesehatan kamu, Lyt.”

Sherlyta semakin menundukkan kepalanya.

“Aku akan hubungi Mas saat aku sudah siap.” Putus Sherlyta akhirnya.

Alvian menghela napas pasrah sebelum mengangguk dan membiarkan Sherlyta melanjutkan perjalanannya.

Sepanjang jalan Sherlyta memikirkan ucapan Alvian hingga suara ponsel yang terletak di jok sebelahnya berbunyi, menandakan ada sebuah panggilan yang masuk.

“Hallo.”

Kamu dimana, Honey?” tanya Samuel di seberang telepon.

“Aku di perjalanan mau ke butik. Kenapa?”

“Oh, oke.”

"Ad--"

Tut ...

Sambungan itu di tutup sepihak oleh Samuel, membuat Sherlyta mendengus kesal dan melemparkan sembarang ponsel itu ke jok belakang di barengi omelannya yang di tujukan pada sang kekasih yang tak jelas.

Tak lama kemudian Sherlyta tiba di butik dan langsung menyapa ramah karyawannya. Tak lupa untuk menyapa pelanggan di butiknya yang kebetulan sedang mengantre untuk membayar belanjaan mereka. Membuat Gita menghentikan sejenak kegiatan menghitungnya dan beberapa pelanggan itu pun menyapa balik Sherlyta yang baru saja datang.

Setelah mengobrol basa-basi dengan salah satu pelanggan setianya, Sherlyta pamit untuk masuk ke dalam ruang kerja, tidak lupa senyum ramah ia berikan sebelum melangkahkan kaki menuju ruangannya.

SherlytaWhere stories live. Discover now