Chapter 31

611 42 4
                                    

Happy Reading!!!

***

Pagi-pagi sekali Sherlyta sudah bangun, meninggalkan Samuel yang masih nyenyak dalam tidurnya. Mengeluarkan berbagai macam sayuran, buah-buahan, daging dan juga berbagai macam bumbu. Memotong dan mencuci kemudian mulai menyalakan kompor dan memanaskan minyak.

Dengan telaten, Sherlyta mengolah semua bahan, menjadikannya sebagai makanan yang dari wanginya saja sudah terasa nikmat. Beberapa masakan yang sudah jadi, ia tata di atas meja makan. Perempuan cantik bermata minimalis itu tersenyum puas dengan hasil terampil tangannya sendiri.

"Wih, rajin amat lo jam segini udah selesai masak. Tumben-tumbenan," perempuan pendek dengan rambut cepol dan piyama tidur warna ungu tua itu langsung mencibir dan duduk di kursi meja makan.

"Gak apa-apa lah mumpung gue masih sehat," jawab Sherlyta, lalu dirinya berjalan meninggalkan Gita seorang diri, menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya, menatap kekasihnya yang masih bergelung nyaman di dalam selimut. Perlahan Sherlyta membuka gorden kamarnya membiarkan cahaya matahari untuk masuk.

"Muel, bangun yuk udah pagi. Nanti kamu terlambat masuk kerja," Sherlyta menepuk-nepuk pipi kekasihnya itu pelan.

"Bentar lagi ya, aku masih ngantuk," ucap Samuel pelan masih tidak membuka matanya, lalu membalikan tubuhnya membelakangi cahaya matahari.

"Aku udah masakin ayam kecap kesukaan kamu loh, yakin gak mau bangun?" Sherlyta tak menyerah meskipun Samuel masih tetap berada dalam posisinya, laki-laki itu malah semakin menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

Sherlyta menghela napasnya lalu merangkak menaiki kasur dan ikut masuk ke dalam selimut, menjawil hidung mancung kekasihnya itu dengan gemas, hingga dengan perlahan mata Samuel mengerjap dan membuka matanya.

"Aku masih ngantuk, Honey." Rengek Samuel manja. Sherlyta membuka selimut yang menutupi mereka, membuat Samuel merasakan dingin menusuk kulitnya.

"Udah siang, nanti kamu kesiangan masuk kerja." Samuel bangkit dari tidurnya, duduk bersila dan merentangkan tangannya sambil menguap. "Mandi dulu, aku udah masakin ayam kecap kesukaan kamu tuh."

"Kamu yang masak?" Sherlyta mengangguk. "Kenapa masak sih, kamu itu harusnya istirahat, Honey!" geram Samuel dengan raut khawatir.

"Aku udah sehat kok, Sam. Sekarang kamu mandi ya, aku tunggu di bawah," ucap Sherlyta lembut, mengecup bibir kekasihnya itu singkat dan berlari keluar kamar sebelum Samuel meminta lebih.

Sherlyta duduk di kursi makan, berhadapan dengan Gita yang sudah rapi dengan blus tanpa lengan yang dipadukan dengan celana jeans panjang berwarna hitam, menunggu Samuel turun untuk sarapan bersama.

"Cesil gimana kabarnya, Git?" tanya Sherlyta pelan.

"Dia baik-baik aja kok, lo gak perlu khawatir. Yang harus dikhawatirin itu diri lo. Lo terlalu larut dalam penyesalan, Sher, sampai tubuh lo tumbang gitu. Gue tahu lo emang salah, tapi bukan berarti lo harus meratapi kesalahan lo. Lo juga harus bahagia, Sher! Jangan selalu memikirkan kebahagian orang lain dan nyakitin diri lo sendiri."

Sherlyta hanya menundukkan kepala mendengar ucapan sahabatnya. Mungkin benar apa yang Cesil katakan, ia terlalu meratapi kesalahannya dan tidak terlalu menikmati kebahagiaannya saat ini, hingga membuat kondisinya semakin hari malah justru semakin buruk.

"Kamu kenapa mukanya sedih gitu?" tanya Samuel yang baru saja turun. Satu kecupan mendarat di kening Sherlyta yang terhalang sedikit anak rambutnya.

"Gue lihat kalian kayak pasangan suami istri baru, tahu gak?" cibir Gita yang merasa menjadi nyamuk di antara sejoli itu.

SherlytaWhere stories live. Discover now