Chapter 24

672 39 1
                                    

Mohon Bijak Dalam Membaca!!!

Happy Reading ...

***

Mendengar ucapan lembut Samuel juga tatapan penuh cinta yang diberikan laki-laki itu membuat Sherlyta terharu dan mengangguk pelan. Perempuan cantik itu semakin memeluk Samuel erat yang di balas Samuel tak kalah eratnya. Penantian sepuluh tahun dulu terbalas dengan kebahagian sederhana ini.

Sherlyta teramat menikmati kebersamaannya saat ini begitupun juga dengan Samuel. Tidak lagi melintas rasa bersalah atau takut jika Cesil maupun orang tuanya memergoki, karena nyatanya kedua insan itu memanglah benar-benar saling mencintai.

Samuel kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Sherlyta lalu mengecup singkat sudut bibir tipis berwarna merah alami itu.

Lengan Sherlyta masih melingkar di tubuh Samuel begitupun dengan lengan kokoh Samuel yang melingkar di pinggang perempuan tercintanya. Tak ada kata diantara keduanya, hanya tatapan mata lah yang menjadi perantara ungkapan cinta mereka.

Lembut namun pasti Samuel mulai melumat bibir tipis beraroma strawberry milik Sherlyta yang terasa manis dan memabukan, membuat Samuel tak ingin melepaskan meski untuk sejenak.

Walaupun masih merasa kaku, Sherlyta sebisa mungkin membalas ciuman Samuel yang lincah, tidak lupa memberikan akses lebih agar laki-laki itu lebih dalam bermain-main dengan lidahnya. Suara decapan terdengar merdu di indra keduanya, begitu juga dengan suara lenguhan yang dikeluarkan Sherlyta membuat Samuel semakin semangat mencumbunya lebih dalam.

"Kamu tahu, honey, baru kali ini aku semangat berciuman. Dan itu saat aku melakukannya bersamamu," ucapan yang sedikit vulgar itu membuat pipi Sherlyta memanas, malu juga terharu.

"Ak--"

Belum sempat Sherlyta menyelesaikan ucapannya Samuel kembali mencium bibir tipis yang kini sedikit bengkak. Melumat habis bibir Sherlyta dengan tangan yang tak lagi bisa diam di pinggang ramping itu, karena kini Samuel sudah memberikan elusan-elusan lembut di sepanjang punggungnya hingga lenguhan nikmat kembali keluar dari mulut Sherlyta, membuat Samuel semakin terangsang dan ingin bertindak lebih.

Perlahan Samuel mulai mengangkat tubuh Sherlyta yang duduk di kursi dan memindahkannya ke pangkuan, tanpa melepas tautan bibir mereka yang masih saja mencicipi hangat dan lembabnya benda kenyal itu. Setelah berhasil mendudukan Sherlyta dengan nyaman, tangan kanan Samuel kembali mengelus punggung ramping Sherlyta yang terbalut gaun tidur tipis berbahan lembut, lalu menjelajah ke depan dan meraih gundukan kenyal yang menjadi incarannya kemudian meremasnya pelan. Membuat Sherlyta kembali mengeluarkan lenguhannya, dan hal itu sukses memancing gairah Samuel yang ciumannya kini sudah turun ke leher, menjelajah permukaan jenjang itu dengan kecupan-kecupan kecilnya dan meninggalkan jejak basah disekitarannya.

Puas bermain-main di sana, bibir Samuel bergerak semakin turun, hingga kini wajahnya terjebak di antara dada Sherlyta yang berdiri menantang, membuat gairah Samuel makin membara. namun sebelum melaksanakan keinginannya untuk melahap, lebih dulu Samuel mendongak, menatap Sherlyta yang duduk di pangkuannya. Wajah perempuan itu memerah, matanya berkabut dengan tatapan sayu. Membuat Samuel tahu bahwa gairah itu bukan hanya dirinya yang rasa, tapi Sherlyta pun merasakan hal yang sama.

"Apa boleh?" izin Samuel tak kala tekanan dalam dirinya tidak lagi bisa menunggu lebih lama. Namun Samuel tidak bisa melakukannya tanpa seizin perempuan itu. Bagaimanapun Samuel tidak ingin di benci Sherlyta setelah ini. Jadi sebelum ia bergerak semakin jauh, Samuel bertanya lebih dulu. Jika pun Sherlyta menolak, Samuel tidak akan kecewa. Ia akan menghormati keputusan kekasihnya itu.

Sherlyta tidak lantas menjawab, perempuan itu diam untuk beberapa saat dengan tatapan tidak lepas dari Samuel yang juga tengah menatapnya. Hingga kemudian sebuah anggukan Sherlyta berikan. Dan hal itu membuat Samuel menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyum, setelahnya kembali mencium bibir Sherlyta dengan gerak lebih aktif, dan kini Samuel tak ragu lagi untuk meremas dada kembar perempuan itu sebelum kemudian menurunkan gaun tidur itu melewati tangan mulus Sherlyta, hingga sedikit demi sedikit dada ranum yang menantang tersebut terpampang di depannya. Semakin membuat Samuel gelap mata dan tak sabar untuk mengelumnya.

"Ughh ..." lenguh Sherlyta pelan, seraya meremas kuat rambut Samuel demi melampiaskan kenikmatan dari sentuhan Samuel yang menimbulkan gelenyar aneh dalam tubuh Sherlyta yang nyaris telanjang mengingat gaun tidurnya sudah merosot turun, menampilkan tubuh bagian atasnya dengan begitu jelas.

"Ahh ... Samhh," desahan Sherlyta semakin membuat Samuel semangat mengelum dada ranum itu bergantian dengan tangan yang tak henti meremas dengan sensual, hingga lenguhan demi lenguhan kenikmatan menjadi irama di indera Samuel.

Lama Samuel bermain-main di dada Sherlyta yang semakin membuatnya tidak lagi bisa menahan gairahnya, tapi teringat akan posisi mereka yang masih di ruang tengah, membuat Samuel akhirnya menghentikan kegiatannya tersebut. Dan hal itu tentu saja membuat Sherlyta di landa kecewa sebab kini tubuhnya tengah merasa begitu damba dengan gelenyar menyiksa, tapi tiba-tiba lenyap tak kala Samuel menyudahi sentuhannya.

Sadar dengan perasaan kekasihnya itu, cepat-cepat Samuel melayangkan kecupan di setiap inci wajah Sherlyta lalu menatapnya dalam.

"Mau lanjut disini apa pindah ke kamar?" tanya Samuel seraya menaikkan kembali gaun tidur Sherlyta, menutup tubuh indah itu yang sebenarnya amat sayang diabaikan, sebab ia belum puas merasakan kehangatannya.

"Honey?" Panggil Samuel masih menunggu jawaban.

"Ke kamar aja, Sam." Putus Sherlyta pada akhirnya, membuat Samuel mengangguk dengan seulas senyum di bibir. Kamar memang pilihan yang tepat sebab disana ia yakin tidak akan ada yang mengganggu.

"Aku gak bisa gendong kamu tapi, kaki aku masih belum kuat untuk menanggung beban berat," ucap Samuel pelan, menyadarkan  Sherlyta yang masih berada dalam pangkuan pria tampan kesayangannya itu.

"Kakinya masih suka sakit gak?" tanya Sherlyta khawatir ketika mereka melangkah menaiki undakan tangga yang akan mengantar keduanya menuju kamar.

"Sedikit, itu pun kalau berdiri terlalu lama atau jalan terlalu jauh. Selebihnya aku baik-baik saja." Samuel tersenyum seraya menjelaskan, tak ingin membuat kekasihnya itu semakin khawatir.

Tanpa terasa keduanya kini sudah berada di ambang pintu kamar milik Sherlyta yang pintunya sedari tadi terbuka. Samuel menarik pelan kekasihnya ke dalam pelukan dan mencium kening Sherlyta penuh cinta, lalu mencium mata minimalis yang terlihat indah itu secara bergantian, turun ke hidung, pipi dan berakhir mengecup lembut bibir tipis favoritenya berkali-kali, sampai akhirnya kecupan itu berubah menjadi lumatan lembut yang memabukan.

"Dari tadi kamu cium aku terus, padahal aku belum mandi loh, Sam," ucap Sherlyta saat ciuman mereka terlepas.

"Gak apa-apa, biar nanti aku sekalian yang mandiin kamu."

***

Tbc ...

SherlytaWhere stories live. Discover now