210521

441 42 71
                                    

Note: Maaf kalau kali ini rada maksa halunya ya, hehe😅


.
..
...

Selamat membaca
______________________________________

"Berapa lama lagi ku harus menunggu waktu itu datang padaku. Sudah sekian lama ku menanti-nanti, tapi tak kunjung nyata harapku. Berdua bersamamu, bisa dekat denganmu, akankah semua nyata, ku hanya bisa berdoa. Inginku bertemu duhai kekasihku yang selama ini ku kagumi, bercanda bersamamu, menatap wajahmu, hanya satu pintaku bisa memilikimu." Laki-laki berbadan tegap tersebut menggunakan gitar cokelatnya. Ia menghela nafasnya singkat setelah menuntaskan lagu miliknya yang akan release beberapa jam lagi.

"Wesh, galau Nuc?" Axel menggoda adik laki-lakinya itu.

Nuca terkekeh kecil sembari meletakkan gitarnya.

"Kangen ya sama dia?" Axel terkekeh diakhir kalimatnya.

"Dikit."

Axel menggeleng kepalanya tak habis pikir dengan adiknya itu, "Telepon kali, gengsi amat."

Nuca menimang ponsel yang ada ditangannya. Rasanya ia ingin memencet kontak Lyodra, mendengar suara lembut dan rengekan manja dari gadisnya itu. Ralat, Nuca tak seharusnya berpikir seperti itu.

Nuca meremas rambutnya sendiri. Ia merasa ada yang mengganjal hatinya, sejak ia melihat postingan snapgram Lyodra. 'Badmood? Kenapa?' Pikiran Nuca seperti dirasuki oleh satu kata yang ia sendiri tak tahu apa maksudnya.

Nuca menggigit bibir bawahnya takut. Ia tak tahu harus menelpon Lyodra atau tidak. Logikanya melarang, tetapi hatinya memerintah.

Dengan gugup ia akhirnya menekan kontak Lyodra. Nuca menutup matanya takut. Takut ditolak, takut tak terjawab sekaligus takut jika diangkat.

'Halo' Mata Nuca membulat sempurna. Suara Lyodra sudah terdengar menusuk telinganya.

'Halo, Kak Nuca. Kenapa?'

'Ehh, Lyy.'

'Iya, kenapa?'

'Besok syuting ya?'

Pertanyaan Nuca membuat sebuah perasaan bahagia membuncah di hati Lyodra, laki-laki irit bicara ini tiba-tiba menelepon dan tahu apa kegiatannya besok. Tanpa Nuca tahu, Lyodra menggigit bibir bawahnya dengan gemas.

'Iya, Kak.'

'Kena—belum tidur?'

'Belum.'

Hening. Nuca menggaruk belakang kepalanya. Dia ga niat tanya balik yaa? Nuca mengguman dalam hati.

'Emhh, kayaknya udah dulu ya Ly. Kamu tidur gih. Semangat kerjanya buat besok.' Nuca beralasan.

Lyodra masih diam tak bergeming. Tak tahu harus senang atau justru sedih.

Setiap kata-kata sederhana Nuca selalu membuat dirinya merasakan sesuatu yang berbeda.

'Nanti aku dengar dan nonton MV Kakak ya kalau sempet.'

'Kalau sibuk, ga usah Ly. Bisa di dengar tonton kapan aja kok.' Nuca langsung membantah.

Gadis itu menghela nafasnya singkat. Tak mungkin juga ia memaksa Nuca untuk percaya, karena ia bukan siapa siapanya. Tapi jujur, pasti ia akan langsung mendengar atau menontonnya karena ini juga salah satu keinginannya juga untuk bisa mendengar lagu laki-laki ini terputar dimana-mana.

Tut...

Tiba - tiba saja Lyodra mematikan telepon secara sepihak. Nuca menghela nafasnya gusar.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Where stories live. Discover now