Pemilik Hati

432 33 67
                                    

Note: putar lagu saat bagian lirik

Selamat membaca  _______________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selamat membaca
_______________________________________

Suara ketikan membaur bersama suara ramainya hiruk pikuk siswa-sisiwi di luar kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara ketikan membaur bersama suara ramainya hiruk pikuk siswa-sisiwi di luar kelas. Jam istirahat sedang berlangsung tapi Nuca tidak langsung keluar kelas. Ia membiarkan hanya dirinya tersisa sendiri di dalam kelas XII IPA-1.

.
.
.

Jakarta, 14 Juni 2021.

Banyak orang bilang, mencintai tak harus memiliki.

Bullshit.

Karena pada kenyataannya, aku ingin bersama mu. Aku ingin menjadi peta bagi segala arah. Sepatu untuk menemani setiap langkahmu. Telinga untuk setiap curahan. Hati dengan segala rasa untuk mu. Obat pada setiap luka yang kau derita. Aku ingin menjadi tempatmu pulang ketika lelah.

Percayalah, aku pernah meminta Tuhan untuk menjadikanmu milikku. Hingga sampainya aku sadar, bahagiamu bukan aku. Seketika aku sadar, bahwa aku sudah egois, menjadi seorang pemaksa atas garis takdir. Bahkan sampai detik ini pun, kamu masih menjadi alasan hatiku tidak tertarik dengan siapapun.

Aku mencintaimu, dan aku telah memberikan seluruhnya padamu. Hatiku.

Mau dibilang bodoh, biarlah. Bahagiaku adalah kamu. Orang yang ingin bahagia selalu butuh kebodohan yang cukup dan hanya darimu, aku menginginkan kebahagian dalam mencintai. Mereka cuma bisa protes karena mereka tidak paham. Karena sekali ku rasakan cinta kepadamu, langsung, aku tidak bisa kemana-mana lagi.

Sekarang bisa kah kamu mengerti itu?

Kalau kamu belum bisa, tidak apa. Cinta perlu waktu, mungkin kecewa yang kau perkenalkan kepadaku berulang kali itu perlu, memahami orang sekeras aku adalah sulit. Tidak apa. Untukmu aku selalu punya waktu. Bahkan sisa hidupku.

Kau diam dengan semua yang ku lakukan. Lalu dengan santai kau berkata, "Lupakan sebuah egomu. Sekarang kau memiliki tugas yang berat untuk melupakanku."

Aku tertawa meringis. Entah betapa mudahnya bibir yang manis itu mengatakan layaknya pisau tajam menancap. Aku akan memperjuangkanmu dengan cara yang belum pernah di film kan, dengan sebuah perjuangan yang belum diterbitkan oleh buku bertema cinta manapun.

LYOCA (One Shoot Stories) [SELESAI]Where stories live. Discover now