chapter 02 | a life-threatening place

22 10 29
                                    

Φ | Sleep is A Curse
Φ | Chapter 02: A Life-Threatening Place
Φ | by arnaaz_

"Apa kamu siap memulai petualangan di Neraka ini?"

Pertanyaan terakhir yang mengaku pengikut Hell membuat mata orang-orang teralih pada Ruri. Wajah menegang menagih jawaban tersorot kentara padanya.

"Kenapa bisa begini, Regan?" Perempuan tak terlalu tinggi bertanya dengan wajah sedikit terangkat, tangan kecil gadis sebayanya ini bahkan tak tinggal diam dengan memilin pelan ujung sweater Ruri.

Terkesan menggemaskan saat senyum manis memamerkan lesung pipi terlihat oleh mata, tetapi sama sekali tak ada reaksi saat Ruri menatap cewek di sebelahnya.

"Sebenarnya untuk ke luar dari ruangan ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi." Rui memberikan jawaban tatkala Ruri sama sekali tak membuka mulut, atensi lelaki ini terkunci gadis di sisinya.

"Sebenarnya dari tadi gue keganggu sama satu hal." Lelaki berkaus biru tua mengalihkan atensi semua orang. "Apa orang di sebelah lo juga keluarga Yavizan?" Netra Ariga mengarah pada cewek di sisi Ruri.

Kekehan terdengar dari mulut kecil perempuan yang dimaksud. Senyuman manisnya menggembang, segera memamerkan lesung pipi menggemaskan di wajah kecokelatan miliknya.

"Aku gak aneh kalau Regan kurang tertarik ceritain pacarnya pada kalian," ujarnya membuat anggota Eiryl ternganga.

Tentu, informasi ini tidak kalah mengejutkan dan mengundang pernyataan tak habis pikir teman-temannya, bagaimana tidak Ruri Regan Yavizan itu selalu terlihat malas dan tak tertarik dengan perempuan.

Namun, tiba-tiba Jolanka Fynn mematahkan spekulasi mereka dengan muncul sebagai pacar lelaki berkantong mata itu.

"Ruri ... gue merasa kalah sama lo." Ariga merangkul Ruri dramatis dengan wajah ditelungkupkan di bahu temannya.

"Pacar lo banyak, berengsek!" Firaj menyadarkan dengan ketus membuat sang empu mendengkus tak suka, meski hal itu adalah kebenarannya.

"Nyahaha, mari kita mulai pada topik sebenarnya. Kalian ini tidak terlihat takut sama sekali, membosankan." Pengikut Hell kembali membuka mulutnya menyela percakapan tak penting mereka.

Bagi anak Eiryl mungkin ini tidak terlalu menakutkan, mereka bahkan lebih sering melakukan aktivitas mengancam nyawa di dunia nyata. Hampir setiap saat dan hal itu sama saja seperti sekarang.

"Sebelum memulai saya pengikut setia tuan Hell akan menjelaskan bagaimana kalian harus ke luar dari tempat bernama Neraka ini." Suaranya memenuhi ruang kosong ini, mengalihkan senyap hingga suaranya terdengar amat besar.

Semua orang serempak diam mendengarkan, kedua keluarga Yavizan berbeda lagi. Mereka mengobrol santai tentang rencana ke depannya, wajar saja kedua manusia itu pernah berkunjung ke tempat ini. Mereka lebih berpengalaman.

"Pertama, kalian harus menentukan bagaimana ingin ke luar dari sini. Akan ada tiga pilihan muncul di hadapan kalian," jelas pengikut Hell diakhiri tawa menyebalkan.

Seperti perkataan orang itu, di hadapan mereka langsung muncul tulisan rapi menyuruh mereka menekan tombol a, b, atau c untuk dipilih. Seperti saat ujian, di sana ada pertanyaan serupa perkataan pengikut Hell dan jawaban tak disebutkannya.

Diantara tiga pilihan mereka diharuskan memilih salah satunya dan itu semua bukan pilihan yang bagus untuk semua orang. Bagaimana tidak mereka harus memilih antara;
A. Saling bunuh untuk cara instan cepat pulang
B. Membunuh 100 boneka berbeda level setiap satu orang
C. Menyelesaikan teka-teki dan bertarung dengan bekerja sama

Sleep is A Curse [Completed] Where stories live. Discover now