10

17.5K 2.2K 35
                                    

"Hai temen temennya Carlo," wanita berusia 40an tahun itu menghampiri segerombol remaja yang asik memakan cemilan di ruang santai belakang rumah mereka.

Wanita itu tak lain tak bukan adalah Safee, ibu Carlo dan Clausa.

"Hai Tante," jawab mereka hampir berbarengan.

"Udah pada makan siang belum? Ayo sekalian aja, tadi pagi Tante sama om baru nyampe rumah terus istirahat, sekarang Ayo makan siang bareng bareng," ujar Safee.

"Ayok yuk," Carlo mengajak teman temannya untuk segera masuk ke dalam ruangan makan dan menyantap makanan siang bersama.

"Arlo panggilin Lau ya, mama sama papa tadi belum ketemu dia soalnya udah tidur dari pagi kata Mbak Sari," ujar Safee.

Carlo pun mengangguk. Bertepatan dengan Carlo yang naik ke atas untuk memanggil Clausa, saat itu juga Hidden dan Slavia memasuki rumah besar milik Carlo.

Lengkaplah mereka kecuali Retta yang saat ini sedang berada di kamar Clausa.

Avas, Argantara, Tio, Bayu, Gibran, Hidden, Larisa, Maya, Slavia dan tuan rumah.

"Halo Tante," Slavia dan Hidden menyalim tangan Safee dan memamerkan senyum masing masing.

Tak begitu lama, keluarlah pria yang adalah ayah dari Carlo dan Clausa. Redam.

Mereka mengambil posisi masing-masing di kursi yang mengelilingi meja makan luas dan sudah tersaji berbagai macam santapan untuk mengisi perut siang ini.

Tak begitu lama terdengar suara pintu dari lantai dua dan gadis berkaos putih oversize dan celana jeans Sepaha menuruni satu persatu tangga dengan semangat. Matanya tertuju pada sang mama.

"Lau kangen," gadis itu menitihkan air mata saat memeluk erat sang mama.

Ini kali pertama mereka bertemu sejak 3 bulan terakhir dan saat Clausa yang asli seolah menguasai tubuhnya sehingga rasa emosional itu begitu kental.

Mamanya memeluk putri satu satunya dan mengelus rambutnya.

"Manja banget sih anak papa," Redam berujar dengan nada menyebalkan.

Clausa hanya menatap nyalang sang papa sebelum akhirnya menubruk pria itu dan memeluknya erat.

"Lau kesepian tau,"

Nyatanya 3 kata itu membuat semuanya hening dan sangat menyayat hati.

Carlo Sudah tak mampu berkata kata.
Clausa kesepian karena ia tak pernah menjadi sosok kakak yang baik dan menemani adiknya.

Argantara dalam diamnya paling tahu seberapa kesepiannya hidup gadis itu sedangkan dengan teganya Argantara meninggal kan nya.

Safee merasa aneh mendengar penuturan Clausa.

"Lho kan ini banyak temen, kok kesepian?"

Clausa segera mengurai pelukan dengan sang papa begitu menyadari bahwa diruangan ini banyak yang tengah menatapnya.

"Becanda hehe, biar mama sama papa sering pulang,"

Clausa segera tersenyum canggung sebelum duduk di kursi sebelah Carlo dan Avas.
Tubuhnya sudah dibawah kendali Raya. Sejujurnya Raya heran mengapa Clausa hanya muncul saat momen emosional. Mungkin saja memang gadis itu akan selalu mendominasi saat saat emosional. Raya harus berhati hati.

"Ayo makan," Redam dan Safee duduk berdampingan lalu mempersilahkan para anak remaja itu untuk menyantap makanan yang tersaji.

"Gimana sekolah nya? Aman kan?" Tanya Safee.

fix your storyWhere stories live. Discover now