Episode 6: The Night to forget

Start from the beginning
                                    

Aku kira dekat dengan seseorang tanpa bantuan orang lain itu lebih bebas.

Aku berpikiran begitu, namun masalah yang menyerangku juga bebas.

Bebas dari segala arah.

Pertama kalinya menyesal sempat berpikiran sembunyikan masalah dari orang lain itu lebih baik, saat masalah itu memburuk rasanya Aku ingin minta bantuan.

Tapi pada siapa?
Dan ini sudah terlambat.
Karena ini sudah berlalu.

Jadi aku merasakan kesamaan dengan Selma.

Selma minta tolong kepadaku, Hanya Aku yang bisa dia mintai bantuan.

Lagipula ini belum terlambat, dan masalah yang Selma hadapi belum berlalu jadi Aku tahu rasanya jadi Selma yang butuh bantuanku.

Lagipula ini menyangkut Hardy yang bukan siapa-siapaku.

Tapi dia sudah posting foto kami di IG dan dia tak tahu malu, kenapa Aku terus saja ingat hal itu.

Aku sampai rumah dan cepat-cepat bersih-bersih.

Lalu makan malam.
Dan ke kamarku.

Rasanya ingin cepat-cepat beritahu Selma, soal kecurigaanku tentang Subana ingin menikungnya dari Atan itu.

Aku lihat lagi hasil jepretanku, waktu si Subana usap-usap bahu Selma untuk menenangkannya.

Aku bukan berpikiran buruk.
Terkadang berpikiran buruk itu perlu.

Selma belum juga balas pesanku, Aku memutuskan mencharge hp-ku dan mengerjakan pr.

Apalagi yang Aku lakukan.

Aku buka buku pr-ku.

Aku dengar suara Astrid seperti menyambut seseorang.

Aku dengar suara mobil dari rumah Astrid, Apa orang tua Astrid sudah pulang?

Tak lama setelah itu Aku dengar teriakan Papah, buatku penasaran lalu lihat dari balkon.

Papah bicara dengan pacar Astrid, si Aaron itu.

Papah pasti mengintrogasi Aaron.

Aku tahu papah memalukan.

Tapi tujuan papah baik.

Kelas 10 dulu, Astrid bawa pacarnya dan menginap di rumahnya satu malam.

Astrid memang penampilannya cewek kalem.

Jangan ditanya pengalamannya dengan cowok, makanya Aku takut dengan cowok setiap dengar cerita Astrid putus.

Astrid tetap pergi dengan Aaron.

Hey.

Aku masih kerjakan pr padahal sudah selesai.

Bi Inah ke kamarku, dia bilang ada teman laki-lakiku datang.

Mungkin itu Astrid atau Mirah rumah sebelah.

Astrid mana mungkin.... dia kan baru pergi dengan Aaron.

Dan Mirah perempuan.

Aku tidak punya teman laki-laki.

Hardy.

Huh mana mungkin dia ke sini malam-malam untuk apa?

Setelah dia hiraukan Aku di sekolah dia datang ke sini.

Begitu?

Aku senyum-senyum ingin marah tapi tak bisa, dia keren sekali.

Ripped jeans warna hitam, kaus Abu dan jaket warna putih, sepatu warna navy.

Exist Season2Where stories live. Discover now