(BOOK 1) The Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage

Chapter 119 Part 2

Chapter 119 Part 2 — Luo Family
————————————————————

Luo Xue Yan menarik Shen Miao untuk memperkenalkannya. Selain Luo Sui, ada dua putra dalam keluarga Luo, dua Jiu Jui (paman dari pihak ibu) Shen Miao, Luo Lian Ying dan Luo Lian Tai.

Istri Luo Lian Ying adalah Nyonya Yu, seorang wanita yang lembut, ramah, dan tulus. Dia melahirkan dua putra, Luo Ling dan Lou Sa.

JiuJiu Kedua Shen Miao adalah Lou Lian Tai dan istrinya adalah Nyonya Ma. Keluarga gadis dari Nyonya Ma melakukan beberapa bisnis. Jadi dia cerdik dan kuat. Dia melahirkan sepasang saudara perempuan dan laki-laki. Putri tertua adalah Luo Tan dan Adik laki-lakinya adalah Luo Qian

Luo Ling adalah Biao Ge Tertua Shen Miao, dia saat ini berusia delapan belas tahun dan memiliki temperamen yang lembut, persis sama seperri Nyonya Yu. Ketika seseorang melihatnya, dia akan menyapa dengan sopan dan hangat. Dia adalah orang yang sangat bijaksana. Biao Ge kedua adalah Luo Sa, dia berusia tujuh belas tahun dan juga merupakan saudara kandung Luo Ling tapi dia memiliki temperamen yang galak, dengan dingin dia mencemooh Shen Miao dan mengejek, "Bisakah Nona Muda ibu kota Ding menahan angin dan pasir di Kota Xiao Chun?" Luo Lian Ying menendangnya dengan ganas.

Luo Tan berusia enam belas tahun ini dan tampaknya mencurigai Shen Miao, sehingga sikapnya tidak hangat dan bisa dikatakan lebih mengatak ke rasa ingin tahu. Adik Luo Tan seumuran dengan Shen Miao dan langsung melihat Shen Miao untuk menilainya. Dia memiliki wajah bulat dan sepertinya sangat pemilih.

Setelah menyapa seluruh keluarga Luo dan mengidentifikasi semua orang, Luo Sui kemudian mempersilahkan Luo Xue Yan dan yang lainnya masuk ke kediaman.

Kediaman Luo adalah kediaman tempat di mana satu keluarga besar tinggal dan bergaul secara harmonis. Keluarga Shen ditempatkan di halaman yang dimiliki Luo Xue Yan sebelum dia menikah. Ketika para pelayan pergi untuk membereskan kamar, semua orang berada di aula utama untuk berbicara.

Setelah keributan yang terjadi di awal, masalah serius kemudian dibahas. Keluarga Luo dan keluarga Shen berbeda. Ketika keluarga Shen berada di ibu kota Ding, karena Shen Gui dan Shen Wan mengambil jalur seorang pejabat sipil, secara alami tidak mempengaruhi mereka di pengadilan. Lagipula mereka tidak beradal dari darah yang sama dan dipisahkan oleh perut yang berbeda, jadi tidak ada yang akan mempermasalahkan mereka. Namun keluarga Luo berbeda, mereka semua adalah satu keluarga besar. Tidak hanya Luo Lian Ying dan Luo Lian Tai yang dapat berbicara di sini, bahkan generasi yang lebih muda, Luo Ling dan yang lainnya, juga bisa mendengarkan diskusi. Jadi ketika seluruh keluarga Shen Xin datang, tentu saja mereka ingin mendengarkan.

"Yan-er, apa rencana masa depanmu dengan kembali ke Kota Xiao Chun ini." Luo Sui bertanya.

Surat yang telah dikirim sebelumnya kepada mereka, telah memberi tahu mereka tentang masalah penyitaan lencana militer Shen Xin, dan juga di surat itu menyatakan bahwa dia akan pindah ke Kota Xiao Chun untuk menjaga kota ini. Hanya saja pada saat itu, sulit untuk mendiskusikan berbagai hal karena jarak mereka berjauhan, oleh karena itu pertanyaan ini diajukan saat ini.

Luo Xue Yan tersenyum dan berkata, "Kenapa Ayah menanyakan ini? Karena aku telah datang ke Kota Xiao Chun, tentu saja aku akan menetap di sini juga." Tentang masalah menghidupkan kembali pasukan keluarga Luo, baik Luo Xue Yan maupun Shen Xin tidak tahu bagaimana cara memberi tahu Luo Sui. Dengan pemikiran kuno Luo Sui, mereka merasa butuh waktu lebih lama.

"Adik Ketiga." Luo Lian Ying yang berbicara. Dia memandang Shen Xin dan ragu sejenak sebelum bertanya, "Tapi karena tentara keluarga Shen disita seperti ini, apakah tidak ada yang bisa diperbuat lagi?"

Mereka adalah jenderal militer dan dapat memahami pentingnya pasukan bagi seorang Jenderal. Shen Xin telah sibuk berperang selama bertahun-tahun, jadi bagaimana mungkin hal ini akan mudah baginya karena tiba-tiba menjadi orang biasa yang menganggur. Jika hal itu menimpa mereka, mereka takut akan sulit untuk menenangkan diri dari kemarahan.