#First conflict

25.8K 2.5K 128
                                    

Keduanya sudah sampai di sekolah sekarang. Semua siswa-siswi memandang ke arah Metha dan Andre, juga dengan bayi yang Metha gendong. Segera Metha turun, namun sebelumnya memberikan Vanno pada Andre.

Andre dengan cepat membawa Vanno ke dalam pelukannya. “Semoga ujiannya lancar.”

Metha mengangguk mengiyakan, kemudian keluar dari dalam mobil. “Saya masuk dulu. Hati-hati di jalan, Pak.” Setelah itu, Metha melangkah pergi.

Andre menidurkan Vanno, di kursi sebelahnya. Namun seketika ia terbelalak,  saat melihat, ponsel Metha ada di sana.

Dengan  langkah gesit, Andre memasukkan ponsel tersebut ke dalam saku celananya, sekaligus mengendong Vanno kembali ke dalam dekapannya. Andre keluar, menuju sekolah Metha.

Semua pandangan mengarah padanya kini, sekaligus pada Vanno yang tiba-tiba saja terbangun, akibat pergerakan Andre. Melihat keduanya membuat siapapun gemas sendiri.

“Ahh! Benarkah itu anaknya? Kalau iya, mungkin dia seorang duda,” ucap salah satu pegawai honorer.

“Pakpolnya ganteng anjir! Mau apa dateng ke sekolah?”

“Insyallah gue mau jadi istri keduanya, anjrot!”

“Bismillah gue mau selingkuhannya juga jadi!”

“Woah primitif!”

Andre hanya melirik mereka sekilas. Dengan tatapan datar tentunya. Laki-laki itu, fokus berjalan ke arah ruangan Metha, meskipun ia sendiri tidak tahu, letaknya ada di mana.

“Vy, gue ke toilet dulu. Sebentar aja kok. Cuman mau cuci muka doang. Gue ngantuk nih,” ucap Metha dengan mata pandanya. Ini semua juga karena Vanno.

“Eh iya-iya,” ucap Evy, namun langkah Metha terhenti saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Metha segera menoleh, gadis itu seketika terbelalak hebat, saat melihat Andre dengan Vanno.

Semua Siswa-siswi di sana pun,  memandanginya kini. Oh ya ampun! Mudah-mudahan semua orang tidak menyangka kalau Vanno itu adalah anaknya!

“Kak Andre?” kata Metha dengan tatapan bingung. Andre mengernyit bingung, kenapa Metha memanggilnya dengan embel-embel 'Kakak?'

Semua siswa-siswi yang ada di sana hanya manggut-manggut mengerti, berpikir kalau Andre itu adalah saudaranya.

“Eh? Sejak kapan Metha punya Kakak? Bukankah dia anak pertama?!” Bisikan tersebut membuat Metha melongo tidak jelas. Astagaa! Dasar warga +62!

“Ponselmu tertinggal di mobil,” ucap Andre sarkas, lalu menyodorkan ponsel Metha. Metha hanya mengangguk lalu meraih ponselnya. “Makasih!” ucap Metha pelan.

Drama yang baru terjadi lagi. Vanno, bayi laki-laki itu malah meminta untuk di gendong. Metha terbelalak. Kenapa bayi ini akan melakukan aktingnya di saat-saat menegangkan seperti sekarang ini? Tidak tahu tempat! Udah gue bilang kan? Bayi itu pandai bohong! Pasti pinter akting juga!

Metha hanya tersenyum canggung lalu menggendong Vanno. Menepuk-nepuk punggung bayi laki-laki tersebut, kemudian memberikan kecupan kecil di dahinya. Buat Andre iri saja!

“Saya mau ujian, lebih baik Vanno di bawa pulang,” ucap Metha. Andre hanya mengangguk pelan lalu meraih Vanno.

“Lain kali jangan teledor, nanti setelah selesai ujian, kita carikan baby sister untuk Vanno,” ucap Andre kemudian.

Metha mengangguk pelan. “Tentu!” ucapnya pelan.

*****

Satu jam berperang dengan soal-soal ujian, sekarang waktunya istirahat. Evy sedari tadi menggoda Metha terus. “Kayak keluarga bahagia aja,” ucapnya dengan tawanya yang sangat menyebalkan.

Married to the Police [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang