#Ban kempes!

30.8K 3.5K 171
                                    

Selesai berbelanja, keduanya segera pulang. Keduanya berada di dalam mobil sekarang. Saling sibuk dengan pikiran masing-masing.

Benar kata Metha. Keduanya sudah terlampaui asing sekarang. Andre menarik napasnya pelan, kemudian melontarkan pertanyaan pada gadis itu, “Kita, langsung pulang?”

Metha berpikir keras. Apa laki-laki itu akan membawanya jalan-jalan? Metha berharap tidak! Ia tidak ingin jadi sorotan publik lagi! Sudah cukup Metha di permalukan di pasar tadi.

“Kenapa diam? Apa ucapan saya salah?” tanya Andre, meskipun masih fokus pada jalanan. Salah banget malah! Pakai nanya segala.

“Sebaiknya tidak perlu, Pak! Saya harus memasak nanti. Itu juga karena Bapak!” ucap Metha dengan dengusan kesal.

“Karena saya? Memangnya saya salah apa?” tanya Andre. Kini laki-laki itu melirik ke arah Metha sekilas. Pandangan keduanya saling bertubrukan. Secepatnya Metha mengalihkan pandangannya ke arah jalanan. Kalau ia mati karna salting kan bahaya! Banyak banget Pak! Bapak udah buat saya malu, berulang kali!

Andre kembali menatap jalanan. Pertanyaan Metha membuatnya kembali menoleh. “Bapak gak kerja yah? Bapak kan Polisi.” Metha berusaha menghilangkan kegugupannya sekarang.

Andre hanya tersenyum tipis. “Sekalian berpatroli di jalan,” ucapnya lembut.

“Kenapa gak barengan sama temen Bapak, Polisi yang lainnya?” tanya Metha cepat.

“Mereka juga berpatroli. Anda bertanya seperti itu, apa karena ingin menghindari rasa gugup?” tanya Andre sarkas.

Bagaimana laki-laki itu bisa membaca pikiran Metha! Sial!

“Hm, tidak. Saya gak bermaksud begitu,” jawab Metha, sembari memperbaiki cara duduknya. Sungguh ia sangat gelisah jika berduaan dengan laki-laki ini.

Andre hanya mengangguk pelan. Tiba-tiba saja ia memberhentikan mobil. Metha terkejut, kemudian segera meliriknya.

“Kenapa Pak?” 

“Sepertinya Anda akan lebih lama lagi dengan saya. Jadi tidak baik kalau berusaha menghindar,” ucap Andre.

Metha seketika terbelalak mendengar ucapan laki-laki itu. Maksudnya gimana nih?

“Maksud Bapak--”

“Ban mobilnya kempes. Butuh waktu cukup lama untuk mencari bengkel di sekitar sini,” ucap Andre.

Metha mendengus kesal. Kenapa ia harus terjebak dengan laki-laki menyebalkan itu?!

“Yaahhh! Padahal saya, buru-buru pengen pulang!”

“Jangan banyak bicara. Bukannya ini lebih baik? Anda akan lebih lama lagi berdua dengan saya,” ucap Andre.

Apa Polisi itu benar-benar kehilangan akal? Siapa yang mau berlama-lama dengannya?!

“Pak, lebih baik telpon tukang bengkel yang sering bapak temui. Saya tidak mau panas-panasan di sini,” ucap Metha.

Andre mendengus pelan, lalu keluar dari dalam mobil. “Turunlah! Supaya tidak terlalu panas,” ucap Andre.

“Ih! Makanya Pak, kalau punya mobil itu, di lihatin dulu mana yang rusak!” ucap Metha kesal, lalu turun dari dalam mobil.

“Anda maunya apa sih? Kalau tidak ingin keluar, di dalam saja kalau begitu. Di dalam kan ada AC,”  lanjut Andre lagi.

Metha kembali berpikir keras, mencari alasan untuk marah-marah, supaya ia bisa lolos dan pulang sendirian. “Makanya Pak, kalau mau bepergian, harus di perhatikan dulu! Sekarang saya yang jadi korban di sini!”

Married to the Police [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang