#Baby boy

34K 3.2K 82
                                    

Metha menatap Andre dengan tatapan horor. “Pak, motornya boleh di bawa kan yah? Yah? Lagi mendadak nih,” ucapnya di sertai senyuman mengemis. Kemudian, gadis itu menyerahkan kertas tilang  yang sudah ia isi.

“Kemarin juga bilang begitu. Sekarang, biar motornya di tahan!” jawab Andre.

“Ih, percuma kenalan! Masa iya gak di kasih ijin!” Metha mendengus kesal.

“Hukum tetaplah hukum. Tidak ada namanya—”

“Sogokan! Polisi aneh. Masa gitu doang gak bisa. Kalau gitu, saya sama Polisi lain aja deh. Pasti bisa di bayar!” Potong Metha kesal.

Andre menggelengkan kepalanya cepat. “Tidak boleh! Biar saya saja.” Sebenarnya ia tak ingin menahan motor Metha, namun, ia tak boleh egois juga.

“Tidik bilih! Biir siyi siji!” ucap Metha sebal.

Andre menghela napasnya. “Kalau begitu, nanti datang ke sini lagi. Jangan lupa bawa SIM dan STNK. Baru motornya bisa bebas,” ucap Andre.

“Beneran Pak? Gak pakai denda lagi kan?”

Andre hanya berdeham pelan. “Nanti, saya tinggal bilang kalau Anda istri saya.”

“LOH KOK GITU? AH JANGAN DONG! MASA ANAK SMA UDAH NIKAH AJA!” pekik Metha. Andre memejamkan matanya. Ia benar-benar malu.

“Mau atau tidak. Kalau tidak mau, yah terserah!” Andre mengedikkan bahunya tak peduli, kemudian melangkah menjauh dari keduanya.

“Hm iya-iya. Vy, kita ke restorannya jalan aja yah? Deket lagi kok ini,” ucap Metha.

Evy berbisik. “Lo punya utang cerita sama gue.” Metha berdecak sebal. “Iya! Nanti gue jelasin. Lo tenang aja.”

Segera Metha berlalu pergi tanpa pamit sedikit pun pada Andre. Lagi pula, Polisi yang satu itu sedang sibuk dengan pengendara lainnya sekarang.

*****

Setelah sampai di restoran, Evy menatap Metha empat pasang mata. “Lo beneran di jodohin? Kok gue kagak tahu? Lo kok—”

“Baru kemarin! Gak usah nyerocos juga kali. Ini juga mendadak. Gue gak tahu. Ternyata dari dulu gue di jodohin sama tuh Pakpol,” jelas Metha.

“Terus kapan nikah?” tanya Evy dramatis.

“Ogahh! Gak mau gue! Gue gak mau nikah sama dia!” Metha bergidik ngerih.

“Harusnya lo bersyukur anjir. Tuh Pakpol mani ganteng pisan eu. Gasken aja cuk.”

“Lo aja yang nikah sono. Gue ikhlas lahir batin! Gue kagak mau ngebet nikah,” ucap Metha, sembari menyeruput tehnya.

Evy mengotak-atik laptopnya, menekan beberapa drama Korea di sana, kemudian mengunduhnya. Mumpung WiFi gratis kan?

Pandangannya beralih pada Metha. “Saran gue sih, terima aja. Nanti gue jadi pembawa toa di pernikahan lo.”

“Lo pikir mau demo? Gaje lo ah.” Metha menatap Evy dengan tatapan horornya.

“Hahaha. Padahal nih yah, kalau tuh Pakpol nya, Pak Haikal, tanpa di suruh pun, gue mau nikah anjir,” ucap Evy.

Metha geleng-geleng kepala, di buatnya. “Sekolah dulu yang bener. Mentang-mentang Pakpol yang namanya Haikal itu ganteng, lo mau embat.”

“Yah lumayan dong. Perbaiki keturunan, HAHAHA.” lagi-lagi Evy tertawa tidak jelas. Bahkan keduanya menjadi bahan sorotan di restoran ini. 

Metha buru-buru menginjak kaki Evy, hingga membuat gadis itu menjerit kecil. “AH sakit Methaa!”

Married to the Police [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang