Scene 6 || Endorsement Mendadak

Start from the beginning
                                    

"Bentar, Mbak. Jangan dimatiin dulu," potong Asyilla. Gadis itu langsung memanggil Elena yang lewat di depannya.

"El! Lo sibuk nggak? Gue ada pemotretan, nih. Lo ajak jalan-jalan Milo, ya?" pinta Asyilla dengan raut memohon.

"Gue nggak bisa, Kak. Nggak keburu, gue ada les piano, nih. Mau berangkat. Udah dulu, ya!" pamit Elena dengan tergesa-gesa.

Asyilla menghela napasnya. Ia ingat bahwa Januar juga tidak ada di rumah dari pagi tadi. Orang tuanya nihil.

"Syil? Lo masih di sana, 'kan?" tanya Melly.

"Eh? Masih, Mbak," balas Asyilla.

"Gini loh, Syil. Lo ajak aja keponakan lo, lagian ini endorse-nya dari kedai dessert gitu, gue yakin deh keponakan lo suka," saran Melly.

"Ada salad buah, nih. Gue mintain stroberi sama anggur buat Milo, deh," tambah Melly lagi.

"Oke!" seru Asyilla ketika mendengar buah-buah kesukaan Milo. Mengingat sudah beberapa kali Milo ikut dengannya syuting karena Algebra yang tiba-tiba menitipkan. Milo tipikal anak yang akan diam jika dia makan, apalagi makan makanan yang lelaki kecil itu suka.

"Milo ikut Tante ke studio, yuk! Nanti foto-foto, Milo nanti dapat stroberi sama anggur dari Tante Melly. Mau, ya?" tawar Asyilla agar Milo mau ikut dengannya.

Mata balita itu berbinar, sontak lelaki itu langsung mengangguk kuat. Asyilla tersenyum melihatnya. Keduanya langsung berangkat dengan mobil Asyilla.

🎬🎬

Kaki-kaki itu berlarian, napasnya seakan ingin habis, kedua insan itu sampai juga di lantai keempat gedung ini.

"Maaf, Mbak Melly. Tadi macet banget," ujar Asyilla dengan napas yang terengah-engah.

"Nggak apa-apa kali, Syil. Lagian fotografernya juga baru aja sampai, ini masih persiapan juga. Tadi gue udah chat lo biar nggak usah buru-buru, tapi malah belum lo baca," balas Melly. Asyilla hampir saja pingsan, tapi ternyata pemotretan belum dimulai, sial sekali! Tapi, berita bagusnya ia masih bisa istirahat sembari di-touch up.

"Milo duduk sana, ya? Ini stroberi sama anggurnya," ujar Melly dengan lembut sembari menunjuk ke salah satu kursi yang sudah disiapkan khusus untuk Milo.

"Makasih, Tante," balas Milo dengan memamerkan rentetan gigi susunya pada Melly. Hal ini tentu membuat Melly gemas sendiri. Balita itu langsung mengambil semangkuk stroberi dan anggur, lalu duduk di kursi yang sudah ditunjuk.

Asyilla memilih memejamkan matanya saat proses rias. Bahkan, gadis itu sampai terkejut ketika ada semilir angin yang melalui wajahnya dengan jarak yang begitu dekat. Pasalnya ia terlalu nyaman saat dirias sampai merasa sedikit mengantuk, sedangkan anehnya lagi kursi di sampingnya kosong dan tak ada kipas angin di sana.

"Mbak Maria? Ya ampun, aku kira siapa," ucap Asyilla dengan keterkejutannya.

"Habisnya kamu keringetan gitu, maaf malah ganggu istirahat kamu," ucap Maria—asisten Asyilla—yang terkesan sopan.

"Nggak apa-apa, Mbak. Aku cuma kaget aja," balas Asyilla. Maria tersenyum.

"Oh ya, selamat, ya sama hubungan kamu sama Dion. Semoga langgeng, btw maaf lo waktu pers aku nggak bisa dateng. Anakku itu suka ngajak liburan kalo aku free," jelasnya. Asyilla mengangguk mengerti.

SHOOT ON ME [END]Where stories live. Discover now