Saat sudah sampai di depan sepeda motor, Robin melepaskan tautan tangannya dengan Zahin. Kemudian dia memakai helm, dan satu helm di serahkan kepada Zahin.

"Pake!" perintah Robin sambil melempar helm ke arah Zahin. Dan gadis itu berhasil menangkapnya. Zahin memutar-mutarkan helm itu, merasa asing dengan benda bulat berwarna hitam. 

Robin menatap gadis di depannya yang sedang kebingungan, akhirnya dia memutuskan untuk mengambil helm itu. Kemudian memakaikannya.

"Di atas ada Kunti," celetuk Robin.

Seketika Zahin menghadap ke atas, namun karena helmnya berat, ia sampai terhuyung ke belakang dan Robin segera menarik pengikat helm supaya Zahin tidak terjatuh.

Robin memasang pengikat helm dengan tubuh Zahin yang masih menukik ke belakang. "Berdiri tegak sebelum gue lepas  pengikatnya," perintah Robin yang membuat Zahin langsung memundurkan salah satu kakinya supaya kembali seimbang.

Di sisi lain, Pak ojek sudah berada di mobil bersama Sopir pribadinya, dan Robin akan berada di motor bersama Zahin—pengasuhnya. Padahal seharusnya dia yang menjaga Robin tapi yang terjadi justru sebaliknya. Robin serasa sedang membawa anak kecil jalan-jalan.

Robin melihat ke spion motor, terlihat jelas jika Zahin masih berdiri. "Buruan naik!" perintah Robin nada juteknya.

"Kalo naik motor kan kena angin, nanti kalo aku kedinginan gimana? terus kalo nanti aku sakit gimana?" celetuk Zahin dengan nada seperti anak kecil.

"Buruan naik atau gue tinggal?"

"Nggak mau, nanti aku sakit," tolak Zahin. "Aku mau naik mobil aja deh," lanjutnya dengan tubuh yang sudah berbalik arah.

Robin memukul motor itu dengan amarah. Setelah itu dia melepas hoodie putihnya dan dilempar ke kepala Zahin.

Robin memundurkan motornya, sedangkan Zahin masih mencoba untuk mengambil pakaian yang menutupi pengalihannya.

Tiba-tiba saja tangan Zahin di cekal oleh Robin dan membuatnya terduduk di jok belakang motornya.

"Buruan pake, gue kasih waktu 5 detik."

"Kok bentar banget," protes Zahin.

"1."

"Tunggu dulu be—"

"2."

Zahin segera memakai hoodienya dengan sangat terburu-buru.

"5."

"Kok langsung lima?"

"Lagian udah selesai kan?"

"Y-ya udah sih," jawab Zahin dengan sedikit bingung.

"Y-ya udah sih," jawab Zahin dengan sedikit bingung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pegangan."

Zahin celingak-celinguk mencari pegangan, tapi ia tak menemukannya. "Pegangannya dimana?" tanya Zahin polos.

Zahin to RobinWhere stories live. Discover now