BAGIAN 1

6.5K 578 1K
                                    

"Nggak usah sering senyum, nanti bibirnya lebar kaya Joker

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nggak usah sering senyum, nanti bibirnya lebar kaya Joker."

÷÷÷÷÷

Namanya Robin Bhratabara, nama yang indah seperti rupanya. Biasa dipanggil Robin, Robinson atau Robin hood. Memang namanya pasaran, untung gantengnya nggak pas-pasan.

Robin itu anak rumahan. Ia bisa menghabiskan satu minggu harinya hanya untuk berada di kamar. Tidak ada tempat senyaman kamar bagi dirinya. Temannya saja sering mengatainya dengan sebutan nolep.

Kamarnya bernuansa putih abu-abu dan tidak terlalu luas karena ia memang tak suka kamar yang terlalu luas—membuat kakinya pegal jika akan kemana-mana.

Dalam hal materi ia sama sekali tak kekurangan. Tangannya bagaikan tongkat sulap, simsalabim abrakadabra. Apa yang diinginkannya akan berada tepat di depannya.

Robin lelaki yang penurut, sangat patuh kepada orang tua. Penganut surga di telapak kaki ibu, membantah adalah hal yang tak akan dilakukan. Itu yang selalu Minah ajarkan.

Minah adalah orang yang selalu ada di sebelahnya, dia bagikan seorang ibu. Robin selalu menganggapnya seperti itu, makanya ia memanggil Minah dengan sebutan Bunah, Bu Minah.

Tok tok tok.

"Nggak ada orang!" Teriak Robin di balik selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Gara-gara semalam begadang menulis novel, membuatnya malas bangun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gara-gara semalam begadang menulis novel, membuatnya malas bangun. Matanya masih terasa berat.

Ia yakin pembantu itu akan kembali mengetuk pintu kamarnya, dia pembantu namun bisa melawan majikan—jika yang menyuruhnya adalah Mama.

Pembantu di sini lumayan banyak, setiap orang memiliki tugasnya masing-masing. Namun dari sekian banyak pembantu ia hanya mengenal Minah, yang lain Robin sama sekali tak peduli. Lagipula tak penting juga ia mengingat nama semua pembantu.

Tok tok tok.

"Aish!" Robin sambil melempar vas bunga yang ada di nakas hingga jatuh ke lantai. Dan tentu saja menimbulkan suara, ia bisa mendengar pekikan pembantu yang di tahan. Dia pasti terkejut.

Zahin to Robin | IIIWhere stories live. Discover now