📓[15] Keluar Darah

Mulai dari awal
                                    

"Apa sih anjir. Ngeselin banget lo sumpah! Kek cewek." Mata Kevin mengerling tajam menatap Dirga yang cengengesan.

"Lo mau, gue rontokin gigi lo!?" Dirga tak menghiraukan. Ia mengembang kempiskan hidungnya sambil menatap Kevin dengan wajah tak berdosa.

Wajah Kevin telah merah padam. Dadanya kembang kempis menahan amarah. Giginya bergemelatuk, pandangan matanya sangat tajam.

"Raka ...." Kevin beralih mendekati Raka. Wajah yang tadinya sangat garang kini memelas, bibirnya maju ke depan beberapa senti.

"Liat tuh si Dirga, dia nakal." Kevin memeluk lengan kiri Raka yang duduk di tepi kasur. Sementara kepalanya menyender di pundak cowok kulkas itu.

"Cih ... umur aja udah tua. Kelakuan kek bocah ingusan," cibir Dirga yang terus memainkan game di ponselnya.

"Serah gue. Umur, umur gue. Kelakuan, kelakuan gue. Napa lo yang repot!"

"Bisa diem gak lo," ujar Raka menatap tajam Kevin yang memeluk lengannya.

Kevin melepaskan pelukan itu, kepalanya menunduk dalam. Asal kalian tahu, Kevin dan Dirga cukup segan dengan Raka, walaupun cowok itu lebih muda dari mereka. Ntah apa alasannya, tapi memang begitu. Mungkin karena sifat cowok itu lebih manusiawi.

"Gak usah nangis lo, gak malu sama badan!" Celetukan itu kembali keluar dari mulut Dirga yang blak-blakan. Baginya, melihat Kevin ternistai adalah hal yang paling menyenangkan.

"Gue bilangin emak gue, lo berdua," sahutnya dengan tampang kesal.

"Bodo amat, emak lo lebih sayang sama gue," balas Dirga tak mau kalah membuat cowok berlesung pipit itu tambah kesal.

"Buah manggis buah kedondong. Kevin yang manis ijin mau pulang. Di sini, gue kek gak ada harga diri," ujar Kevin beranjak keluar dari kamar itu.

Sebelum benar-benar keluar dari kamar, kepalanya kembali menjembul dari balik pintu. "Tiati berduan di dalam kamar, ntar ada setan. Kan gak lucu lo berdua jub-jub di belakang gue," ujarnya sambil cekikikan lalu berlari keluar rumah.

Raka menatapnya tajam, semantara Dirga memandangnya bingung. "Ka, jub-jub apaan?" Cowok kulkas itu beralih melirik Dirga.

"Nge--" Raka tak melanjutkan perkataannya. Ia memandang Dirga sinis, lalu meninggalkan cowok itu sendiri karena dirinya juga ingin pulang.

"Tinggal terus! Tinggal!" seru cowok berambut agak pirang itu.

***

Kevin berjalan mengendap-endap memasuki rumah dua tingkatnya. Pandangannya mengintip ke arah ruang tamu, tak ada istrinya di sana. Dirinya bernapas lega, satu langkah lagi kakinya menapak di tangga, tetapi suara deheman menghentikan aksinya.

"Ohh gitu yaa, baru pulang. Dah jam berapa ini," kata Kayra santai tapi terkesan sinis. Dirinya melangkah dari arah dapur serta gelas berisi air putih dingin berada di tangan kanannya.

"Eh, istriku yang paling cantik. Minum apa cantik?" ujarnya dengan nada sangat manis.

"Minum bensin, sayang," jawab Kayra tertawa pelan yang terkesan terpaksa.

"Mau gue siapin pembakaran?"

"Siapin aja, ntar gue panggang pantat lo!" ujar Kayra melotot. Kevin meringis pelan.

"Sengaja banget ya, baru pulang jam segini. Mau ngehindar, hmm?" Kayra mendekat pada tubuh Kevin yang berdiri kaku.

"Ngehindar? Ngehidari apa?"

"Sengaja yaa gak bangunin gue, terus tinggalin gue."

"Lo yang kebo!"

Kayra mengerling tajam. Matanya menelisik badan Kevin dari bawah ke atas. Sementara cowok itu masih terdiam kaku di ujung tangga.

Freak Couple : Nikah SMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang