𝘅𝘅𝗶. 𝘁𝗲𝗿𝗿𝗶𝗯𝗹𝗲 𝗻𝗶𝗴𝗵𝘁𝗺𝗮𝗿𝗲 🌈☁️

267 50 7
                                    

aku merasakan dekapan louis yang sangat hangat. seandainya kita berdua masih bersama.

aku masih belum bisa tidur, kedua mataku mulai menampung dan mengeluarkan banyak air mata.

aku memaksakan diriku untuk kembali ke posisi tidurku seperti semula.

padahal aku tidur sendiri biasa aja tapi, kenapa saat ini seperti aku sedang dihantui oleh seseorang?

hentakan kaki di luar pintu balkon sangat keras ku dengar.

aku mulai membuka mataku perlahan-lahan, untuk memerhatikan didaerah sekitaran.

tak ada siapa-siapa, aku hanya bisa melihat louis yang masih mendekapku dalam tidurnya.

aku mulai mengikuti isyarat otakku agar aku dapat istirahat sebisa mungkin.

tapi, semakin aku memejamkan mata.

aku merasakan aura-aura horor yang berada di sekitar kami berdua semakin kuat.

suara hentakan kaki, ketukan pintu sebelah balkon, dan suara gelas pecah dari luar.

sungguh ini sangat berisik tapi, louis masih tahan dengan tidurnya dan sesekali mendengkur.

aku tak bisa mengendalikan ini, aku tak bisa menahannya.

tiba-tiba, aku melihat bayangan seorang wanita bertudung hitam dan membawa pisau di balik korden jendelaku sangat jelas.

aku tak bisa melihat parasnya dengan jelas karena, tertutup oleh tudung hitam yang ia kenakan saat ini.

ia terdiam.

tetapi, sepertinya ia menulis sesuatu di jendelaku dengan jarinya karena, kaca jendela di luar pun mulai mengembun.

STAY AWAY FROM LOUIS, B*TCH.
U DON'T DESERVE HIM. BUT, HE IS MINE. IF U'RE NOT GOING TO STAY AWAY FROM HIM. LET ME KILL U AND HE WON'T KNOW THAT U WILL BE DEAD WITH MY OWN HANDS. HAHAHA

aku ingin teriak tapi, aku tak bisa.

mulutku seperti dikunci olehnya dan beberapa aura-aura yang horror di sekitar kami berdua.

udara dingin dari air conditioner yang kami berdua saat ini gunakan telah menusuk tulang rusukku.

kedua mataku tak dapat dipejamkan.

aku takut, please louis lindungin aku.

cuman kamu yang bisa bantu aku saat ini.

please bangun.

aku pun mencoba untuk berteriak dan akhirnya mulutku tak dikunci seperti sebelumnya.

"AAAAA", teriakku sangat histeris dan mungkin dapat memecahkan kedua gendang telinga louis.

louis terbangun dari tidurnya dan mulai menghidupkan lampu utama dari kamar ini.

aku pun mulai menangis sesenggukan dan aku berharap apa yang aku lihat ini bukan nyata dan hanya mimpi.

"omg, what's happening? why are u crying?", ucap louis yang terkejut dengan kejadian barusan walaupun ia masih ngantuk dan mulai memelukku.

aku ingin mengucapkan beberapa kata selanjutnya yang memang aku ingin utarakan.

tetapi, mulut dan pangkal tenggorokanku rasanya tercekat.

deretan alphabet yang kuucapkan hanya berhasil mencapai pangkal tenggorokan.

aku tak bisa berkata apa-apa.

"u can tell me, im here for u", louis pun memelukku lebih erat.

aku masih menangis.

"t-tadi, a-a-aku h-habis diteror sama orang baru aja dia ada di d-d-depan balkon", ucapku dengan gagap dan menunjuk jendela.

"kamu seriusan? sebentar ya, aku mastiin dulu buat ngecek kesana. kamu tunggu disini", louis pun memberanikan diri untuk menghampirinya.

ia membuka kunci pintu di balkon dan...

"enggak ada apa-apa disini", louis pun mengunci pintu kembali dan balik ke kasur.

aku pun mulai menyebarkan pandanganku diseluruh penjuru ruangan dan tulisan di kaca jendela pun tak menunjukkan seperti kata-kata peneroran.

apa cuman ilusiku aja ya? tapi, aku merasakan kejadian yang barusan aku lihat itu adalah kejadian yang disuguhkan untukku dan disaksikan secara realita.

"t-tapi, tadi banyak suara bising diluar bahwa s-seolah-olah aku harus menyerahkan diri ke peneror itu", aku pun mengucapkan apa yang terjadi barusan yang masih teringat di memoriku.

"mungkin itu hanya ilusimu saja", louis pun masih sesekali menguap.

"man, believe me. im not lying. i can't sleep because of that", aku pun memohon kepadanya agar dia mau mempercayaiku.

"jangan khawatir, aku berada disampingmu. aku selalu menjagamu. sudahlah ayo tidur lagi. usahakan kalo sebelum tidur, baca doa ya", ujar louis yang mulai mematikan lampu utama di kamarku ini dan mulai membaringkan tubuhnya.

tapi, jangan lupa ia mulai mendekapku lagi.

aku pun membalas dekapan tersebut. jujur, aku masih takut.

aku masih takut jika itu bukan mimpi tapi, akan terjadi pada diriku.

entah aku tak tahu itu kapan.

aku berharap hidupku bakal baik-baik saja.











to be continued - frail,
udah mulai masuk konflik paling puncak nih, ga kerasa bentar lagi ending huhu :'(

𝗳𝗿𝗮𝗶𝗹 | ˡᵖWhere stories live. Discover now