Ian pun berlari menghampiri aku dan Nadia sambil ngos-ngosan.

"Lagian lama banget! Kasian nih perut gue! Anakonda di perut gue udah minta makan." kata Nadya.

"Et,bilang ke anakonda di perut lo untuk belajar sabar!" protes Ian.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala.

***

Nadia's POV

Gue kaya ngeliat kejanggalan dari Thiyya. Dia biasanya semangat banget,periang. Tapi hari ini dia berubah 180 derajat. Thiyya jadi lebih diem,cuma ketawa kecil atau senyum. Ini bukan Thiyya yang gue kenal.

Sekarang aja,Thiyya gak makan. Dia cuma duduk manis ngeliatin gue sama Ian makan.

"Thiy,lo gak makan?" tanya gue.

Dia hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil.

Tuhkan!

"Lo gak ada uang? Nih pake aja uang gue!" kata Ian sambil menyerahkan uang sebesar £2.

Lagi-lagi,Thiyya cuma menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Gue sama Ian langsung bertukar pandangan.

What is wrong with her?

"Nad,Yan,gue ke kelas dulu,ya. Gue pengen baca novel yang tadi gue bawa. Bye!" kata Thiyya sambil berdiri dan berjalan menjauh.

"Eh? Okay (?)" kata gue dengan nada yang gak meyakinkan.

"Yan,lo ngerasa gak ada yang beda dari Thiyya?" tanya gue.

"Iya,kok dia begini ya? Apa ada masalah?" tanya Ian.

"Gue gak tau,tapi tadi pagi sih Thiyya sempet diem setelah megang kertas kecil gitu. Gue gak tau itu kertas apaan." jelas gue ke Ian.

"Hm,jangan-jangan Thiyya dapet death threat kali?" kata Ian.

Gue pun tersedak. Ya kali Thiyya dapet death threat.

"Ya kali Thiyya dikasih death threat! Jangan bercanda!" kata gue.

"Eh,mungkin aja. Kan Thiyya anak pinter,siapa tau aja ada yang gak suka dengan nilai-nilai Thiyya." kata Ian.

"Hm,iya juga sih. Terus sekarang gimana?" tanya gue.

"Nanti pas pulang sekolah,lo ikutin Thiyya. Biasanya kan kalo di film-film gitu pasti pengirim death threat bakal ngebully orang yang dikirim setiap jam pulang sekolah. Nah,tugas lo,adalah jagain Thiyya." kata Ian.

"Eh tumben lo pinter,Yan!" kata gue.

"Ian Gillbert pasti pinter!" kata Ian menyombongkan diri.

"Eh,tapi lo temenin gue,ya!" kata gue.

"Yah,gak bisa. Gue harus jagain Chiara." kata Ian.

"Yah,oke deh!" kata gue.

"Nanti kabarin gue ya hasilnya gimana!" kata Ian.

"Siap bos!" kata gue.

***

Thiyya's POV

Kriingg!!

Bel pulang sekolah. Saatnya aku dateng ke taman belakang sekolah. Aku gak tau mau diapain. But,ini keputusan aku. Aku harus dateng ke taman belakang sekolah. Hm,wish me luck!

"Thiy,pulang bareng yuk!" ajak Ian.

"Ehm,maaf Yan,gu-gue ada hm ada--" kataku terbata-bata. Kok aku gugup gini ya? Apa ini efek takut?

TRY {Completed}Where stories live. Discover now