PART 65

1.7K 105 2
                                    

Jangan lupa memberikan 🌟 sebelum membaca cerita ini

"Ngomong-ngomong soal dalang. Gua baru inget kalo gua pernah denger Do.."

"Udah, gua lagi males bahas-bahas apapun yang bersangkutan sama dia." Kata Denis yang memotong pembicaraan Rizal. Rizal pun memberhentikan ucapannya, ia mencoba mengerti keadaan dan memberi waktu buat Denis untuk menenangkan dirinya.

"Yaudah, mending sekarang makan. Kalo lu udah merasa tenang, baru cari tempat lain buat cerita." Ucap Farhan, Farhan mengambil satu mangkok mie ayam yang masih tertata rapih di atas nampan, di ikuti dengan Chika, Rizal dan Denis.

"Ko sambel nya dikit." Ucap Denis sembari melihat ke arah Farhan.

"Bikin sendiri kalo mao banyak." Celetuk Chika. Mereka pun tertawa pelan dan segera menyantap makanan masing-masing dengan lahap. Di sela-sela suapan dan kunyahan-nya, Chika menanyakan sesuatu yang sebenarnya hanya penting untuk diri-nya sendiri.

"Nis, pengen nanya dong." Kata Chika ke Denis. Denis pun menoleh ke arah Chika, ia tahu betul apa yang ingin Chika tanyakan padanya. Denis memasang wajah meledek hingga membuat Chika salting sendiri. "Nanya apa tu." Jawab Denis.

"Mmm, makanan kesukaan-nya Kiki apa sih, kasih tau dung." Kata Chika sembari senyum-senyum tidak jelas.

"Najis banget gitu aja salting." Ucap Denis, Chika pun menepuk pelan pundak Denis karna kesal.

"Kasih tau, plis, plis, plis." Pinta Chika.

"Ayam bakar, steak, macc.."

"An, bisa diem dulu ga, gua lagi serius nih." Kata Chika yang memotong ucapan Farhan.

"gimana kalo tanya langsung aja sama orangnya." Ucap Denis.

"Yaelah, lu kan sahabatnya, sebagai sahabat, pasti lu tau makanan kesukaannya."

"Gua gak tau." Jawab Denis dengan singkat. Chika pun langsung memasang raut wajah kesal. Ia kesal, karna sahabat dari seseorang yang sedang ia taksir ini tak mau memberi tahu sedikit informasi yang ia tahu kepada Chika. Chika mengerucutkan bibirnya sembari melirik sinis ke arah Denis. Denis tahu Chika tengah kesal dengan dirinya, maka dari itu, Denis sengaja berdehem sembari tersenyum dan melirik ke arah Chika.

Selesai dari menghabisi mie ayam dan sedikit berbincang-bincang. Chika langsung menagih kembali hutang cerita yang belum Denis ceritakan tentang saudara kembarnya. "Nis, sekarang lu harus cerita, gak mau tau gue." Kata Chika. Denis pun menoleh ke arah Chika, ka memikirkan kembali, apakah masalah ini harus ka ceritakan atau tidak.

"Oi Nis." Panggil Chika. Lamunan Denis buyar, ia rasa tak akan ada salahnya kalau ia menceritakan perihal masalah ini ke mereka. Toh, mereka sahabat baik-nya Disa. Denis juga mengenal mereka dengan baik. Jadi, tak perlu ada yang harus di tutup-tutupi dari mereka tentang Disa.

"Oke, kita keluar dari area sekolah. Gua ga mau ada yang denger pembicaraan kita." Kata Denis.

"Gimana kalo ceritanya sambil nongki, ga jauh dari sekolah ada caffe baru. Nama-nya waroeng kopi." Ucap Rizal. Tanpa basa-basi, mereka bertiga pun langsung menyetujui usulan Rizal untuk kesana. Mereka berempat segera bangun dari duduknya, dan langsung melangkah meninggalkan gor menuju ke parkiran. Sesampainya mereka di parkiran, Denis, Farhan dan Rizal langsung menyiapkan kendaraan yang mereka bawa masing-masing. Seperti biasa, Chika naik ke atas motor, mereka berempat langsung melajukan dan mengarahkan motornya untuk keluar dari area parkir menuju gerbang masuk sekolahan.

MARRIED WITH SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang