PART 64

1.7K 128 20
                                    

Jangan lupa memberikan 🌟 sebelum membaca cerita ini

"Mau ngapain lu ikut masuk ke kelas gua." Ucap Bayu sembari menepuk dahi Denis yang juga membuat Denis refleks untuk memberhentikan langkahnya. Tak lama Bayu pun menurunkan tangannya, Disa pun terkekeh kecil melihat raut wajah Denis.

"Nih, gua cuma mau nganter dan mastiin princess masuk ke kelas." Ucap Denis sembari melirik ke arah saudara kembarnya itu. Disa pun bergidik geli saat Denis menyebut dirinya sebagai princess.

"ih, ga ada sebutan lain apa. Harus banget princess." sewot Disa sembari menepuk pelan bahu Denis. Denis tertawa kecil melihat raut lucu dari wajah saudara kembarnya itu.

"Yaudah sono masuk, gua juga langsung mau ke kelas." Ucap Denis kepada Disa. Bayu yang mendengar kalimat terakhir dari Denis pun shock. Karna Denis sudah sangat langganan untuk tidak masuk di jam pertama. Suatu keajaiban apabila ia masuk kelas tanpa adanya unsur paksaan dari Kepsek, guru piket, dan rekan osis terutama sang ketua.

Bayu mendekatkan tubuh-nya ke arah Denis, kedua tangan-nya menepuk-nepuk pipi Denis dengan pelan, "hah? seriously? lu kesambet setan apaan?" Ucap Bayu. Denis pun langsung menyingkirkan kedua tangan Bayu yang menempel pada pipi-nya. "Kesambet jenglot. Puas lu." Jawab Denis sembari tertawa pelan. Disa yang melihat gurauan adik serta sahabat-nya ini pun tertawa pelan.

"Udah sono masuk kelas, yuk Bay." Ucap Disa kepada Denis dan Bayu. Disa segera menggandeng lengan Bayu untuk masuk ke dalam kelas. Melihat sang kakak sudah masuk dan ia pastikan berada di dalam kelas, Denis pun langsung bergegas melangkahkan kaki untuk pergi dan memasuki kelasnya. Setelah Disa memasuki kelasnya, ia langsung melangkah-kan kaki nya ke arah kursi yang biasa ia tempati. Tapi baru beberapa langkah ia melangkah ke arah tempat duduknya.

"Udah gua anterin, eh malah gua yang ditinggal." Ucap seseorang dengan wajah masam. Karna refleks, Disa pun langsung menoleh ke arah suara tersebut. Mata-nya membulat sembari bibirnya menahan senyum. Ia lupa kalau Rapli pergi ke kantin bersamanya tadi. "Rapliii, maafin gue hahaha." Ucap Disa dengan tawa-nya.

"Gapapa ko Sa, gapapa banget, udah biasa gua mah di lupain." Gurau Rapli dengan wajah sok memelas. Disa dan beberapa sahabat-nya yang sudah berada di dalam kelas pun tertawa melihat kelucuan satu sahabat-nya itu. "Iya maap Pli, gue khilaf." Ucap Disa dengan wajah meledek. Karna kesal, Rapli mengusap pelan wajah Disa dengan telapak tangannya. Setelah itu mereka berdua langsung duduk di tempat masing-masing. Disa memperhatikan sekeliling kelas, ia melihat seperti ada yang kurang.

"Chika, Farhan sama Rizal telat lagi?" Tanya Disa ke Fika. Fika hanya menganggukan kepalanya, karna sedari tadi pun Fika belum melihat batang hidung ketiga sahabat-nya itu. "Yaa kaya ga tau dia aja, langganan." Ucap Fika. Disa pun tersenyum kecil sembari menggelengkan kepala-nya.

"Ck ck ck, murid teladan yang tidak patut untuk di contoh." Ucap Disa. Tak lama dari itu, suara bel pun terdengar dan para guru langsung memasuki kelas dengan mata pelajaran masing-masing. Seperti biasa, jam pertama di isi dengan Bu Susan, guru bahasa indonesia. Para murid yang berada di dalam kelas pun segera duduk dengan tertib saat Bu Susan mulai memasuki kelas.

"Assalamu'alaikum." Ucap Bu Susan memberi salam. Sesisi kelas pun menjawab salam yang di berikan Bu Susan dengan bersamaan. "Wa'alaikumsalam bu."

Bu Susan segera menaruh tas, serta beberapa buku yang ia bawa ke atas meja guru yang telah disediakan di depan papan tulis. Ia langsung duduk di kursi dan membereskan beberapa buku yang ia bawa tadi. Seketika suasana di kelas hening, tak ada yang membuka suara. Kalau kalian masih ingat, Bu Susan dikenal sebagai guru killer di sekolah. Bu Susan masih sibuk membenahkan beberapa peralatan yang akan ia gunakan untuk mengajar.

MARRIED WITH SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang