PART 62

1.8K 165 14
                                    

Jangan lupa memberikan 🌟 sebelum membaca cerita ini

Sekitaran 15 menit, akhirnya Disa selesai dengan pekerjaannya di dapur. Disa sudah mencuci piring dan juga panci yang tadi ia gunakan untuk masak, ia juga sudah menata kembali barang-barang itu ke tempat semula. Karna Disa merasa kalau tugas bersih-bersihnya sudah selesai dan juga ia merasa kalau badannya sudah mulai dilanda pegal-pegal karna membersihkan ini semuanya tanpa bantuan siapapun. Disa memutuskan untuk segera melangkahkan kaki ke kamar tidur. Tapi, baru beberapa langkah Disa berjalan, ia kembali teringat dengan momen menyebalkan yang dilakukan manusia menyebalkan itu kepada dirinya. Lagi dan lagi, jantung-nya berdegup dengan kencang. Ia langsung memegang dada-nya dengan kedua tangannya.

"Calm Disa, calm." Ucap Disa dengan nada suara pelan. Disa masih memegangi dada-nya, ia berharap detukan jantungnya berjalan dengan normal kembali. Tapi, degup jantung Disa tak juga normal. Ia masih merasakan degupan kencang di jantungnya.

"ish, dia kenapa sih nyium gua mulu." Kesal Disa. Pasalnya, Rendi itu anak yang terlihat dingin bagai kulkas 1000 pintu. Dan anak-anak disekolah juga tau kalau Rendi belum pernah mempunyai pacar. Entah memang belum pernah, atau ini hanya menjadi rahasianya saja.

"Jangan bilang kalo dia naksir sama gue." Ucap Disa. Disa pun langsung membulatkan matanya dan segera menepis pikiran seperti itu dari isi kepalanya.

"Plis Disa, kenapa lu mikirin hal itu sih. Dia gak akan suka sama lo. Dan lo, juga gak boleh suka sama dia. Fix!" Ucap Disa sembari memegangi kepalanya dengan kedua tangan. Karna momen tadi masih terus menghantui pikiran-nya. Disa memutuskan untuk tidur di kamar lain, ia tak mau berhadapan apalagi melihat wajah musuhnya itu untuk malam ini.

* * *

"Bodoh banget lu Ren." Ucap Rendi di hadapan laptopnya.

"ngapain coba lu cium dia."

"Lu sadar ga si, yang lu cium itu perempuan nyebelin. Perempuanh yang selalu nyari gara-gara sama lu di sekolah." Ucap Rendi lagi. Ia terus ngedumel perihal kejadian tadi saat ia mencium Disa di ruang makan. Rendi mengusap wajahnya dengan gusar, sudah sekitaran satu setengah jam ia fokus pada laptopnya, sudah setengah jam juga Disa berada di luar kamar. "Tu anak nyuci piring atau ngapain si."

"Apa dia tidur di dapur?" Ucap Rendi yang mulai menerka-nerka. Karna Disa tak juga masuk ke dalam kamar, akhirnya Rendi memutuskan untuk menghampiri kembali istrinya itu. Rendi beranjak dari kursi dan mulai melangkah ke arah pintu kamar.

Krekk..

Chup~

Kejadian tadi membuat Rendi harus mengusap wajahnya lagi dengan kasar, sungguh ia masih mempunyai urat malu. Karna ulahnya tadi, ia jadi harus menahan malu kepada dirinya sendiri.

'Lu bodoh Rendi, dia pasti ga bakal mau masuk ke kamar apalagi ngeliat lu. Pasti bakal jadi awkward banget kalo lu sama dia sekamar malem ini.' Umpat Rendi dalam hati. Masa bodo dengan kejadian tadi, ia masih bisa menahan rasa malunya di depan Disa. Rendi kembali membuka pintu kamarnya untuk memghampiri Disa yang ia harap masih ada di ruang makan. Ia melangkah-kan kaki-nya ke arah ruang makan, dan sesampainya ia disana, Rendi mengerutkan alisnya karna ia tak melihat keberadaan istrinya disana. Rendi akhirnya memutuskan mencari ke ruang tv untuk memastikan kalau Disa ada disana. Tapi, saat Rendi sudah menginjakkan kaki di ruang tv, ia juga tak melihat keberadaan Disa.

MARRIED WITH SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang