💫 a Dream

69 17 12
                                    

"you just have to make your life end beautifully.  that's enough"

-

-

-

-

-

Semilir angin menerbangkan helaian rambut milik Byun BaekHyun. Sang empu sedang memejamkan matanya dengan tenang, menikmati setiap elusan halus yang berada di puncak kepalanya. BaekHyun tersenyum senang dalam tidurnya. Sudah lama sekali rasanya dia ingin merasakan bagaimana rasanya tidur di pangkuan sang ibu dengan kepala yang di elus elus.

Dan akhirnya, dia pun merasakannya. Benar memang, terasa begitu tenang dan nyaman. Pantas saja orang orang di dunia selalu mendatangi ibunya ketika punya masalah. Jawabannya adalah karena ini, karena ibu adalah tempat ternyaman untuk kita pulang dan beristirahat dari penatnya dunia.

Membicarakan dunia, BaekHyun jadi ingat satu hal. Bae Irene. Apa kabar ya dengan gadis itu?

"Kau tidak ingin kembali, BaekHyun?"

Tanya sang ibu yang membuatnya mau tak mau membuka matanya. Wajah cantik milik ibunya yang menyapa penglihatannya. Dia tersenyum dan menggeleng.

"Kenapa?"

BaekHyun tidak menjawab. Dia hanya diam menatap dalam mata milik sang Ibu. Ibunya tersenyum dan mengangguk faham. Lalu kembali bertanya,

"Gadis itu menyakiti mu, ya?"

BaekHyun mengangguk. Dia menatap ibunya lagi,

"Tapi aku tahu dia tidak berniat untuk melakukannya"

"Itulah yang dinamakan cinta"

"Ketika kau bahkan tidak bisa marah atau membencinya saat dia sudah jelas jelas menyakiti mu. Itulah yang dinamakan cinta" jelas sang ibu sekali lagi.

"Kami tidak ditakdirkan, bu"

"Siapa kau berani mengatakan hal seperti itu? Kau bukan Tuhan. Kau tidak boleh mendahului ketetapannya"

"Jadi, aku masih bisa berharap?"

Tanya BaekHyun yang kemudian ditatap ibunya dengan sendu. Tangan milik ibunya terulur untuk mengelus lembut pipi sang putra. Dia tersenyum hangat, putranya sudah tumbuh sebesar ini. BaekHyun tumbuh dengan baik tanpa dirinya. Dan dia tahu itu sangat tidak mudah untuk melalui semua hal itu seorang diri. Tapi BaekHyun berhasil melaluinya.

"Kau tumbuh dengan baik, BaekHyun. Terimakasih sudah bertahan sejauh ini. Tapi, bisakah eomma minta satu hal?"

BaekHyun mengangguk "katakan saja".

"Kembalilah. Bangun dan katakan pada ayah mu jika dia tidak akan sendirian. Kau akan ada bersamanya sampai hari terakhir dia melihat dunia ini. Katakan jika kau tidak akan meninggalkannya. Pria tua itu... Dia akan sangat hancur jika kau juga akan pergi meninggalkannya, nak. Jadi kumohon, ayo bertahan sekali lagi. Ibu tahu kau masih punya kekuatan untuk melakukannya."

"Ibu, tapi-"

"Bukan demi gadis itu, tapi demi ayah mu. Ku mohon, nak..."

Belum sempat BaekHyun mengatakan sesuatu, tubuhnya serasa di tarik dengan amat keras dari arah belakang. Kepalanya terasa sakit karena membentur sesuatu, dan dia telah jatuh dari kecepatan yang membahayakan.

Written In The Stars [SEQUEL] 💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang