Perhatian?

18 12 10
                                    

Hangatmu begitu menyentuh, bolehkah jika perasaanku ikut bermain peran bersamamu?

–Felicia

Sebuah mobil berwarna putih berhenti di sebuah rumah yang agak lumayan besar, mobil itu mengeluarkan suara klaksonnya. Lalu tak lama ada seorang pria paruh baya dengan seragam putih dan celana biru seperti satpam rumahan itu membukakan pintu gerbang rumah, mempersilahkan sang mobil untuk masuk kedalamnya.

Seorang gadis membuka pintu mobil tersebut dan keluar, diikuti keluarnya sang cowok dari arah pintu mobil yang lain. Sang cowok membantu memapah tubuh sang gadis yang nampak sudah lemah.

"Masuk aja dulu sini" ajak sang gadis yang sudah berada di ambang pintu rumahnya dengan senyum.

"Gausah deh, gue—"

"Ayoo sini, lo 'kan udah capek-capek bolos buat gue. Istirahat dulu aja dirumah gue" potong sang gadis, meraih tangan si cowok yang hendak pergi namun mampu ia tahan dan diajak masuk ke dalam rumahnya.

"Duduk aja, bentar gue ambil cemilan dulu" pamitnya sebelum meninggalkan cowok itu sendiri di ruang tamu.

Mata Rey menatap fokus ke layar ponselnya, matanya tidak berniat untuk memandangi sekeliling isi dalam rumah gadis itu.

Pyarr...

Sebuah benda jatuh ke lantai hingga pecah, suara dentingannya menguar ke seluruh penjuru rumah.

Lelaki yang tadinya duduk dengan santai jadi kaget setelah mendengar suara tersebut, ia langsung berlari ke arah sumber suara. Ternyata disana, cowok itu mendapati Felis yang sedang berjongkok, memungut pecahan kaca yang berserakan dilantai.

Rey menghentikan gerakan Felis, "Biar gue aja" kini cowok itu yang mengambil alih untuk memungut sisa pecahan kaca yang tersisa.

"Tempatnya mana?" celetuk Rey setelah rampung menyingkirkan pecahan-pecahan tadi.

Felis yang tak paham menyerngitkan dahinya, menandakan bahwa dirinya bingung dengan ucapan Rey yang hanya setengah arti.

"Tempat sampahnya mana?" Rey mengulang kembali pertanyaannya untuk memperjelas maksud ucapan yang tadi kepada gadis di hadapannya.

"Oohh" balasnya cengo. "Sini biar gue aja yang buangin deh" ujarnya, mengambil alih pengki plastik yang ada di tangan Rey.

"Aaahhh..." badan Felis hampir menjungkal kedepan namun dengan kesigapan Rey yang menangkap tubuh Felis agar tidak jatuh ke depan.

Rey menghelas nafas, tangannya menyaut kembali benda yang berada ditangan Felis. "Biar gue yang buang aja, lo duduk" ujar Rey menatap tajam ke arah gadis itu yang dibalasi anggukan takut.

"Tempat sampahnya ada di depan bagian kiri" ucap Felis dengan nada pelan, tak lupa kepalanya masih menunduk takut akan tatapan Rey tadi. Rey mengangguk paham dan kakinya melangkah ke luar, masa bodoh dengan wajah gadis itu.

Setelahnya, Rey mengedarkan matanya kesemua penjuru mencari keberadaan gadis tersebut, ia mendapati Felis yang sedang duduk anteng di sofa. Rey sempat tersenyum sesaat lalu memudar saat Felis menatap ke arahnya.

"Gak usah kebayakan liat, ntar suka lagi" ucap Rey dengan ketus sembari menghampiri Felis yang duduk.

Felis menatap jijik dengan cowok ini, sok pede sekali. "Sok banget sih loh, gantengan mah monyet di kebun binatang"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 15, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reyhan [Hiatus]Where stories live. Discover now