#3

162 54 48
                                    

INCOMPLETE #3

Kali ini Adriel berangkat kesekolah lebih pagi dari biasanya. Alasannya ia ingin menyontek PR yang sengaja memang tidak dikerjakan karna dia malas. Kebetulan PR itu dikumpulkan dijam pelajaran hari ini setelah mereka selesai upacara.

Setelah Adriel memarkirkan motor diparkiran sekolah. Dari jarak beberapa meter, Cantika yang juga baru saja datang diantar menggunakan mobil. Berteriak memanggil namanya.

Adriel mendengus, tidak menghiraukan panggilan Cantika. Ia buru-buru sekali ingin masuk kedalam kelas bertemu dengan murid kesayangan para guru alias anak paling cerdas dikelas—namanya Keisya. Dia, Aldo dan juga Novan memang sering mencontek dengan anak murid cewek itu. Biasanya kalo murid paling pintar disetiap sekolah pasti selalu pelit dengan jawaban mereka kan? Itu tidak berlaku kepada Adriel dan kedua temannya. Berbekal wajah tampan mereka dan sedikit gombalan manis dari Aldo, Keisya jadi tidak pernah merasa keberatan jika setiap kali mereka ingin meminta jawaban darinya.

"Adriel!" ternyata Cantika mengejarnya dari belakang.

Adriel memandang cewek itu yang berdiri didepan menghalangi jalannya. "Apa?" ketusnya tidak senang .

Bukannya takut dengan tampang sinis Adriel, Cantika malah dengan polos memasang senyuman cantik diwajahnya. Dia mengeluarkan secarik undangan didalam tas, menyodorkannya kearah Adriel. "Gue mau ngasih undangan acara ulang tahun gue besok malem. Lo wajib datang ya."

Adriel menaikkan sebelah alisnya mendengar kalimat terakhir cewek itu. "Kalo gak sibuk." Jawabnya singkat kemudian ingin berlalu pergi. Namun Cantika kembali menahan dengan memegang tangannya.

"Lo harus dateng. Gue bakal jemput kerumah lo nanti malem."

Gak waras. Batin Adriel.

Dimana-mana tugas seorang cowoklah yang menjemput cewek kalau mau bepergian kemana-mana. Ini dia kenapa malah kebalik?

Adriel ingin mengabaikan ucapannya Cantika namun dia malah kembali berucap, "Gue tau rumah lo."

Adriel mengeraskan rahangnya, tidak habis pikir dengan cewek ini. Jujur, dia merasa risih selama dilingkungan sekolah selalu diganggu dengan kehadirannya. Adriel bukannya tidak berani melawan, memangnya apa yang ditakutkan dengan cewek berok ketat itu. Sudah sering sekali ia mengabaikan, menyingkirkan cewek itu dengan kalimat-kalimat pedasnya. Namun tidak pernah ia sampe menyakiti fisik Cantika. Adriel benci cara itu. Dia termasuk salah satu cowok yang sangat menghargai cewek apalagi cewek itu baik-baik.

Dia bersikap dingin dan blak blakan ke Cantika karna cewek itu merisihkan. Buktinya saja ini, kan.

"Teman-teman gue diundang gak?" Tanya Adriel tidak santai.

"Diundang dong. Semua anak murid angkatan kita gue undang. Ntar gue bagiin undangannya pas istirahat."

"Yaudah, lo gak usah kerumah gue."

"Tapi lo datang,kan?"

"Hmm." Gumam Adriel kemudian melepaskan lengannya dari tangan Cantika dengan pelan. Begitu terlepas ia buru-buru melanjutkan langkah untuk masuk kedalam kelasnya.

Cantika tersenyum senang lalu membalas 'Oke sayang.' Dengan sedikit berteriak tanpa tahu malu. Walau hanya gumaman seperti itu. Cantika mengerti maksudnya Adriel.

***

Setelah selesai upacara, seluruh murid SMA Cemerlang segera masuk kedalam kelas mereka masing-masing karna pelajaran pertama akan segera dimulai. Yang membuat Vira sedikit membenci hari senin, karna mata pelajaran pertama mereka adalah matematika yang dimana Ibu Ranum sebagai guru pengajarnya. Saat guru itu mulai mengabsen murid didalam kelasnya satu-satu. Suasana kelas tampak adem ayem saja, sampai digiliran nama Vira beliau seketika memelototkan mata tidak senang.

INCOMPLETE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang