Awal

114 57 19
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ✨
.
.
.
.
.
.
.
.

Satu minggu kemudian, setelah  usulan Al disetujui oleh pihak sekolah itu membuat Al dan Arfan bahagia. Hubungan keduanya semakin
dekat, walaupun belum ada kata pertemanan yang terucap dari mulut keduanya. Dan jika di depan teman-temannya pun mereka masih bersikap layaknya orang yang tidak saling kenal.

Hari ini adalah hari selasa, kegiatan yang akan diselenggarakan hari ini adalah Literasi. Seluruh siswa SMA Bulan sudah berkumpul di lapangan tempat mereka biasa melaksanakan upacara, kini mereka duduk beralaskan terpal besar yang sudah disediakan pihak sekola.

"Assallamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Sang Ketua Osis, yaitu Arfan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Terdengar hanya sebagian yang menjawab salam Arfan.

"Pada ke mana nih? Pada belum sarapan, ya? Kan jawab salam itu wajib, coba saya ulang ya! Assallamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ulangnya.

"WA'ALAIKUMUSSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH!" Sekarang malah terdengar ngegas.

"Wih, santai-santai! Jangan bawa gas ya, entar meledak," kekehnya.

Krik ... krik ... krik ....

Hening. Tidak ada yang menanggapi ucapan Arfan, dia pun berdehem dan memilih memulai acara tersebut.

"Sorry garing, ya. Oke, udah tahu 'kan saya kumpulin kalian di sini buat apa?" tanyanya.

"Dijadiin ikan asin!"

"Rebahan!"

"Nobar!"

"Mabar!"

Kira-kira begitulah jawaban yang diberikan mereka, entah apa yang ada dipikiran mereka sehingga memberikan jawaban seperti itu.

"Jawaban terakhir itu, bener." Arfan menampilkan senyum di wajahnya, dan membuat sebagian siswa tersenyum, namun ada juga yang heran. Benarkah mereka akan main game bareng?

"Game, apa nih?" tanya Marvel yang duduk di depan.

Arfan masih tersenyum,"mabar yang saya maksud itu bukan 'Main Bareng."

"Lah, terus apa?" Marvel mengerutkan keningnya, begitu pun yang lainnya, mereka menampilkan wajah kebingungan.

"Maca Bareng, jadi maca itu dari Bahasa Sunda dan kalau dalam Bahasa Indonesia artinya baca. Jadi sekarang kita ngadain literasi, buat baca bareng-bareng. Makanya saya suruh kalian bawa buku bacaan, masa bawa buku bacaan tapi malah main game? Pentingnya literasi itu apa sih? Ada yang tahu?" tanya Arfan.

Hening. Tidak ada lagi yang menjawab, Arfan merasa sedang berbicara dengan patung. Namun,
tak lama dari itu sebuah tangan terangkat, membuat para siswa menoleh. Ketika mengetahui siapa yang mengangkat tangan, Marvel menampilkan wajah kesal. Siapa lagi yang membuat Marvel kesal, jika bukan Abidzar Al-Ghifari.

"Oke, Al! Silahkan ke depan!" pinta Arfan. Dan Al pun mengangguk lalu berjalan ke depan. Setelah Al ke depan, Radika memberikan mixrofon kepada Al.

"Oke, Al! Menurut kamu pentingnya literasi itu apa?" tanya Arfan sambil menatap Al.

"Menurut saya literasi itu sangat penting, karena dengan kita banyak membaca, kita bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Jika kita malas membaca, bagaimana kita bisa tahu tentang suatu hal. Memang ilmu itu tidak hanya dari buku bacaan saja. Tetapi dengan membaca, kita bisa mendapatkan banyak manfaat," tutur Al sambil memandangi perkumpulan siswa siswi di sana.

Man Jadda Wajada(END)Where stories live. Discover now