Jupiter

144 67 21
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ✨
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kita nakal, tapi harus pake akal."

~Jupiter~

Malam itu, segerombolan anak muda sedang nongkrong di sebuah warung yang dijadikan bascempnya. Di sana, banyak motor besar yang memiliki warna sama, yaitu warna hitam. Ternyata bukan hanya motornya yang sama, tetapi juga jaket yang sedang mereka kenakan pun sama.

Mereka mengenakan jaket berwarna hitam, berlogo planet Jupiter. Sudah dipastikan, itu adalah geng motor. Lalu, siapa yang memimpin geng motor ini? Jawabannya, Marvel Alvaro.

Ya, Marvel. Dia yang selalu berulah di sekolah, dan kini dia berulah pula di jalanan. Marvel menamai geng motornya dengan nama 'Jupiter'.

Mengapa begitu? Karena Marvel ingin geng yang didirikannya ini, menjadi geng motor terbesar. Seperti halnya planet Jupiter yang merupakan planet terbesar dalam tata surya. Anggota Geng Jupiter terdiri dari 17 orang, sama halnya dengan planet Jupiter yang memiliki 17 satelit, dengan satelitnya yang terbesar adalah Ganymedes.

Terlihat ada beberapa orang yang sedang melakukan fristail, ada yang menonton sambil makan jajanan. Beginilah aktivitas Marvel dan Dimas setiap malamnya, berkumpul bersama teman-temannya.

Ketika mereka sedang asyik berkumpul bersama, tiba-tiba para anak muda seusia mereka menghampirinya dengan mengendarai motor besar berwarna biru.

Teman-teman Marvel yang sedang melakukan fristail pun menghentikan aksinya, dan yang sedang duduk santai pun kini berdiri mendekati Marvel.

Orang-orang yang baru saja tiba, berjalan menghampiri mereka dengan angkuhnya. Kini jarak mereka hanya beberapa langkah saja, Marvel maju, begitu pula orang yang sepertinya ketua dari anggota geng motor itu. Mata Marvel dan mata orang itu bertemu, kini mereka saling pandang dengan tampang meremehkan satu sama lain.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Marvel yang membuka suara terlebih dahulu.

"Mau ngancurin bescamp lo," jawabnya sambil tersenyum miring.

"Enteng banget lo ngomong, sebelum lo ancurin ini bescamp. Muka lo bakal gue ancurin duluan!" Marvel mendorong dada bidang orang itu dengan telunjuknya.

"Oh, ya?" Orang itu memandang remeh Marvel.

"Banyak omong lo, ya." Tanpa babibu, Marvel menonjok orang itu.

"Oke, kalau gitu."

Bugh! Kini gantian Marvel yang diberikan tonjokan. Akhirnya terjadilah aksi perkelahian di sana. Tidak ada yang melerai, seorang lelaki paruh baya yang sepertinya penjaga warung itu kebingungan. Dia bingung apa yang harus dia lakukan, jika dia menghampiri segerombolan pemuda yang sedang dikuasai oleh hawa nafsunya, bisa-bisa dia yang terkena pukulan.

Dan kini, dia sedang berpikir keras apa cara yang bisa ia lakukan untuk melerai aksi perkelahian anak-anak itu. Kemudian, munculah ide di kepalanya. Dia baru teringat bahwa nada dering di handphonenya, berbunyi sirine polisi. Dia pun bergegas membunyikan nada dering yang ada di handphonenya.

Man Jadda Wajada(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang