16 | Terbuang

4.5K 880 97
                                    

Now Playing
Resurrection - Gank

Siap dengan bab ini?

Let's Go!

Tahta bisa milik siapa saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tahta bisa milik siapa saja. Tapi ingat, harga diri jauh lebih penting.

_Scary Beauty_

-------o0o-------

Mataku mengerling lambat. Suasana mencekam tadi malam mulai memudar. Aku kembali ke kamarku lagi. Tidak ada Wati dan tanda-tanda kedatangannya.

Aku melirik ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Tunggu sebentar, apa aku tidak salah tangkap? Jam setengah tujuh?! Itu artinya aku hampir telat masuk kelas pelajaran pertama!! Mana ada tes kecantikkan lagi hari ini.

Cekatan, aku meraih seragam putih tak ternodai itu serta mengikat dasi pita khas sekolahku, tak lupa ku ikat rambut kebelakang. Sekarang aku benar sudah siap.

Aku berjalan tergopoh-gopoh, menuruni anak tangga. Aku tak perduli Mama yang menanyakan ada apa denganku atau pertanyaan lain yang terus menyerang ku. Telingaku seolah ditulikan oleh waktu. Aku sungguh terburu-buru! Ini kali pertamanya ku telat seperti ini!

Deru napas belum teratur, aku berlari melewati lorong sempit, jalan pintas menuju sekolahku.

Terlihat bagaimana seorang guru perempuan berambut pendek berblazzer hitam di hadapanku. Aku meminta agar guru itu membukakan pagar untukku. Bukannya mengerjakan langsung, guru itu malah memperhatikan ponsel dan diriku secara bergantian. Aku harap, guru itu mempunyai hati nurani lalu mempersilahkan diriku masuk.

"Kamu ranking satu Beauty Rate, ya? Oke, kamu boleh masuk," ujarnya diikuti senyum bersahabat. Aku membalas senyuman itu canggung. Aku langsung berlari dengan sisa tenaga yang sempat aku kuras sepanjang perjalanan ke sekolah.

Pintu kelas yang sedikit terbuka aku dorong perlahan. Baru saja kakiku melangkah masuk, satu ember berisikan tepung jatuh tepat di atas kepalaku. Butiran noda putih berhamburan.

Tak habis pikir lagi, siapapun yang berani membuat jebakan di depan kelas, aku akan membalasnya. Jika tak bisa secara halus, terpaksa harus menggunakan cara kasar.

Seluruh murid yang berada di kelas tergelak melihatku yang sudah tertutupi tepung. Amarahku sudah melunjak. Aku menggebrak meja terdepan, keras membuat suasana gaduh di kelas berubah senyap.

Aku menyingkirkan ember di atas kepalaku sebelum akhirnya kata-kata pedas terlontar, "Lo pikir ginian lucu? Jujur sama gue, siapa yang naro ember berisikan tepung?!"

Tak ada satu pun yang menjawab. Oh, memang benar ya kata orang. Nggak ada maling mau ngaku. Tanpa segan, aku langsung memanggil orang yang sedari tadi tidak memasang telinganya.

SCARY BEAUTY [END✔️]Where stories live. Discover now