Extra Part 2. Terlalu Sayang

23.8K 2.1K 68
                                    

"Sudah, Maggie. Jangan makan lagi. Nanti tubuhmu semakin seperti tong." Omelku kesal sembari merebut semua makanan yang dipegang anak Perempuanku itu.

Entah kenapa dia hobi sekali makan. Apa pun akan dia makan. Akibat hobi makannya itu, tubuhnya menjadi sangat gemuk dan berat.

Kadang aku sampai berpikir dia bukan anakku sewaktu melihat tubuh besarnya yang sangat jelek itu.

Padahal aku ingin anak Perempuanku tumbuh sempurna supaya nanti dia menjadi ratunya para cogan sepertiku dulu.

Tapi apalah daya. Angan hanya tinggal angan.

Dia tidak tumbuh seperti yang aku harapkan karena kebiasaan makan tidak terkontrolnya itu.

"Tapi Maggie masih mau makan, mom. Maggie lapar." Rengeknya dengan air mata yang mulai mengalir.

Selain hobi makan, dia ini hobi nangis.

Benar-benar tidak menuruni sifatku sama sekali.

"Mom, kembalikan makanan Maggie. Maggie masih mau makan." Isaknya keras.

Aku membuang semua makanannya ke sembarangan arah dan berkacak pinggang. "Kamu tidak boleh makan terus!! Mulai sekarang kamu harus diet supaya tidak tumbuh seperti babi!!"

Bukannya menurut, Maggie malah menangis semakin keras.

"Biarkan saja dia makan sepuasnya, sayang. Lagipula dia masih kecil. Bukan kah itu sangat bagus jika dia tumbuh gemuk?"

Aku menatap kesal suamiku yang baru saja membela Maggie. "Bagus apanya?! Aku tidak mau dia segemuk itu!! Kamu sadar gak sih betapa gemuknya dia?"

Bukannya menyahut ucapanku, Darren malah berjongkok di depan Maggie dan memberikan pudding. "Makan lah ini, putriku. Jangan menangis lagi. Kamu terlihat sangat jelek kalau sedang menangis." Hiburnya.

Aku menghela nafas kasar dan menghempaskan tubuhku ke sofa. Menatap Maggie dan Darren secara bergantian.

"Kamu tidak paham maksud ku ya?! Maggie harus menjaga pola makannya supaya tidak gemuk. Aku tidak ingin sewaktu besar nanti dia di remehkan oleh orang lain, apalagi diremehkan oleh matenya. Aku takut dia menjadi gadis lemah dan insecure karena tubuh gendutnya itu. Makanya aku membantunya membiasakan diri untuk mengontrol pola makan sejak sekarang." Decakku kesal.

"Tapi, dia masih lima tahun. Tidak perlu terlalu memikirkan hal itu sekarang." Bantah Darren.

"Justru itu!! Aku ingin mengajarinya sejak dini untuk menjaga tubuh supaya mempunyai bentuk tubuh yang ideal nantinya."

"Tidak perlu mengurusi hal itu, sayang. Nanti juga akan ada pria yang mencintainya apa adanya."

Aku mengibaskan tangan tidak peduli dan kembali menatap putri gendutku yang sangat suka makan itu.

"Kamu harus mendengarkan mommy! Kamu tidak boleh makan berlebihan lagi!! Mommy ingin kamu tumbuh cantik seperti Tzuyu. Kamu harus langsing, gak boleh gendut!!"

Ehh,, bukannya mengiyakan, si Maggie malah kabur sambil menangis lebih keras.

"INI UNTUK KEBAIKANMU JUGA, PUTRI BABIKU!!"

Darren menjitak kepalaku tiba-tiba. "Jangan menghina anak kita!"

"Aishh, habisnya aku greget banget dengan dia. Kerjanya makan terus sampai tubuhnya segede tong. Aku bahkan sampai kesusahan untuk menggendongnya." Aku mendengus kesal mengingat hal itu. "Lagian apa salahnya sih dia menuruti perkataan ku? Ini juga demi kebaikannya. Aku tidak ingin melihatnya diejek babi gendut nanti kalau sudah besar, apalagi sampai ditolak anak Kak Lily karena terlampau gendut."

Darren membawaku duduk di atas pangkuannya lalu mengelus pipiku lembut. "Biarkan saja dia oke? Dia masih kecil. Nanti pasti dia juga akan mau mengurangi makannya kalau sudah besar."

Aku mendesah lelah. "Astaga, rasanya aku sebal sekali. Aku sangat cantik dan menggemaskan sedangkan kamu tampan dan berwibawa tapi kenapa putri kita malah kayak babi gendut? Aku tidak percaya rasanya."

Lagi-lagi Darren menjitak kepalaku. "Dasar mommy tidak punya etika! Masa ngatain anak sendiri. Jika dia dengar pasti dia akan semakin sedih."

Segera beranjak dari atas pangkuannya dan menatapnya kesal. "Sudah lah. Aku capek memperingatinya setiap hari. Nanti kalau sudah merasa sakit hati fisiknya di ejek oleh orang lain, baru dia paham dengan apa yang kulakukan hari ini." Berbalik meninggalkannya karena sekarang aku ingin ke kamar putra bungsuku.

"Mau kemana?" Cegat Darren.

"Pergi mencari Samuel lah. Aku ingin memeluknya sekarang."

"Tidak boleh." Aku kembali terduduk di atas pangkuannya karena dia tiba-tiba menarik tanganku hingga aku kehilangan keseimbangan.

"Kenapa lagi?"

"Aku cemburu."

"Dasar suami gila."

"Aku gila juga karena mu."

Ya, ya, ya. Dia memang sudah gila karena ku sejak dulu. Maklum, Devi terlampau cantik dan menggemaskan sih hingga dia tidak bisa berpaling sampai sekarang.

-SELESAI-

Ini extra part terakhir yaa🥰

Kita lanjut ke Sequel lagi🌝

firza532

Mampir yuk ke akunku firza532 dan kepoin ceritaku yang udah tamat, misalnya:

1. Reborn: Daisy

2. Sweet Husband

3. Krystal's Revenge

4. Obsessive

5. Mayleen And Gay Prince

6. My Possesive Husband

7. Max's Obsession

8. Mate

9. My Love In The Past

10. I Tamed A Tyrant

11. I Become A Duchess

12. Kelvin: Possesive Boy

13. The Tyrant's Wife

14. The Emperor's Obsession

Dannnn masih banyak lagi, cek aja kalau butuh bahan hiburan

firza532

Queen Of WerewolfWhere stories live. Discover now