Part 10. Angkat Aku Jadi Anak, Paman

23.3K 3.3K 212
                                    

"Lily sungguh minta maaf. Karena Lily, Devi menjadi seperti ini."

Kurangnya, perempuan cantik di depanku ini tidak tegas. Sayang banget deh kalau dia lemah. Pasti nanti mudah ditindas. Tapi tenang saja, berhubung sudah bertemu, akan aku buat dia menjadi kuat dan tidak mudah ditindas hoho.

"Bukan salah kakak cantik tapi salah paman sangar itu." Tunjukku pada pria yang kuketahui bernama Arthur.

Pria itu melotot tidak terima ke arahku karena ku katai sangar. Sama saja dengan om. Gak terima kenyataan!

"Paman, biasa aja dong matanya. Nanti menggelinding keluar loh."

"Heh! Kau tidak takut denganku? Aku bisa saja menghancurkan kaum werewolf mu karena tingkah tidak sopanmu."

Aku beringsut mendekat ke arahnya dan memegang lengannya. "Benarkah? Paman tidak main-main kan?" Kalau dia tidak main-main untung besar dong aku. Bisa membunuh semua makhluk menjijikkan itu tanpa susah payah.

"Gadis kecil! Jangan mencoba menggodaku karena aku tidak akan tergoda sama sekali." Tanpa segan dia mendorongku kuat hingga punggungku kembali berdenyut nyeri akibat menabrak tempat tidur.

"Kakak cantik, punggung Devi sakit lagi hikss." Dramaku.

"Arthur tidak boleh jahat ke Devi!! Dia baik!!" Kak Lily melototi Arthur sehingga pria itu mendengus kesal.

"Dia jahat, honey. Dia berniat merebutku darimu."

"Ya ampun, paman. Paman pede banget deh. Devi yang cantik bin imut ini tidak tertarik sama sekali dengan paman meskipun paman cogan. Apalagi paman sudah punya istri. Gak ada istilahnya seorang Devi menjadi pelakor. Lagian Devi gak doyan bekas orang muehehe."

"Tapi paman, kalau paman membutuhkan selir, kayaknya Devi siap deh hehe." Candaku tapi siapa sangka mendapat cekikan di leherku. Cekikannya sangat kuat hingga membuatku kesulitan bernafas.

"Ampun, paman. Depi hanya bercanda. Mana mungkin Depi mau menjadi selir, lebih baik menjadi anak paman aja ya? Mau 'kan mengangkat Depi menjadi anak paman? Gak ada ruginya loh paman mengangkat Depi menjadi anak. Depi ini cantik, manis, imut, banyak fans, bisa masak, bisa dandan, ratunya para cogan, dan sempurna pokoknya! Dijamin paman gak akan menyesal mengangkat ku menjadi anak." Untung saja aku punya sihir agar bisa bernafas lancar meski pun dalam keadaan dicekik.

Aku sok-sok an terbatuk hebat ketika dia melepaskan cekikannya padahal aslinya aku b aja.

"Bicara sekali lagi, maka aku akan merobek mulutmu tanpa ampun."

"Mau dong paman, robek aja mulut Depi. Depi pengen mencoba suasana baru soalnya."

Tanpa berkata apa pun, paman berwajah sangar nan tampan itu balik badan dan pergi entah kemana.

"Kenapa paman tiba-tiba pergi, kak cantik? Apa itu artinya paman sedang mempertimbangkan Devi sebagai seorang anak?" Tanyaku pada Kak Lily yang tertawa geli.

"Lily tidak tahu." Perempuan polos dihadapan ku menggaruk kepalanya yang kuyakini tidak gatal.

"Kakak mau 'kan mengangkat ku menjadi anak? Kasihani lah aku, kak. Aku tidak punya keluarga karena sedari kecil aku sudah tidak dianggap. Tumbuh besar sampai sekarang pun berkat diri sendiri bukan karena mereka. Jahat banget 'kan mereka kak?" Kekehku.

"Iya. Mereka jahat! Untung saja orangtua Lily tidak seperti itu. Mereka menyayangi dan mencintai Lily sepenuh hati. Mereka juga begitu memanjakan Lily."

Irinyaa.

Kenapa sih aku gak terlahir dari kaum lain saja. Siapa tahu nasibku akan berbeda.

"Kak, aku haus."

Queen Of WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang