Part 21. Masalah Pilihan

16.3K 2.4K 256
                                    

Jangan lupa vote dulu.

Trus jangan lupa komen.

And happy reading buat kalian💞

__________

"Masih calon istri 'kan? Berarti masih ada kesempatan untukku membuatnya menjadi milikku." Balas Bryan.

Susah memang menjadi cantik, diperebutkan oleh cogan.

"Jangan harap! Dia hanya milikku!"

Beruntungnya keadaan cafe tidak terlalu ramai sehingga pertengkaran mereka tidak menjadi tontonan gratis.

Yang terpenting, ini bukan cafe mainku dengan teman-teman. Jadi tidak akan ada yang mengenalku.

Ice cream coklatku sudah selesai diambilkan. Buru-buru aku menggandeng lengan si om. "Ayo pergi, kak."

Om mengangguk seraya mengelus puncak kepalaku. Tatapannya teralihkan ke si Bryan yang menatapku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Saat melewati Bryan, om berbisik lirih namun mampu membuatku terkejut. "Jangan pernah mendekati mateku, makhluk penghisap darah menjijikkan."

Tidak kusangka Bryan seorang vampir.

Lantas, apa yang dilakukan seorang vampir sepertinya di sekolahku?

Dia tidak punya niat jahat 'kan?

"Dia pasti mempunyai niat jahat, gadis kecil. Mulai sekarang kau harus menjauhinya sebisa mungkin atau darahmu akan dihisapnya sampai habis." Jelas si om yang jelas-jelas tahu isi pemikiranku.

"Dia tidak akan bisa menghisap darahku, om. Sebelum dia menghisap darahku, sudah kupastikan dia tepar duluan."

Masuk ke dalam mobil, kemudian melahap ice creamku pelan dan penuh perasaan.

Dia yang sudah duduk di sampingku kembali melanjutkan percakapan. "Vampir tidak bisa diremehkan. Mereka licik."

"Tapi kok selama ini Bryan baik banget ya? Dari aura wajah tampannya tidak terlihat jahat sedikit pun!"

"Kau bilang dia tampan?!!"

"Kan kenyataan. Dia tampan, sangat tampan."

"Beraninya kamu memuji pria lain di dekatku." Geramnya sembari menyudutkan ku hingga tubuhku menempel ke pintu mobil.

"Cieee om cemburu ya??"

Si om memutar bola mata malas dan menjauh dariku. "Bukan kah itu sudah jelas?" Desahnya malas. "Pria mana yang tidak akan cemburu miliknya memuji pria lain di depan dirinya."

"Teruskan saja rasa cemburu mu itu om karena kata orang cemburu itu tanda cinta."

"Lama-lama aku bisa mati karena cemburu." Gumamnya lelah.

Sangat menggemaskan melihat si om cemburu.

"Pasang sabuk pengamanmu, kita akan segera meluncur ke butik sekarang."

"Siap, kapten!!"

Si om mengendarai mobil dengan cepat. Tidak ada percakapan lagi di antara kami karena aku begitu sibuk dengan ice creamku yang tiada duanya.

Manis seperti om haha. Ya 'kan om?

"Jangan terlalu memujiku, aku takut tidak bisa fokus mengendarai mobil." Sahutnya tanpa menatapku.

Iyain deh, om. Devi belum ingin mati muda.

Tidak memerlukan waktu lama, kami sampai di butik. Si om membukakan pintu mobil untukku, menyambut ku layaknya putri raja, dan tentu saja aku menggandeng tangannya. Membiarkan para penonton merasa iri dengan kemesraan kami.

Queen Of WerewolfWhere stories live. Discover now