PENGAKUAN

32.8K 2.3K 58
                                    

   Dua hari berlalu dengan cepat dan selama ini hubungan Rosa dan Arthur baik baik saja, seperti sekarang kedua sejoli tersebut tengah berada di ruangan Arthur yang ada di kampus dengan seorang Rosa yang sedang memasang wajah di tekuknya.

"Pak!"panggil Rosa entah untuk kesekian kalinya tapi seorang Arthur sama sekali tidak menghiraukan panggilan tersebut.

Ting!

Satu pesan masuk dari ponsel Rosa membuatnya buru buru membuka pesan tersebut.

Stevy
Lo di mana?

Rosa lagi lagi mendengus kesal ketika membaca pesan yang di kirimkan sang sahabat kepada dirinya.

Fyi, sudah terhitung hampir dua jam Rosa berdiam diri di ruangannya Arthur hanya untuk sekedar duduk dan memperhatikan lelaki tersebut yang tengah sibuk dengan laptopnya.

Arthur dan Rosa memang berangkat bersama, dan lelaki tersebut meminta Rosa untuk pergi ke ruangannya dengan alasan yang tidak jelas bahkan setelah Rosa masuk ke ruangannya lelaki itu langsung mengunci pintu tersebut dengan alasan agar gadisnya tidak akan kemana mana dan kegiatan Arthur tersebut sukses membuat Rosa panik.

"Pak!"rengek Rosa pada Arthur yang terus saja fokus pada laptop hitam miliknya.

Tapi lagi lagi Arthur tidak menghiraukan panggilannya, melihat tidak adanya respon dari Arthur membuat Rosa bangkit dari sofa yang ada di ruangan tersebut dan berjalan menghampiri Arthur.

"Pak!"panggil Rosa yang sudah berada di hadapan Arthur tapi respon yang Arthur keluarkan tidak ada.

Ia sepertinya tidak terganggu dengan panggilan dari gadis yang ada di hadapannya itu.

Brak!

"PAK!"teriak Rosa yang baru saja menggebrak meja yang Arthur tempati dan itu sukses membuat Arthur menatap Rosa tajam.

"Kamu ini kenapa lagi sih?"tanya Arthur yang membuat Rosa memutar bola matanya malas.

"Pak! Saya ini mau keluar dari ruangan bapak"ucap Rosa dengan kesal.

Arthur hanya diam sambil terus menatap gadisnya yang tengah memasang wajah kesalnya.

"Saya bosan pak!"rengek Rosa sambil menatap Arthur yang tengah menghela napasnya pelan.

"Kenapa harus bosan? Disini kan suasananya adem dan nyaman, nggak ada keributan sama sekali"ucap Arthur dengan santai yang sukses membuat Rosa mengepalkan tangannya kuat.

"Iya emang nyaman tapi saya merasa di sini kaya orang gila, cuman perhatiin bapak kerja doang"jelas Rosa kesal yang membuat Arthur lagi lagi menghela napasnya pelan.

"Duduk dulu"ucap Arthur yang melihat Rosa sedari tadi berdiri di depan mejanya.

"Pak!"rengek Rosa yang memang sudah sangat ingin keluar dari dalam ruangan tersebut.

"Duduk dulu Rosa! Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan kamu"ucap Arthur yang membuat Rosa menghela napasnya pelan.

Gadis tersebut menuruti apa yang di katakan Arthur dan jangan lupakan wajah kesal yang sedari tadi ia tunjukkan.

"Ngomong apa?"ucap Rosa dengan kesal.

Melihat respon yang di keluarkan Rosa membuat Arthur buru buru mengambil sesuatu dari dalam laci mejanya.

"Ini kamu?"

Deg!

Rosa membulatkan matanya dengan jantung yang berdetak kencang.

"Jawab Rosa!"ucap Arthur dengan lembut ketika melihat Rosa yang sedari tadi terus diam.

Tersadar dengan kondisinya sekarang, Rosa buru buru menatap Arthur yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Rosa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang