9

43 7 0
                                    

Reygan dan Bulan masuk ke dalam kamar rawat Nadine. Disana Nadine sedang terbaring dengan infus ditangannya. Wajahnya pucat sangat jelas terlihat, Nadine pasti takut sekali saat digudang.

"Nad.. Gue sama Reygan datang." ucap Bulan.

Nadine yang mulanya memejamkan mata, kini membukanya perlahan karena mendengar suara sahabatnya datang.

Reygan dan Bulan berdiri disamping ranjang Nadine.

"Gimana keadaan lo?" tanya Bulan.

Nadine tersenyum. "I'm fine." jawabnya.

"Gue khawatir banget tau gak sih Nad." Bulan kembali menangis.

Nadine merentangkan tangannya agar Bulan bisa memeluknya. Bulan langsung pergi ke pelukan Nadine.

"Maafin gue Nad" ucap Bulan yang masih nangis.

"Gue gak kenapa napa Lan, lo gak perlu minta maaf. Hei, liat gue, i'm fine, don't cry, oke?" ucap Nadine.

Bulan melepaskan pelukannya.

"Sorry, udah buat kalian khawatir, sorry, udah nyusahin kalian." ucap Nadine.

"Lo ngomong apa sih? Kita udah bareng-bareng dari kecil, lo gak pantes bilang gitu. Kita bertiga harus saling jaga, khawatir itu wajar, karena kita sayang sama lo, kita gak mau lo kenapa-kenapa, dan gak ada yang perlu diminta maafin, lo gak nyusahin siapapun, udah tugas kita, siapapun diantara kita yang butuh pertolongan, mau itu lo, gue, atau Bulan, kita tetep harus saling tolong dan jaga satu sama lain. Gak ada disusahin. Kita kan sahabat." jelas Reygan.

"Iya Nad, Reygan bener. Lo gak perlu minta maaf atau ngerasa lo ngerepotin kita. Itu udah tugas seorang sahabat Nad, kalau gue diposisi lo, lo juga bakal lakuin hal yang sama kan? Jadi lo sama sekali gak ada nyusahin kita. Justru kita seneng kalau kita bisa bantu lo Nad, kita bisa saling bantu. Cepet sembuh ya.. Gue gak mau duduk sendirian di kelas." kata Bulan.

Nadine tersenyum. "Iya. Thank you guys."

Reygan dan Bulan tersenyum.

~

Nadine tidak bisa berangkat sekolah hari ini, karena ia harus mengikuti psikoterapi untuk masalah traumanya yang semakin memburuk ini.

"Mah.." panggil Nadine.

"Iya sayang? Ada apa nak?"

"Maafin Nadine ya, udah nyusahin kalian."

"Huss, bilang apa sih kamu nak, gak ada yang nyusahin. Nadine fokus ke sesi psikoterapi aja ya, gak usah mikirin hal lain." Kinan memberika pelukan hangat untuk anak perempuannya itu.

"Iya mah, makasih udah nemenin Nadine, dalam keadaan apapun."

"Iya sayang, sama-sama, mamah pasti akan nemenin kamu, mamah gak akan tinggalin kamu, kamu harus bisa lawan trauma kamu ya, mamah doain, kamu pasti bisa, pelan-pelan aja, gak usah terlalu dipaksa ya."

"Iya mah"

Suster sudah datang dengan dokter psikoterapi Nadine.

"Ibu permisi, dokter sudah datang, psikoterapi akan segera dimulai, silahkan ibu bisa tolong tunggu di luar ya." kata Suster.

"Mamah tunggu diluar ya nak. Semangat sayang." ucap Kinan

Nadine mengangguk.

~

TRAVMA [ONGOING] Where stories live. Discover now