TRAVMA [ONGOING]

1

Keringat bercucuran disekujur tubuh Nadine, ia berada di dalam sebuah lemari kecil gelap yang membuat dirinya susah mendapatkan oksigen, rasa takutnya sudah tidak terbendung lagi, tetapi untuk berteriak ia sudah tidak mampu.

"Tolong..." suara lirih gadis cilik itu.

Pintu lemari mulai terbuka setelah ia minta tolong dengan suara lirih, namun ia tidak bisa melihat siapa yang ada disana.

"Nadine, sayang, bangun nak" Kinan membangunkan putrinya yang tengah mimpi buruk itu.

Nadine terbangun dengan nafas terengah dan juga keringat di dahinya.

"Mimpi buruk lagi?" tanya Kinan sambil menyeka keringat di dahi Nadine.

Nadine menghela nafasnya dan menatap mamahnya, lalu tersenyum.

"Nadine udah bangun kok, Nadine mau mandi dulu ya mah." ia keluar dari selimutnya dan pergi ke kamar mandi.

Kinan terus dihantui rasa bersalahnya, Nadine seperti ini semua karena kejadian di masa kecilnya, dan itu karena Kinan dan Reno telat menjemput Nadine.

~

Sudah 10 tahun Nadine dihantui oleh kejadian masa kecilnya itu. Dan sudah 10 tahun juga ia terus mimpi buruk seperti itu.

Nadine menghela nafasnya, melihat kearah cermin yang menampilkan dirinya dengan seragam SMA. Dan tak lupa senyuman.

Di meja makan sudah ada mamah, papah, dan Mas Abi, kakak laki-lakinya.

"Pagii mah, pah." sapa Nadine saat ia berjalan menuju meja makan.

"Pagi sayang." jawab Reno dan Kinan

"Pagi Mas Abi." sapa Nadine sambil menarik kursi di samping Abian.

"Pagi de." jawab Abian dengan senyuman.

Seperti keluarga pada umumnya, mereka sarapan bersama.

"Ayo mas berangkat." ajak Nadine.

"Ayo. Mah, pah, Abi sama Nadine berangkat ya."

"Iya sayang, hati-hati ya."

~

Abian selalu menemani Nadine kemanapun Nadine minta, karena Abian sudah cukup tersiksa melihat adiknya ini menyimpan ketakutan dari masa kecilnya, Abian berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan menjaga Nadine sampai kapanpun, bahkan ia rela menaruhkan nyawanya jika itu demi Nadine, adik perempuan miliknya.

~