4

75 11 0
                                    

Nadine sudah mengganti seragamnya dengan baju renang, di sore ini mungkin enaknya renang untuk menyegarkan pikirannya.

10 tahun telah berlalu, tetapi Nadine masih saja terperangkap dalam kejadian itu, kejadian yang sangat traumatis untuk bocah 7 tahun.

Ia sudah ada di pinggir kolam, tak lupa ia sampirkan bathrobes yang ia pakai tadi di kursi pinggir kolam.

Nadine melakukan peregangan kecil, lalu masuk ke dalam kolam.

Semua baik-baik saja, Nadine renang seperti biasa.
Salah satu olahraga favoritenya adalah renang, menurutnya healing terbaik adalah renang, ia bisa tahan nafas lebih dari 5 menit di dalam air.

Saat traumanya kambuh, panic attack selalu ikut serta, dan tentu saja tetap tidak bisa Nadine atasi, rasanya beda saat ia menahan nafas di dalam air dengan tidak bisa bernafas saat panic attack.

"Adek!" panggil Abian dari pinggir kolam.

Nadine yang mendengar kakaknya memanggil langsung menghentikan aktivitasnya.

"Iya Mas." saut Nadine.

"Ayo naik, Mas Abi bawa pizza nih, makan dulu yuk." kata Abian sambil melihatkan kotak pizza ditangannya.

Nadine tersenyum, lalu ia naik keatas dan tak lupa memakai bathrobes.

Abian membukakan kotak pizza dan juga kaleng soda yang ia bawa tadi.

"Wah, Jal meok-ge-seub-ni-da." ujar Nadine dengan menggunakan bahasa korea yang artinya saya akan menikmati makanannya.

Melihat senyum adiknya membuat setiap kakak merasa senang, terlebih Abian, ia tahu betapa sulitnya, dan betapa menderita adik perempuannya itu menjalani hidup setelah kejadian di masa lalu.

"Mas Abi! Kok diem aja." panggil Nadine.

"Gak papa. Enak?" tanya Abian sambil meneguk minuman soda miliknya.

Nadine mengangguk sambil tersenyum manis.

Abian mengelus rambut adiknya yang basah itu dengan senyuman getir.

Mereka berdua menikmati sekotak pizza dan juga minuman soda kaleng di pinggir kolam renang berdua.

~

Nadine sudah mandi dan juga mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Membaca buku adalah rutinitas Nadine, novel maksudnya bukan pelajaran.

Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Adek ayo makan." panggil Abian dari luar kamar.

"Oke."

~

Mereka sudah berkumpul di meja makan bersama, Mamah, Papah, Abian, dan Nadine.

Semua baik-baik saja, mereka menikmati makan malam mereka dengan damai sebelum lampu padam.

Makan malam yang belum selesai itu berantakan karena pemadaman listrik.

Nadine tidak bisa di gelapan karena itu akan membangkitkan trauma masa kecilnya.

Nadine membanting sendok garpunya ke piring sehingga menimbulkan bunyi.

Panic Attack sering kali Nadine alami di beberapa kondisi. Seperti saat ini, ia mengalami Panic Attack nya karena pemadaman listrik.

Nadine berusaha mendapatkan oksigen namun rasanya sesak sekali, hingga ia terjatuh dari kursinya, ia terus memegangi dadanya.

Reno, Kinan, dan Abian panik melihat Nadine yang terjatuh langsung berlari ke arahnya. Situasi seperti ini kerap mereka alami. Abian menyalakan flash handphonenya berharap Nadine bisa lebih tenang.

"Adek, relax, ada Mas Abi disini , jangan takut, tenang, tarik nafas ya, semua baik-baik aja kok, gak ada apa-apa, pegang tangan Mas Abi." Abian menggenggam Nadine untuk memberinya kekuatan.

Reno dan Kinan juga panik setiap melihat anak perempuan nya mengalami ini.

"Adek, ada Mamah sama Papah, tenang sayang, adek aman kok, ayo nak tarik nafas, relax" ucap Kinan

~

TRAVMA [ONGOING] Where stories live. Discover now