13. Pacaran

123 22 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 05.00 pagi. Rania telah bangun dan kini tengah beranjak dari tempat tidurnya. Ia berjalan menuju kamar mandi lalu mengambil handuknya di balik pintu.

Setelah mandi ia bersiap-siap untuk memakai seragam sekolahnya dan segera untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah melakukan sholat subuh ia segera keluar dari kamarnya dan sekolah ia pun turun untuk sarapan.

Ia mengambil sehelai roti dan mengoleskannya dengan selai rasa coklat,lalu ia memakan roti tersebut. Ia memikir apa yang akan di katakan Kafka nanti kepadanya. Lalu ia menyiapkan roti untuk ia bawakan kepada kafka.

Mengingat janjinya dengan kafka, ia segera bergegas untuk berangkat kesekolah

"Bi ijah Rania berangkat sekolah dulu ya" ujar Rania pamit kepada bi ijah

"Loh kok buru-buru sekali non?" tanya bi ijah

"Ada urusan bik" ujar Rania lalu pergi ke depan rumahnya, lalu mrminta mang Darto untuk menghantarkannya ke sekolah

"Mang ayok buru anterin Rania ke sekolah" ujar Rania seraya memasuki mobil pribadinya

"Iyah non iyah" jawab mang Darto lalu melajukan mobilnya untuk memghantarkan Rania ke sekolah

------------

Di sepanjang perjalanan Rania terus memainkan ponselnya. Lalu ia melihat notif chat bertuliskan "Kafka"

Gue udah di dalam kelas lo. Buruan lo udah dimana??

Gue lagi otw. Sabar yah bentar lagi juga sampek
Read

Rania terus berfikir apabyang akan dikatakan kafka. Ia terus bertanya-tanya didalam hatinya

Setelah 15 menit di dalam perjalanan Rania telah tiba dibsekolahnya. Ia segera berjalan menuju kelasnya, lamgkahnya semakin cepat karna sangkin penasarannya dia.

Ia pun tiba di depan kelasnya. Benar saja, kafka sudah ada di dalam kelasnya, entah sejak kapan dia sudah berada di kelas Rania. Rania pun melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas

"Maaf gue udah bikin lo nunggu lama" ujar Rania meminta maaf pada kafka

"Ga papa. Duduk dulu" ujar kafka menyuruh Rania untuk duduk di sampingnya

"Ini ada bekal buat lo" ujar Rania seraya memberikan kotak bekal untuk kafka

Kafka tersenyum lalu mengambil kotak bekal makanan dari tangan Rania. "Makasih" ujarnya sambil tersenyum

"Oh iya katanya mau ngomong. Mau ngomong apa?" tanya Rania pada kafka

Kafka membenarkan tempat duduknya, ia memasang wajah yang serius membuat Rania menjadi takut. Ia berfikir bahwa kafka akan ngomong serius kepadanya

"Jadi gini Ran, sebenarnya__" ujar kafka perlahan

"Sebebarnya apa?" tanya Rania bingung

"Sebenarnya gue suka sama lo Rania. Gue mau lo jadi pacar gue" ucap kafka dengan memasang wajah tulus penuh dengan kebohongan. Kafka tidak benar-benar menyukai Rania. Ia hanya ingin membalaskan dendamnya

Rania terkejut mendengar ungkapan dari kafka. Ia bingung mau menjawab apa. "Lo gak lagi becanda kan?" tanya Rania pada kafka

"Ya engga lah. Sekarang lo tinggal jawab mau jadi pacar gue atau ngga?" tanya kafka pada Rania

"Gue jujur gue juga suka sama lo kafka, mungkin ini keberuntungan banget buat gue bisa dapetin lo" ujar Rania penuh dengan kegembiraan

"Jadi lo mau ga jadi pacar gue?" tanya kafka meyakinkan Rania

"Iyah gue mau" jawab Rania membuat kafka tersenyum kebahagiaan

Rania sangat senang bahwa dia dan kafka sudah resmi pacaran. Hal yang selama ini ia harapkan. Namun berbeda dengan kafka, ia senang karna ia berhasil menjebak Rania. Kini niat jahatnya telah berjalan dengan lancar.

"Yaudah kalau gitu gue masuk ke kelas dulu ya" pamit kafka pada Rania

"Iyah" jawab Rania

Kafka berjalan menuju kelasnya, namun tak sengaja di depan kelas Rania ia bertemu dengan Stevany dan Dhea. Kafka memandang keduanya dengan pandangan sinis

"Ngapain tuh orang masuk ke kelas kita dhe?" tanya stevany bingung

"Kaga tau" balas Dhea cuek

Kemudian mereka masuk kedalam kelas dan melihat ada Rania di dalamnya.

"Eh ran, si kafka ngapain masuk ke dalam kelas kita?. Salah masuk kelas dia?" tanya Dhea pada Rania

"Ga mungkin lah dhe. Di depan udah ada noh tulisannya X Mipa 1" ujar Stevany

"Lo kenapa senyum-senyum gitu? Kesambet setan pagi lo?" tanya Dhea ngasal pada Rania

"Huss enak aja. Gue ada berita bahagia buat lo bedua" ujar Rania pada kedua sahabatnya

"Apaan berita bahagia nya?" tanya Stevany penasaran

"Gue pacaran sama kafka" ujar Rania pada kedua sahabatnya

"Whaatttt!!!" teriak Dhea terkejut

Plaakkk

Stevany menggeplak kepala Dhea. "Lo kalo kaget itu gausah teriak. Sakit kuping gue" omel Stevany pada Dhea

"Yamaap gue kaget aja" ujar Dhea

"Ini masalah Ran" ujar Stevany

"Masalah apaan. Ya malah bagus dong kalau Rania sama kafka itu jadian" ujar Dhea pada Stevany

"Wajar sih wajar. Tapi heran aja masa cowo yang dulunya gak care banget sama Rania bisa nembak dia. Aneh gak sih" ujar Stevany yang masih curiga

"Iyah sih gue mikirnya juga gitu, tapi bodo amat deh yang penting gue udah jadian sama Kafka" ujar Rania semangat

"Lahh itu maunya elo. Kan lo suka banget sama tuh anak" omel Dhea kesal

"Tapi gapapa deh kan yang jalanin lo. Congrast buat lo ya ran. Jangan lupa PJ" ujar Stevany memberi selamat pada Rania

"Nah iya tuh PJ jangan lupa" ujar Dhea pada Rania

"Jatah lo bedua aman udah" ujar Rania pada kedua sahabatnya

Mereka lalu tertawa bersama dan berpelukan layaknya boneka teletabis

---------------

Kasihan rania😭

Kafka jahat banget😭😌

Next??

Typo ngomong!!!

Kafka & RaniaWhere stories live. Discover now