21. Jangan Sedih Rania

121 13 2
                                    

"Elap air matanya. Lo jelek kalau lagi nangis" ujar laki-laki itu sembari menyulurkan tisu tersebut pada Rania

Rania mengambil tisu tersebut lalu menghusap air matanya
"Makasih yah" ujar Rania

"Lo nangis pasti karna Kafka kan?" tanya laki-laki itu menebak

Rania tersenyum miris "sakit yah liat orang yang kita sayang deket banget sama cewe lain" ujar Rania dengan suara parau

Laki-laki itu tersenyum tipis "cinta emang rumit Ran. Lo gak gatau kedepannya kaya gimana" ujar cowo itu. Ia adalah Hansen, kakak kelas Rania, semua kaligus cowo yang di benci kafka. Karna Hansen adalah musuhnya kafka

"Gue sayang banget sama dia" ujar Rania dengan air mata yang masih mengalir di pipinya

"Ehh lo jangan nangis gitu ran, entar gue di kirain apa-apain lo lagi" ujar Hansen panik karna Rania menangis di hadapannya

Hansen memegang kedua pundak Rania "Ran. Lo liat gue. Liat gue ran" pinta Hansen pada Rania. Rania menatap Hansen dengan wajah sedih

"Lo gak boleh terus-terusan sedih. Gue yakin lo pasti bisa." ujar Hansen menyemangati Rania

"Hapus air matalo Rania" ujar Hansen sambil mengusap air mata Rania yang mengalir di pipi Rania. "Gue paling gasuka liat cewe nangis" ujar Hansen lembut

Hansen melepas tangannya dari pundak Rania. Rania mengusap air matanya, ia berdiri dari bangku yang ia duduki bersama Hansen

"Gue mau masuk ke kelas" ujar Rania pada Hansen

"Gue anter lo yah ke kelas lo" tawar Hansen pada rania

"Gausah gue bisa sendiri" ujar Rania menolak

"Gapapa ayok gue anter" ujar Hansen sambil menarik tangan Rania

Rania diam saja ketika Hansen menarik tangan Rania. Hansen yang sadar ketika Rania diam ia menoleh ke arah Rania lalu menoleh ke arah tangannya

"Eh iya maaf tangan gue bandel" ujar Hansen sambil nyengir

Rania tersenyum kecil. " lo jalan deluan aja biar gue ikutin dari belakang" ujar Hansen sambil mempersilahkan Rania untuk jalan deluan dan ia mengikutinya dari belakang

---------------

"Woi ka gila sumpah. Kaget gue pas Rania marah gitu" seru Reno ketika Kafka telah sampai di kelasnya

"Gimana Rania? Lo gak ngapa-ngapain dia kan ka?" tanya Jino meyankinkan Kafka

"Aman kok" jawab Kafka santai

"Gue jadi takut deh ka" ujar Reno pada Kafka

Kafka mengerutkan keningnya. "Takut kenapa lo?" tanya kafka heran pada Reno

"Gue takut lo bakal cinta banget sama Rania" ujar Reno. Kafka menjadi dia seketika Reno mengucapkan kalimat yang sejak tadi ia fikirkan

"Gue gatau kita liat aja nanti" ujarnya dingin

"Hari ini yang masuk bu Marta kan?" tanya Jino histeris

"Iya kenapa?" kafka balik bertanya

"Dia ada ngasih tugas bangsat. Gue belum siap njir" ujar Jino semakin histeris

"Ya kerjain lah goblok" ujar Reno kesal

"Lo bedua udah siap belum?" tanya jino pada Reno dan Kafka

Reno menggeleng. "Dih si goblok, kerjain woi! Lo mau emannya di hukum sama buk Marta gue mah ogah" ujar Jino

Kafka berbalik badan dan mengambil buku miliknya kemudian ia melemparkan buku tersebut ke arah Reno dan Jino

"Ribet lu bedua. Noh kerjain gue udah selesai dari kemaren" ujar Kafka kesal

"Kagak bilang kalau udah selesai deluan anjing" kesal Reno

"Tinggal nyalin aja banyak bacot lo" jawab Kafka kesal

---------

"Udah sampai di kelas gue" ujar Rania pada Hansen yang masih mengikutinya dari belakang

Hansen mengangguk. "Yaudah kalau gitu gue masuk ke kelas gue juga yah" ujar Hansen pamit pada Rania

Rania menganggup. "Yaudah kalau gitu gue masuk yah. Makasih yah Hansen" ujar Rania lalu masuk kedalam kelasnya

"Lo unik Rania" gumam Hansen pelan sambil tersenyum

"Dari mana aja lo?" tanya Dhea yang khawatir pada Rania

"Lo gak di apa-apain kan sama tuh cowo. Kalau sampek aja lo di apa-apain sama tuh anak gue sama Dhea gak bakal terima" ujar Stevany dengan wajah marah

"Gue gak papa kok guys" ujar Rania menenangkan kedua sahabatnya

"Yakin lo?" tanya Dhea yang masih tidak yakin

"Iya" jawab Rania

"Yaudah kalau lo gak papa" ujar Dhea

"Eh guys. Dahlama nih gak Hang out. Hang out yuk" ajak Stevany pada Dhea dan Rania

"Haayyuuukkk" seru Dhea kegirangan

Stevany dan Dhea melirik ke arah Rania. "Yaudah ayok" balas Rania pada Dhea dan Stevany

"Yeeyy ogeh kalau gitu nanti sore gue jemput lo satu-satu" ujar Dhea

"Pertama gue Jemput lo dulu Stevany baru si Rania" ujar Dhea lagi

"Naik apa lo jemput kita?" tanya Stevany

"Naik mobil lah Stevany goblok, gak mungkin kan naik beko" ujar Dhea kesal

"Emang bisa lo bawa mobil?" tanya Stevany tidak yakin

"Yabisa lah goblok" jawab Dhea kesal

"Yaudah deh. Awas aja nabrak" ujar Stevany pada Dhea

"Aman" ujar Dhea sambil mengacungkan jempolnya

------------

"Ran pulang sama siapa?" tanya Stevany pada Rania

"Di jemput sama papa" jawab Rania

"Oh udah bisa jemput bokap lo?" tanya Dhea

"Udah" ujar Rania

Mereka bertiga sedang berada di depan gerbang sekolah. Mereka sedang menunggu jemputan masing-masing

"Lama banget nyokap gue anjir" keluh Stevany kesal

"Sabar goblok. Mungkin kena macet. Lo kaya ga tau jalanan jakarta aja" balas Dhea sengit

"Eh, eh ,eh itu kan kafka" tunjuk Stevany ke arah parkiran sekolah

"Dia sama siapa tuh?" ujar Dhea

"Cewe lah. Gak lo liat itu rambutnya panjang" ujar Stevany kesal

"Gue tau njir tapi siapa" ujar Dhea tak mau kalah

"Siapa ran?" tanya Stevany pada Rania

Rania menggelengkan kepalanya. "Gatau" jawabnya singkat

Kafka dan cewe itu lewat di hadapan Rania, Dhea dan Stevany. Mereka terkejut ketika melihat cewe yang di bonceng oleh Kafka

"FIRA!!" ujar Dhea dan Stevany kaget

-----------------

Vote dan coment dong😌

Gimana sama part ini?

Satu kata buat kafka?😳

Kafka & RaniaWhere stories live. Discover now