32. Mencari Tahu

107 12 0
                                    

Aku terlalu bodoh karena terlalu percaya dengan kebohongan yang tidak fakta
~ Kafka Raspati ~

Kafka berjalan turun dari lantai atas kamarnya menuju lantai bawah, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman dingin dan makanan yang ada di dalam kulkas miliknya, kemudian ia berjalan kearah meja makan dan duduk disana.

"Bang kafka belum tidur?" tanya seorang anak perempuan kecil, yaitu adiknya

"Belum, zakira sayang belum tidur?" tanya kafka kepada adiknya itu

"Zakira belum bisa tidur bang. Zakira kangen sama papa sama mamah" ujar zakira dengan wajah sedih

"Abang temenin zakira tidur mau?" tanya kafka kepada adiknya

Zakira menganggukkan kepalanya, lalu ia di gendong oleh kafka. Setelah orang tuanya tiada kafka sangat menyayangi Zakira, bahkan ia tidak mau kalau adiknya itu sampai kenapa-kenapa.

Ketika hendak menaiki anak tangga langkah kafka terhenti ketika Devan oomnya memanggilnya untuk berbicara hal penting padanya. Kafka menurunkan Zakira yang sedang ia gendong.

"Kafka om mau ngomong serius sama kamu" ujar Devan pada kafka

"Zakira sayang, zakira masuk ke kamar deluan yah. Nanti bang kafka nyusul" ujar Kafka lembut pada adiknya

Zakira mengangguk, "jangan lama-lama ya abang"

"Iyah gak lama kok" ujar Kafka sambil tersenyum

Zakira pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya, lalu kafka mendekati Devan yang sedang menunggunya di ruang tamu. Suasana sangat tegang saat ini.

"Hal penting apa yang mau om sampein sama Kafka?" tanya kafka langsung tho the point

"Apakah kamu sudah jatuh cinta sama anak pembunuh itu?" tanya Devan sarkas

"Maksud om Rania?"

"Dia bukan anak pembunuh om. Kita belum tahu yang sebenarnya" ucap Kafka

"Kafka, jelas-jelas papanya itu yang telah membunuh orang tua kamu. Jadi ngapain kamu membelanya." Devan sedikit menekankan ucapannya membuat kafka sedikit terpancing emosi

"Om, kita harus tau dulu kebenarannya. Jangan ambil keputusan sendiri om" ujar kafka dengan nada beratnya

"Cepat atau lambat om akan memasukkan Hardi ke dalam penjara" ucap Devan membuat Kafka medelikkan matanya kaget

"Kafka gak akan biarin om ngelakuin itu! Kafka akan cari dulu kebenarannya, kafka gak mau gegabah kayak yang om lakuin" ujar kafka membantah

"Kenapa kamu sekarang mulai membantah perkataan om kafka? Apakah Rania yang sudah membuat kamu jadi seperti ini? Iyah kafka?" tanya Devan dengan penuh amarah

"Jangan-jangan kamu udah mulai suka sama gadis itu? Jawab kafka!" bentak Devan. Suaranya menggema di dalam rumah kafka

"Iyah! Kafka udah mulai suka sama Rania!" balas kafka dengan nada membentak

Devan mengepalkan tangannya, ia marah mendengar perkataan dari keponakannya itu.

"Secepatnya om akan penjarakan Hardi. Dan kamu, putus sama Rania!" ucap Devan dengan penuh penekanan

Kafka & RaniaWhere stories live. Discover now