23. Tragedi Laboraturium

100 12 0
                                    

Hari berganti,malam telah berganti menjadi pagi. Rania berjalan menuju kelasnya, berjalan menelusuri lorong sekolah yang masih sepi

Rania telah sampai di kelasnya, ia duduk di bangkunya, ia mengeluarkan Handphone di saku baju nya,kemudian ia memainkan handphone miliknya

Menatap layar Handphonenya  dengan tatapan sendu, ia melihat chtannya dengan kafka yang masih belum di balas oleh kafka. Khawatir bercampur sedih yang saat ia rasakan

Rania di kagetkan dengan kedatangan Dhea dan Stevany yang tiba-tiba datang di hadapannya

"Hayo lohhh lagi lamunin apaan" ujar Dhea mengejutkan Rania

"Ya pasti lamunin kafka lah. Goblok banget sih lo" omel Stevany pada Dhea

"Oh iya di otak nih anak kan cuman kafka doang yekan" ujar Dhea bercanda

"Apaan sih lo berdua ngaco mulu kerjaanya" omel Rania pada Dhea dan Stevany

Dhea dan Stevany tertawa melihat Rania yang kesal karena tingkah mereka berdua

-------------

"Gubluk!!!" teriak Jino memanggil kafka yang sedang berjalan santai di koridor sekolah

"Di geplak kafka baru tau lo" omel Reno sambil menggeplak kepala Jino

Kafka yang di teriaki Jino menoleh dan menunggu Jino dan Rio yang sedang berjalan ke arahnya

"Santai bet jalan lu kek gaada beban anjir" ujar Jino pada Kafka

"Adalah beban dia" sahut Reno

"Maksud lo?" tanya kafka bingung

"Rania kan beban hidup lo hahaha" ujar Reno sambil tertawa receh

"Receh bet sih lo" omel kafka pada Reno lalu pergi meninggalkan mereka berdua

"Yehkan badmood. Gara-gara lu sih ni" omel Jino pada Reno

"Gue mulu perasaan yang salah" gerutu Reno kesal

Reno dan Jino segera mengejar kafka yang telah pergi meninggalkan merekaberdua

--------------

Hari ini di kelas Rania sedang belajar Kimua. Semua murid di kelas X Mipa 1 telah berada di laboraturium, mereka sedang melakukan prakrek kimia. Semua murid dibagi kelompok satu kelompok terdiri dari 3 orang
Rania,Dhea,dan Stevany satu kelompok,mereka memang tidak bisa di pisahkan karna sudah lama selalu bersama-sama

"Ran, masukin yang ini nanti bakal berubah warna" ujar Dhea memberitahu Rania

"Geri! Jangan nanti bakal meledak!" teriak histeris Sely

"Brisik amat sih lu. Tenang aja gak bakal terjadi apa-apa. Ntar juga berubah warna" ujar Geri santai

Geri tetap nekat mencampurkan bahan kimia yang berbahaya. Bahan kimia tersebut sangat berbahaya karna akan menyebabkan ledakan yang dahsyat sehingga menimbulkan asap yang tebal. Asap tersebut adalah gas beracun yang sangat berbahaya bagi saluran pernafasan ataupun paru-paru

Duaaarrr!!

Bahan kimia yang di campurkan oleh Geri tersebut meledak semua siswi pada berteriak ketakutan. Semua murid yang berada di lab segera berlari keluar ruangan

Dhea dan Stevany telah berhasil keluar, namun Rania masih terjebak di dalam lab membuat Dhea dan Stevany khawatir dan panik

"Uhuk... Uhuk.. Uhuk.. Tolong.. Tolong.." teriak Rania meminta tolong

Rania terbaring lemas di bawah meja. Ia berharap ada yang akan menyelamatkannya

"Tolongin aku. Kafka aku yakin kamu bakal nyelamatin aku" ujar Rania dengan air mata yang mengalir di pipinya

Dhea berlari kearah Hansen. Ia meminta pertolongan dari Hansen agar menyelamatkan Rania

"Kak gua yakin lo orang baik. Temen gue masih ada di dalam kak. Dia ada penyakit asma. Tolongin dia kak gue gakmau dia kenapa-kenapa" ujar Dhea sambil menangis di hadapan Hansen

"Lo tunggu di sini gue bakal nolongin temen lo" ujar Hansen menenangkan Dhea lalu berlari ke dalam Ruangan Lab

Stevany yang melihat Kafka datang dengan kedua Sahabatnya dengan segera ia mendekati kafka.

"Lo dari mana aja hah! Lo liat cewe lo masih ada di dalam sana! Lo mikir gak sih. Rania punya penyakit Asma lo gak khawatir kalau Rania kenapa-kenapa. Ohiya lo lebih peduli sama Fira kan? Bukan sama Rania" ujar Stevany memarahi Kafka

"Gue baru tau. Makanya gue langsung kesini" ujar Kafka dingin

"Alesan aja lo!" balas Stevany sengit

"Mending gue nolongin cewe gue dari pada harus berhadapan sama lo yang bukan imbang gue" ujar Kafka pada Stevany

Kafka berjalan ke arah Ruangan Lab namun langkahnya tertahan oleh tangan Dhea

"Mau ngapain lo? Mau nyelamatin Rania?. Terlambat kafka Rania udah di tolong sama Hansen" ujar Dhea pada kafka

"Wahh kurang gercep lo ka" sahut Jino

"Wah parah udah di deluanin aje lo" balas Reno

"Lo itu sebenarnya pacar Rania atau pacar Fira sih? Oh atau lo hanya manfaatin Rania aja karna dia pinter ia?" ujar Stevany menyindir Kafka

"Jaga omogan lo ya. Untung lo cewe kalo cowo dah habis lo" ujar Kafka geram

------------

"Rania!! Uhuk.. Uhuk.. Uhuk.. Lo di mana Ran!" teriak Hansen memanggil Rania

Hansen terus mencari Keberadaan Rania di dalam lab. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Rania yang telah terbaring lemah di lantai. Dengan cepat ia segera membawa tubuh Rania keluar ruangab Lab dengan cara menggendongnya

Semua orang berteriak ketika Hansen berhasil menyelamatkan Rania. Dhea dan Stevany berlari mendekati Hansen yang kini telah menggendong Rania. Kafka hanya melihat Hansen dengan tatapan tidak suka

"Bawa ke UKS bapak sudah telfon dokter untuk segera memeriksa Rania"  ujar pak Bowo Guru Kimia Rania

"Baik pak" ujar Hansen dan segera berlari untuk membawa Rania ke UKS

Kafka ikut masuk ke dalam UKS untuk melihat keadaan Rania. Walaupun dia masih belum menyukai Rania tapi Rasa Khawatir di dalam hatinya membuatnya gelisah

"Lo keluar aja biar gue yang jagain Rania. Gue pacar nya" ujar Kafka pada Hansen

"Kalau lo pacar nya Rania kemana lo tadi ha?" tanya Hansen pada kafka

Kafka hanya diam ia berjalan menuju tempat tidur UKS. Ia melihat Rania yang telah terbaring lemah

"Bangun Rania. Gue khawatir sama lo" ujar Kafka sembari menghelus kepala Rania dengan lembut

Taklama kemudian Dokter datang dengan cepat Kafka berdiri dan mengizinkan dokter tersebut untuk memeriksa Rania

Dokter tersebut sangat teliti memeriksa Rania. "Sepertinya ada reaksi Kimia telah menyebar di saluran pernafasan dan di paru-paru Rania. Rania harus segera kita Rawat agar mendapatkan perawatan yang intensif" ujar Dokter itu pada Kafka

"Yasudah dok saya akan membawa Rania ke Rumah sakit" ujar Kafka pada dokter tersebut

"Baiklah kalau begitu ayok kita kerumah Sakit" uajr dokter itu pada Kafka

Kafka menggendong tubuh Rania keluar dari ruangan UKS membuat semuanya terkejut termasuk Dhea dan Stevany

"Lo mau bawa Rania kemana?" tanya Dhea pada kafka

"Dokter bilang Rania harus segera di rawat di Rumah Sakit. Zat kimia udah nyebar di saluran pernafasan dan Paru-paru Rania jadi harus segera di bawa kerumah Sakit" ujar Kafka menjelaskan

"Lo telfon orang tua Rania. Gue bawa mobil jadi lo bedua gausah khawatir" ujar Kafka pada Stevany dan Dhea

Kafka dengan cepat membawa Rania kerumah Sakit ia sangat khawatir dengan Rania. Namun ada rasa yang berbeda ketika ia dekat dengan Rania

----------

Next??

Maaf ye jarang up hehe

Kafka & RaniaWhere stories live. Discover now