Nabila mengerutkan keningnya. "Gimana apanya?"

"Udah pantes belum jadi papa muda?" Tanya Aileen membuat Nabila tertawa.

"Gila lo, ayo lanjut makan."

Selesai makan, Aileen segera membayar dan pergi bersama Nabila dari sana.

"Mau cendol gak?" Tanya Aileen.

"Abang nya cakep, Leen. Mau Abang nya aja," sahut Nabila seraya tersenyum.

"Gue siram pake cendol sebaskom mau lo?" Tanya Aileen.

Aileen pun memarkirkan motornya tak jauh dari penjual es cendol. "Dagang cendol, bang?" Tanya Aileen.

Bang Bondan selaku penjual es cendol pun menoleh. "Udah gue duga si Aileen pasti yang congornya gak pernah di filter," ujar bang Bondan.

"Yaelah, bang. Nyambat aja lo, udah mau abis juga." Ucap Aileen.

Aileen dan kelima sahabatnya sangat sering membeli es cendol buatan bang Bondan jadi wajar saja mereka cukup dekat.

"Mangkanya itu, udah mau abis gue pengen buru-buru balik."

"Mau ngapain? Ngasih makan ternak burung onta lo?"

"Mau gadoin kroto gua,"

Nabila yang mendengarnya hanya tertawa.

"Buset, cakep bener tuh cewek. Doi lo, Leen? Tumben ada yang mau,"

"Jangan sampe nih gerobak gue jungkir balikin ya, bang."

Bang Bondan pun tertawa seraya memberikan empat bungkus es cendol pada Aileen. "Bawa nih, buat lo."

"Nih duitnya." Ucap Aileen seraya menyodorkan selembar uang.

"Ambil aja,"

"Lah, gue kesini mau beli bang bukan mau minta-minta."

"Lah, ya gue ge niatnya mau ngasih lo."

Aileen tersenyum. "Makasih, bang. Gue doain semoga besok dagangan lo cepet abis," ucap Aileen seraya menadahkan kedua tangannya.

Bang Bondan pun ikut menadahkan kedua tangannya. "Aamiin,"

"Rezeki lo ngalir terus kaya air sumur pake pipa rucika,"

"Aamiin,"

"Di tambah lagi istrinya!"

"Aamiin!"

Bang Bondan pun tersadar akan doa terakhir Aileen. "Bisa di jadiin adonan cendol gue!"

Aileen tertawa. "Yaudah bang, gue balik dulu ya!"

"Ok, hati-hati lo."

Akhirnya Aileen pun pergi mengantar Nabila untuk pulang. Sesampainya di depan rumah Nabila, Nabila pun segera turun dari motor milik Aileen.

"Mampir dulu yuk?" Ajak Nabila.

Aileen menoleh seraya membuka kaca helm nya. "Hah? Tumben gue ngerasa malu ya?" Ucap Aileen.

Nabila pun terkekeh. "Biasanya malu-maluin,"

"Heh! Jangan main main!" Ucap Aileen membuat Nabila tertawa kencang.

"Gue mampir lain kali aja ya, udah sore soalnya." Ujar Aileen.

"Yaudah, lo hati-hati ya. Dan makasih buat traktiran nya."

Aileen mengangguk seraya tersenyum. "Dah, Nabila. Jangan lupa istirahat,"

"Dah, lo juga!"

Aileen pergi dari pekarangan rumah Nabila, bukannya pulang kerumah nya, Aileen malah pergi ke warung belakang sekolah.

AILEENWhere stories live. Discover now