17.

41 2 0
                                    

Mama Aileen tetap menjenguk nya setiap hari, tapi dia juga kadang memutuskan untuk pulang kerumah karena harus mengganti pakaian. Teman-teman Aileen sekaligus anggota Antranos masih setia menunggu sang ketua sadar.

Kehidupan mereka benar-benar hampa tanpa kehadiran sang ketua.
Hari yang selalu di hiasi oleh tawa kini tergantikan oleh setiap doa dan keheningan bahkan kadang kali di barengi oleh tangisan.

Jeki dan Raihan yang kadang selalu bertengkar kini mereka saling menguatkan satu sama lain. Jeki si cengeng selalu bersandar di bahu Raihan, Raihan selalu menguatkan Jeki agar tak terus menangis.

Anggota geng inti Antranos selalu berada disana, siapa lagi kalau bukan Ranu, Jeki, Dandi, Gala dan Raihan. Kadang mereka juga sering membolos untuk menemani Aileen di rumah sakit.

Mungkin jika Aileen sudah terbangun dari komanya, mereka berlima akan di marahi habis-habisan oleh Aileen.

"Galang apa kabar ya?" Gumam Jeki.

Ranu yang tengah duduk di sebelah Dandi pun menoleh. "Kemarin gue tanyain ke ibu nya, Galang pulang ko kerumah." Sahut Ranu.

"Kenapa emang dia?" Tanya Dandi.

"Biasa,"

"Lo gak cabut ke sekolah?" Tanya Raihan pada Jeki dan Ranu.

"Hari minggu, bego. Siapa yang mau ngajar? Spidol bekas?" Sahut Jeki.

"Sampe lupa hari si Raihan," ujar Gala lalu tertawa.

"Aileen betah banget tidur sih," ujar Dandi seraya menatap ke dalam ruangan Aileen.

Seketika mereka langsung terdiam mendengar ucapan Dandi, di antara mereka Dandi lah anak yang paling dingin, cuek, memiliki wajah datar, jarang bicara tapi rasa peduli nya sangat lah tinggi.

"Aileen lagi capek mangkanya dia istirahat dulu," sahut Gala.

Gala pun beranjak dari tempat duduk nya, lalu masuk kedalam ruangan Aileen.

"Hai, Leen? Apa kabar?" Sapa Gala lalu duduk di sebelah Aileen.

"Udah dua hari lo koma, kapan bangun, Leen?"

"Lo gak kangen sama Antranos?"

"Gue bosen liat Jeki nangis terus," ucap Gala terkekeh kecil.

"Lemah lo, bangun, Leen."

Tak terasa air mata pun menetes dari kedua mata Gala. "Parah, Leen. Kacau banget gak ada lo di antara kita."

"Kemaren Annara kesini, nangis dia."

"Gue gak tau dia ngomong apaan sama lo disini, tapi gue liat dia peluk lo."

"Cie, yang abis di peluk sama gebetan."

"Girang kan lo?"

"Gue gak bisa bayangin gimana merah nya muka lo kalo lo tau ini semua," kekeh Gala seraya mengusap air matanya.

"Bangun lah, Jing. Ya kali lo mau kaya gini terus? Emang lo betah sama alat-alat ini, Leen?" Tanya Gala seraya menyentuh alat bantu yang terpasang di dada Aileen.

"Kata dokter kemaren, kepala lo kena benturan keras. Gue ngeri otak lo mental, Leen."

"Otak lo masih ada gak?"

"Gue emang gak pernah ngomong ini, tapi untuk kali ini gue sayang sama lo, Leen. Gue pengen lo bangun, bangun buat kita. Bangun untuk ngejar cinta lo lagi,"

"Gue tau lo lagi berusaha mencintai sepupu gue. Tapi, Leen. Cinta gak bisa di paksa, kalo lo tetep maksain diri lo buat cinta sama Nabila sama aja lo nyakitin dia."

AILEENWhere stories live. Discover now