10.

57 6 2
                                    

Pagi nya, Aileen sudah siap memakai seragam sekolahnya.

"Berangkat bareng gak?" Tanya Aileen pada Galang yang sedang mengikat tali sepatu.

Galang pun menoleh. "Gue sama si Jono." Sahut Galang lalu pergi begitu saja.

Aileen tak ingin memaksanya, akhirnya mereka pergi sendiri-sendiri ke sekolah.

Di tempat lain, Ranu dan Jeki masih saja bertengkar karena Jeki meminta di belikan oleh-oleh dari kedua orang tua Ranu yang sedang pergi berlibur ke Bali.

"Pokonya gue pengen teh gelas yang lagi viral itu, Ran! Kan dari Bali, mumpung emak bapak lo lagi di Bali juga!" Ucap Jeki seraya bergelayutan di tangan kanan Ranu.

"Yaudah iya, nanti di bawain sama emak bapak gue."

"Tapi gue mau nya sekarang!" Ucap Jeki seraya merengek seperti anak kecil.

"Jangan ampe pala lo yang gue hantem ya, Jek! Lo pikir deh, itu kurir kirim teh yang udah jadi begitu dari Bali ke Jakarta, sampe sini udah jadi cendol tuh teh bentukannya." Jelas Ranu emosi.

"Yaudah, kalo gitu gue mau sabun." Pinta Jeki.

"Sabun apaan?" Tanya Ranu berusaha untuk sabar.

"Sabun yang glowing itu,"

"Tapi mahal, Ran, harganya sampe 200k perbatang." Sambung Jeki.

"Namanya juga skincare, ganteng. Kalo mau murah pake mama lemon bekas cuci piring emak lo aja," ucap Ranu seraya pergi meninggalkan Jeki, bisa-bisa otaknya ikut pergi juga jika bicara bersama Jeki lebih lama lagi.

Jeki yang melihat Ranu pergi pun langsung mengejarnya setengah berlari. "RAN?! LO KALO KENCING LURUS APA MIRING?" teriak Jeki mengundang gelak tawa dari setiap siswi yang mendengarnya.

"MUTER, JEKI! PUAS LO?!" Sahut Ranu membuat Jeki langsung tersungkur sambil menahan sakit perut nya karena terus tertawa.

Aileen memasuki kelasnya yang sudah ramai itu dan di sambut oleh kedua sahabatnya.

"Welcome, Aileen ganteng ku." Ucap Jeki seraya merentangkan kedua tangannya.

Aileen sedikit terkekeh ketika melihat tingkah satu sahabatnya ini. Jeki memang memiliki sifat yang selalu menghibur. Mereka bertiga benar-benar sangat melengkapi, Aileen yang pendiam, tapi pendiam pada orang yang tidak dekat dengan nya saja, pendiam tapi humoris, penyayang, bisa menjadi sosok kakak bagi Ranu dan Jeki. Ranu yang cerdas dan berprestasi, rich boy, selalu nyolot jika berbicara, dan Jeki sang sunshine.

"Ada apa? Muka nya Ranu kesel banget romannya sama lo." Tanya Aileen pada Jeki.

Jeki melirik ke arah Ranu seraya tertawa. "Tibang si Ranu, kaya emak-emak belom di belanjain sewot mulu bawaannya." Sahut Jeki.

Ranu yang sedang duduk di atas meja pun turun dan menghampiri Aileen dan Jeki. "Ya lo pikir aja, Leen. Si Jeki minta teh gelas yang di jual di Bali, suruh di kirim kesini emang ada otaknya tuh bocah? Terus pas jalan ke kelas dia nanya gue kencing miring apa lurus, udah mah ada si Ratih, pengen banget gue colok lobang idung nya dah sumpah," adu Ranu pada Aileen yang sedari tadi sudah tertawa mendengarkan ocehan Ranu.

Aileen pun menoyor kepala Jeki. "Kalo masa pdkt si Ranu sama Ratih gagal, lo bakal di terkam hidup-hidup sama si Ranu. Percaya sama gue." Ucap Aileen membuat Jeki seketika terdiam.

"Ran, maaf, Ran." Ucap nya sambil mengguncang tangan Ranu pelan.

"Awas aja lo, Jek. Abis lo sama gue,"

"Astaga! Gue hampir lupa," ucap Aileen lalu pergi keluar kelas meninggalkan kedua sahabatnya.

"Mau kemana, Leen?" Tanya Ranu.

AILEENWhere stories live. Discover now